19 April 2022

7 Alasan Anak Suka Main Game dan Dampak Buruk yang Perlu Diwaspadai Orang Tua

Jangan sampai anak lupa waktu ketika main game
7 Alasan Anak Suka Main Game dan Dampak Buruk yang Perlu Diwaspadai Orang Tua

Kita tentu sering melihat banyak anak-anak yang lebih senang bermain game dibanding belajar. Apa, ya yang jadi alasan anak suka main game sampai lupa waktu?

Entah itu game online maupun offline, alasan anak suka main game pada umumnya adalah untuk mengusir rasa bosan.

Bermain game sebenarnya tidak selalu berdampak negatif, melalui game ternyata kita juga banyak mendapatkan pelajaran yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan nyata.

Akan tetapi, yang bahaya adalah jika sudah sampai kecanduan. Karena ada banyak dampak buruk yang bisa saja dialami.

Baca Juga: 13 Aplikasi Game Penghasil Uang, Ada yang Menghasilkan Uang Kripto, Lho!

Alasan Anak Suka Main Game

Alasan Anak Suka Main Game
Foto: Alasan Anak Suka Main Game (Pexels)

Foto: Orami Photo Stock

Berikut ini adalah alasan mengapa anak suka bermain game:

1. Terasa Menyenangkan

Alasan anak suka main game yang paling utama karena bermain game dapat terasa sangat menyenangkan.

Semua orang pasti setuju dengan hal ini. Terlebih anak-anak. Siapa bilang mereka tidak mengalami rasa lelah yang sama dengan kita yang bekerja?

Tak jarang orang tua juga menambahkan les pelajaran pada anaknya yang sudah masuk masa sekolah.

Ini bisa membuat otak anak lelah. Tidak salah jika anak menganggap dunia game lebih menarik dan menyenangkan daripada dunia nyata dengan rutinitas seperti itu.

2. Dinamis dan Menantang

Alasan anak suka main game selanjutnya adalah karena game terasa lebih menantang dan dinamis.

Anak-anak yang suka bermain game biasanya suka dengan tantangan.

Tanpa disadari hal ini juga melatih kreativitasnya dalam memecahkan masalah. Semakin tinggi level permainan, maka dia akan semakin tertantang untuk dapat meyelesaikannya.

Kita tidak akan menemukan anak yang merasa sedih ketika dia gagal menyelesaikan misi dalam permainannya.

Sebaliknya, mereka akan mencoba kembali untuk menyelesaikan tantangannya.

Baca Juga: 7 Cara Mengatasi Anak Malas Belajar, Penting untuk Dilakukan Orang Tua!

3. Belajar Sesuatu Hal

Bukan hanya sekedar hiburan, bermain game ternyata juga dapat dijadikan metode belajar akan sesuatu.

Misalnya, pada permainan lawas seperti tamago-chi, anak akan belajar mengembangkan rasa afeksinya dan tanggung jawabnya.

Kemudian permainan puzzle, dapat membantu daya pikirnya dalam memecahkan masalah dan juga dapat digunakan sebagai sarana anak belajar membaca.

4. Menemukan Bakat dan Cita-cita

Anak bisa belajar banyak profesi melalui game. Inilah yang juga menjadi alasan anak suka main game.

Tak jarang ketika anak-anak beranjak dewasa mulai kesulitan menetapkan masa depannya.

Apakah dia ingin menjadi dokter? Pilot? Desainer? Atau pebalap? Melalui game, biasanya sejak kecil mereka sudah bermain peran sesuai keinginannya.

Mereka akan merasa berkuasa dalam melakukan tantangannya. Entah itu mendesain rumah, menerbangkan pesawat, atau menyetir mobil balap.

Misalnya permainan simulator balap, permainan ini dapat membantu anak untuk berkendara dengan baik dan perhitungan yang matang.

Namun begitu, perlu diingat bahwa bermain game juga ada batasanya.

Jangan sampai anak kecanduan game dan melupakan perannya di dunia nyata.

Perhatikan usia anak jika ingin mengizinkannya bermain game, pilih game yang sesuai dengan usianya.

Bermain game tidak melulu dilihat dari sisi negatif.

Secara positif, game juga membantu anak melatih daya motorik halusnya, mengembangkan imajinasinya, melatih penggunaan logika dalam pemecahan masalahnya.

Selain itu, mampu meningkatkan kemampuan bahasa asingnya dengan cara yang menyenangkan.

5. Merasa Terhubung

Alasan anak suka main game yaitu dapat membuat merasa terhubung dengan orang lain.

Selama pandemi, anak-anak memang akan menghabiskan banyak waktunya di rumah, baik itu belajar ataupun bermain.

Selain dari aplikasi chat, anak-anak juga sering kali akan memainkan game bersama teman-temannya dan berkomunikasi sambil bermain secara virtual.

Namun, sebagai orang tua, jangan sampai anak bermain game secara berlebihan.

Sebagai gantinya, Moms bisa membuat anak tetap terhubung dengan temannya melalui panggilan suara atau telepon.

Tidak lupa juga, selalu awasi anak saat menggunakan ponsel pintar yang mereka gunakan.

Baca Juga: 6 Rekomendasi Mainan untuk Anak 4 Tahun, Bikin Anak Makin Kreatif!

6. Meningkatkan Akurasi dan Cepat Mengerjakan Tugas

Siapa sangka, bermain game juga memiliki efek positif, di mana seseorang yang bermain game dapat dengan cepat menyelesaikan tugas dengan akurasi yang lebih baik.

Hal tersebut telah diuji dalam sebuah penenlitian tahun 2007 di jurnal The Archives of Surgery.

Dalam studi tersebut ditemukan bahwa dokter ahli bedah muda yang bermain game hanya memiliki kesalahan pembedahan 37% lebih sedikit, dan dapat menyelesaikan tugas 27% lebih cepat dibandingkan dengan ahli bedah yang tidak bermain game.

7. Memiliki Visual yang Menarik

Desain visual yang menarik dari game juga jadi salah satu alasan anak suka main game.

Game dilengkapi beragam fitur yang menarik sehingga anak-anak dapat dengan mudah menyukainya.

Salah satu hal yang sering kali menjadi daya pikatnya yakni desain game tersebut.

Beberapa game hadir dengan desain yang unik, keren, dan cantik sesuai dengna genre game masing-masing.

Sebagai contoh, game Mobile Legend yang diminati oleh berbagai kalangan, termasuk anak-anak.

Selain memiliki sistem bermain yang seru, Mobile Legend juga memiliki desain karakter yang keren dan bagus, yang menarik perhatian anak-anak.

Namun, meskipun game tersebut cukup seru untuk dimainkan, bahaya main game ML (Mobile Legends) tidak bisa diabaikan.

Berdasarkan penelitian pada tahun 2019 di Universitas Malikussaleh Fakultas Kedokteran, menjelaskan dampak dari anak yang bermain ML.

Bermain ML dapat menghilangkan fokus anak yang berdampak pada akademiknya dan membuat anak menarik diri dari lingkungan sosial.

Baca Juga: 6 Rekomendasi Board Game yang Bisa Dimainkan Bersama Keluarga

Dampak Buruk Game Online

Dampak Buruk Game Online
Foto: Dampak Buruk Game Online (Orami Photo Stocks)

Foto: Orami Photo Stock

Banyak orang tua khawatir tentang efek game yang seringkali memperlihatkan tindak kekerasan pada anak-anak. Namun, apakah kekhawatiran itu beralasan?

Dilansir dari Sutterhealth.org, mnengungkapkan bahwa terdapat sebuah studi kecil pada tahun 2017 yang menjelaskan bahwa tidak ditemukannya efek negatif jangka panjang pada empati anak saat bermain game dengan tema kekerasan.

Namun, menurut American Psychological Association (APA) menemukan adanya korelasi antara bermain game kekerasan dan tindakan agresi, meskipun belum ditemukan cukup bukti.

Lalu pada tahun 2018, empat negara besar, termasuk Amerika Serikat, menganalisis 24 penelitian yang melibatkan 17.000 anak dan menyimpulkan bahwa anak-anak yang bermain game kekerasan cenderung menunjukkan perilaku kekerasan, seperti berkelahi atau memukul.

Lebih lanjut pada Juni 2018, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut kecanduan game sebagai gangguan kesehatan mental.

Adapun dampak buruk dari bermain game online lainnya, yaitu:

1. Kebiasaan Tidur yang Buruk

Kurang tidur adalah fenomena umum bagi para gamer. Kebiasaan tidur yang buruk setiap hari, pada akhirnya dapat menyebabkan dampak lain pada kualitas hidup.

Bermain game secara berlebihan dapat membuat seseorang kehilangan fokus saat sekolah, melakukan pekerjaan, atau bahkan kehidupan sehari-hari.

Selain itu, dilansir dari Gamequitters.com kurang tidur juga memicu gangguan memori dan secara signifikan mengurangi kualitas hidup secara keseluruhan.

Tidur yang cukup sangat penting untuk kesehatan, dan waktunya bervariasi berdasarkan usia. Namun, para ahli menyarankan agar memiliki waktu untuk tidur sekitar 7 hingga 9 jam per hari.

Baca Juga: 13 Rekomendasi Mainan Anak Laki-Laki yang Pasti Disukainya

2. Konsentrasi yang Buruk

Bermain game online menuntut fokus dan konsentrasi, serta perhatian seseorang. Semakin Si Kecil bermain atau asyik bermain game, semakin sulit untuk berkonsentrasi pada tugas-tugas yang diberikan di sekolah atau rumah.

Kegembiraan yang diberikan dari bermain game sangat kontras dengan hari-hari biasa yang dijalani di sekolah.

Hal ini dapat menyebabkan anak-anak lebih memilih bermain game daripada hal lain, sehingga mendorong mereka menjadi malas belajar dan mengerjak tugas.

Hal ini tentunya dapat memengaruhi kecerdasan emosional mereka.

Baca Juga: 4 Rekomendasi Lagu Anak Islami yang Sangat Cocok untuk Jadi Media Pembelajaran Agama

3. Masalah Sosialisasi

Beberapa game telah menyediakan fitur untuk dapat dimainkan bersama orang lain secara virtual. Meskipun dapat menjadi sarana bersosialisasi, namun anak yang sering menghabiskan waktu bermain game dapat tidak acuh pada lingkungan sekitarnya.

Dengan hanya berfokus pada game yang anak mainkan, mereka akan seringkali mengurung diri di dalam kamar menghabiskan waktu bermain game.

Dilansir dari Parenting Firstcry, jika kebiasaan mengurung diri dan bermain game di dalam kamar terus terjadi, anak-anak tersebut akan mengalami kesulitan dalam memulai percakapan dan mudah merasa bosan bila berada di pertemuan sosial.

Akibatnya, hal tersebut akan berisiko pada masa depana anak, di mana mereka dapat mengalami gangguan penyesuaian, depresi, kecemasan, hingga stres.

4. Gangguan Kesehatan

Menghabiskan banyak waktu untuk bermain game dan jarang melakukan aktivitas fisik, dapat memicu masalah kesehatan pada anak.

Perkembangan kognitif seorang anak juga dapat terpengaruh jika mereka hanya berkutat dengan ponsel dan dan engga bersosialisasi di dunia nyata.

Menghabiskan waktu dengan berdiam diri di satu tempat dan bermain game dalam waktu yang lama dapat meningkatkan anak mengalami risiko obesitas, melemahkan otot dan persendian, membuat tangan dan jari mati rasa, dan meningkatkan risiko gangguan penglihatan.

Baca Juga: Edukasi Anak Cara Membuat Mainan Pesawat Kertas, Yuk, Moms!

5. Terpapar Hal yang Tidak Bermanfaat

Kebanyakan game yang tersedia dalam berbagai platform dapat mengandung tindak kekerasan yang berlebihan, pornografi, berisi orang-orang dengan kata-kata kotor, rasisme, dan banyak hal lainnya yang dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak.

Anak-anak yang masih polos dan belum memilki pengetahuan tentang baik dan buruk, akan dengan mudah meniru perilaku yang sama seperti yang digambarkan atau yang terdapat di dalam game.

Jika terus dibiarkan, hal ini akan berdampak pada kualitas hidup anak hingga ia dewasa nanti.

Itulah beberapa alasan anak suka main game, serta beberapa dampak negatif bila anak bermain game secara berlebihan. Jangan sampai terjadi pada Si Kecil di rumah ya, Moms!

  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/17309970/
  • https://ojs.unimal.ac.id/jpt/article/download/3627/2127
  • https://www.sutterhealth.org/health/parenting-preteens-teens/digital-safety/video-games#:~:text=The%20combination%20of%20concentration%20and,skills%20and%20fine%20motor%20coordination.
  • https://gamequitters.com/positive-effects-of-video-games/
  • https://gamequitters.com/negative-effects-of-video-games/
  • https://parenting.firstcry.com/articles/video-games-impact-on-children-the-good-and-the-bad/
  • https://www.ispcc.ie/why-kids-love-online-gaming-according-to-science/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb