24 Agustus 2022

6 Tips agar Anak Semangat Belajar, Penting untuk Penuhi Asupan Gizinya!

Asupan nutrisi yang cukup dapat bantu dukung prestasi Si Kecil
6 Tips agar Anak Semangat Belajar, Penting untuk Penuhi Asupan Gizinya!

Foto: shutterstock.com

Melihat anak semangat belajar di rumah maupun di sekolah, tentu menjadi keinginan bagi para orang tua. Ada kalanya Si Kecil memang antusias dalam belajar.

Namun, biasanya ada juga momen di mana anak kurang semangat belajar. Orang tua pasti cemas jika anak tidak punya minat tinggi terhadap belajar.

Sebelum menegur anak, ada baiknya Moms mencari tahu terlebih dulu penyebab anak kurang semangat belajar sehingga juga paham bagaimana cara mengatasinya.

Baca Juga: 8 Tahap Perkembangan Psikososial Menurut Teori Erik Erikson, Mulai dari Bayi hingga Lansia

Penyebab Anak Kurang Semangat Belajar

anak belajar 1-min
Foto: anak belajar 1-min (shutterstock.com)

Foto Anak Kurang Semangat Belajar (shutterstock.com)

Dengan mengetahui penyebab anak kurang semangat belajar, orang tua dapat mendiskusikannya dengan anak dan memotivasinya agar lebih bersemangat.

Berikut penyebab anak kurang semangat belajar:

1. Gaya Belajar Tidak Sesuai

Gaya belajar yang tidak tepat bisa membuat anak kurang semangat belajar dan menjadi tidak termotivasi di sekolah.

Orang tua perlu peka dalam melihat gaya belajar mana yang paling sesuai untuk anak.

Setiap anak unik dan memiliki cara tersendiri dalam belajar. Mengenali gaya belajar anak bisa membantu anak untuk mengerti pelajarannya dengan lebih baik.

Gaya belajar anak secara garis besar terbagi menjadi 4 jenis, yaitu visual, auditori, membaca dan menulis, serta kinestetik.

Keempat gaya belajar ini berbeda satu sama lainnya. Moms perlu menyesuaikannya dengan Si Kecil.

2. Lingkungan Tidak Mendukung

Lingkungan sekitar anak adalah salah satu faktor yang sering tidak diperhatikan oleh orang tua.

Lingkungan rumah yang positif berhubungan dengan prestasi akademik yang baik.

Sementara, lingkungan rumah yang tidak kondusif mampu membuat anak kurang semangat belajar di rumah.

Begitu juga dengan lingkungan sekolah. Lingkungan ini meliputi fasilitas sekolah yang mencukupi, guru yang baik dan memiliki kualifikasi.

Anak kurang semangat belajar tidak selalu merupakan salah dari anak. Bisa jadi, ia hanya membutuhkan perubahan di lingkungan sekitarnya.

Baca Juga: 12 Fakta Anak Perempuan, Lebih Perhatian terhadap Orang Lain dan Punya Selera yang Baik

3. Bullying

Orang tua dan pihak sekolah perlu peka dalam melihat apakah anak memiliki masalah di sekolah, seperti misalnya persoalan bullying.

Dalam jurnal International Education Studies tahun 2017, mengungkap bullying atau perundungan berdampak negatif terhadap prestasi akademik anak.

Anak kurang semangat belajar bisa menjadi salah satu indikasi bahwa anak mengalami bullying.

Orang tua perlu jeli dalam melihat kondisi anak karena bullying tidak hanya bersifat fisik dan verbal, tetapi juga bisa melalui media sosial maupun dikucilkan oleh teman-temannya.

4. Gangguan dalam Emosi

Alasan lain dari anak kurang semangat belajar mungkin dikarenakan adanya masalah pada emosi anak, seperti rasa cemas yang berlebih atau depresi.

Rasa cemas yang berlebih bisa mengganggu anak dalam mengerjakan tugas, kerja kelompok, ataupun presentasi.

Melansir Journal of School Psychology, suasana hati sangat berperan dalam konsentrasi, energi, dan motivasi anak.

Depresi menurunkan suasana hati anak dan mengganggu performa akademik anak.

Depresi biasanya ditandai dengan suasana hati yang sedih secara berkepanjangan, pemikiran, keinginan atau percobaan untuk melukai diri atau keinginan untuk melakukan bunuh diri.

5. Masalah dalam Proses Belajar

Gangguan belajar dapat membuat anak kurang semangat belajar karena kesulitan dalam menangkap atau memahami informasi yang diberikan.

Beberapa gangguan belajar yang umumnya dialami anak adalah ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) dan disleksia.

Menurut studi oleh Centers for Disease Controls and Prevention, anak ADHD ditandai dengan kesulitan anak untuk fokus, perilaku yang impulsif dan hiperaktif.

Sementara disleksia merupakan gangguan belajar yang menyebabkan anak menjadi sulit membaca.

Disleksia diakibatkan oleh ketidakmampuan anak dalam mengaitkan pelafalan dengan kata-kata, menurut penelitian oleh Mayo Clinic.

Kedua gangguan belajar ini menghalangi proses pembelajaran anak dan tentunya membuat anak kurang semangat belajar.

Penyebab anak kurang semangat belajar ternyata sangat beragam sehingga harus secara sigap dicari solusinya oleh orang tua.

Kunci anak semangat belajar adalah kepekaan, keterbukaan, dan pengertian dari orang tua untuk berbicara secara pribadi dengan anak sehingga penyebabnya bisa diketahui.

Baca Juga: Perkembangan Anak 2 Tahun, Apakah Sudah Sesuai dengan Si Kecil?

Cara yang Bisa Dilakukan Orang Tua agar Anak Semangat Belajar

orang tua menemani anak belajar
Foto: orang tua menemani anak belajar (Orami Photo Stock)

Foto Orang Tua Menemani Anak Belajar (shutterstock.com)

Anak kurang semangat belajar bisa jadi beban pikiran setiap orang tua. Pasalnya, pendidikan sangat penting untuk masa depannya kelak.

Setiap anak memiliki cara belajar masing-masing yang nyaman.

Orang tua dapat membantu anak menjadi termotivasi dengan mendampingi anak untuk mengetahui gaya belajar yang efektif untuknya.

Berikut ini cara yang bisa dilakukan orang tua agar anak semangat belajar:

1. Ikuti Bidang Minatnya

Ketika anak-anak memiliki kebebasan menggeluti bidang dan mata pelajaran yang diminati, pembelajaran akan menjadi lebih menyenangkan.

Jika Moms atau Dads ingin membuat anak semangat belajar, dukung dan dorong ia untuk mengeksplorasi topik yang disukai.

Jika dia menyukai dinosaurus, bantu dia menemukan buku dan cerita menarik tentang dinosaurus.

Kemudian tantang Si Kecil untuk menjelaskan dinosaurus favoritnya dan alasan mengapa dia memilihnya.

Dengan ini, anak akan semangat belajar untuk mengetahui lebih banyak tentang hal lain.

2. Bangun Komunikasi Dekat dengan Anak

Membangun komunikasi yang baik dengan Si Kecil menjadi salah satu cara anak semangat belajar, lho Moms!

Dorong anak untuk mengungkapkan pendapatnya tentang pengalaman yang dirasakannya saat belajar.

Ciptakan suasana terbuka di mana dia merasa nyaman untuk mengungkapkan kesukaan, ketidaksukaan, atau kekhawatirannya.

Selain itu, ajak anak komunikasi tentang kondisi di sekolah dan pelajaran yang dihadapi.

Bisa jadi anak tidak semangat belajar karena stres akibat tugas sekolah (PR) terlalu banyak.

Sebuah penelitian The Journal of Experimental Education yang menyertakan 4.300 siswa dari 10 sekolah menengah atas (SMA) di California.

Para siswa dimintai pendapat mereka seputar pekerjaan rumah yang diberikan oleh sekolahnya masing-masing.

Hasilnya, lebih dari 70 persen siswa mengatakan mereka sering atau selalu stres karena PR sekolah miliknya.

Bahkan, 56 persen siswa menyebut bahwa tugas yang diberikan sekolah untuk PR sebagai pemicu stres utama.

Saat anak menyampaikan pendapatnya, pastikan untuk mengakui perasaannya, bahkan jika orang tua tidak setuju.

Ketika anak-anak merasa opini mereka tidak penting, mereka cenderung kurang antusias dalam belajar.

Untuk menciptakan lingkungan sekolah yang baik, diperlukan kerjasama yang baik antar pihak yang bersangkutan mulai dari siswa, guru, kepala sekolah, staff hingga petugas pembersihan.

Bangunlah komunikasi yang baik dengan pihak yang terkait.

Lingkungan sekolah juga menjadi acuan penilaian kualitas sekolah, sehingga harus dijaga dengan baik.

Baca Juga: Siap Kembali Sekolah, Ini Panduan Sekolah Tatap Muka di Tengah Pandemi COVID-19

3. Bantu Anak Membangun Percaya Diri

Pelaku perundungan biasanya memilih mengganggu sasarannya karena mereka melihat anak lebih lemah.

Di sisi lain, ada pula anak-anak yang mengalami perundungan karena sesuatu dari diri mereka yang berbeda, misalnya tubuh yang gemuk, memiliki tanda lahir, atau adanya kekurangan dalam fisik.

Namun pastikan anak mama tahu bahwa setiap manusia tidak bisa dinilai dari fisiknya saja, melainkan juga dari perilaku dan tutur katanya.

Hal ini dapat membantu anak membangun kepercayaan diri dan self-love yang penting untuk menangkis intimidasi tersebut.

Jadi, bila suatu saat anak mendapat olok-olok dari temannya, ia tahu bagaimana membela diri agar mencegah tindakan ini terulang.

4. Hargai Pencapaian Sekecil Apa pun

Anak juga seperti orang dewasa. Sekecil apa pun pencapaian yang diraihnya akan membuat dirinya lebih senang jika dihargai.

Ini terutama penting bagi anak usia Sekolah Dasar yang membutuhkan penguatan positif terus-menerus agar mereka tetap termotivasi untuk belajar dan menantang diri mereka sendiri untuk berbuat lebih baik.

Sebagai orang tua bentuk apresiasi terhadap anak bisa dengan cara membelikan alat belajar baru, mainan, buku atau makanan kesukaannya.

Baca Juga: 5 Ciri-Ciri Anak Cerdas Istimewa, Si Kecil Salah Satunya?

5. Terapi

Terapi okupasi bisa membantu meningkatkan kemampuan motorik anak-anak dengan gangguan belajar sehingga mereka bisa belajar menulis dengan baik sesuai kondisinya.

Selain terapi okupasi, anak yang mengalami kesulitan untuk bicara atau merangkai kata-kata yang tepat juga bisa menjalani terapi wicara.

Selain itu pada beberapa kasus, dokter juga bisa meresepkan obat untuk meredakan depresi dan gangguan kecemasan yang bisa dirasakan oleh anak dengan kesulitan belajar.

Anak dengan gangguan belajar sekaligus ADHD, dapat memperoleh obat khusus yang bisa membantunya untuk berkonsentrasi saat di sekolah.

6. Penuhi Nutrisi Harian

Jika Moms ingin anak semangat belajar, penting juga memperhatikan asupan makanan untuk mendukung tumbuh kembang otak dan kecerdasan anak.

Masa kanak-kanak merupakan masa di mana otak mengalami pertumbuhan dengan pesat.

Perkembangan otak ini sangat dipengaruhi oleh pola makan dan asupan nutrisi yang Moms berikan.

Untuk mendukung perkembangan otak dan kemampuan kognitifnya, Moms bisa mencukupi nutrisi hariannya.

Makanan sehat seperti daging, telur, ikan, kacang-kacangan, buah, serta sayuran, akan memengaruhi kemampuan fokus Si Kecil dalam belajar.

Nah, Moms juga dapat memberikan tambahan nutrisi seimbang dari susu, seperti Indomilk Susu Bubuk yang hadir untuk kebutuhan Si Kecil.

Indomilk Susu Bubuk adalah susu pertumbuhan yang tinggi Kalsium, sumber Protein, dan Omega-3 yang dapat mendukung Si Kecil menjadi Jagoan Tinggi, Tangguh, dan Tanggap.

Susu pertumbuhan tinggi Kalsium ini berperan dalam pembentukan dan mempertahankan kepadatan tulang dan gigi, sehingga membantu anak tumbuh Jagoan Tinggi secara fisik.

Sumber protein dalam Indomilk Susu Bubuk juga dapat membantu membangun dan memperbaiki jaringan tubuh.

Dengan begitu, anak menjadi Jagoan Tangguh menghadapi setiap tantangan di sekolah.

Dilengkapi dengan Omega 3, Indomilk Susu Bubuk juga membantu perkembangan fisik dan menjaga kesehatan jantung sehingga anak selalu Jagoan Tanggap menerima serta menyerap pelajaran di sekolah.

Dengan 3 pilihan rasa, yaitu Plain Full Cream, Instant Milky, dan rasa Cokelat, Indomilk Susu Bubuk plain juga bebas gula, lho!

Ayo Moms, beri buah hati nutrisi yang baik demi mendukung perkembangan anak yang lebih optimal dengan memberikan Indomilk Susu Bubuk, agar Si Kecil dapat tumbuh jadi Jagoan Tinggi, Tangguh, Tanggap!

Moms juga bisa menemukan Indomilk Susu Bubuk dengan mudah, karena produk tersedia di supermarket, minimarket, dan e-commerce. Jangan lupa juga untuk mengikuti media sosial dari Indomilk Susu Bubuk @indomilk.susububuk dan kunjungi website http://www.tinggitangguhtanggap.com/ untuk mendapatkan informasi dan tips menarik lainnya agar anak menjadi Jagoan Tinggi, Tangguh, dan Tanggap.

(ADV)

  • https://resilienteducator.com/classroom-resources/academic-procrastination-anxiety/
  • https://www.orchidsinternationalschool.com/blog/parents-corner/kid-doesnt-want-to-study/
  • https://www.oxfordlearning.com/how-to-stay-motivated-to-study/
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/dyslexia/symptoms-causes
  • https://www.cdc.gov/ncbddd/adhd/facts.html
  • https://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1144634.pdf
  • https://www.researchgate.net/publication/49703364

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb