06 Januari 2023

Selain Hamil, Ini 6 Penyebab Telat Menstruasi yang Harus Diwaspadai

Telat menstruasi dapat disebabkan oleh beberapa faktor.
Selain Hamil, Ini 6 Penyebab Telat Menstruasi yang Harus Diwaspadai

Foto: Orami Photo Stock

Sebagian besar wanita pasti pernah mengalami telat menstruasi.

Kondisi ini kadang membuat khawatir. Wajar saja, kesuburan wanita memang dapat dinilai dari siklus menstruasi atau haid yang lancar setiap bulannya.

Namun, perlu Moms pahami bahwa siklus menstruasi normal pada wanita rata-rata setiap 28 hari, meskipun ini dapat bervariasi.

Di mana siklus yang terjadi setiap 24 hingga 35 hari masih dianggap sebagai siklus yang normal. Lamanya setiap periode menstruasi normalnya dua sampai tujuh hari.

Jadi, jangan langsung merasa panik saat mengalami telat menstruasi.

Penyebabnya memang beragam. Lantas, sebenarnya mengapa wanita bisa telat menstruasi, padahal tidak hamil? Simak ulasan berikut ini, ya!

Baca Juga: Penyebab Migrain saat Menstruasi

Mengapa Wanita Bisa Telat Menstruasi?

kalender menstruasi
Foto: kalender menstruasi (Freepik.com)

Telat menstruasi kerap terjadi hampir setiap wanita. Kehamilan bukan faktor utama penyebab telat menstruasi, lho.

Umumnya, penyebab telat menstruasi berasal dari ketidakseimbangan hormon pada tubuh, kondisi kesehatan yang berbeda-beda, dan tingkat stres yang tinggi menjadi pemicu utama.

Haid tidak teratur juga bisa terjadi pada wanita sebagai tanda menopause dini. Dalam kondisi inilah tubuh mengalami peralihan dan hormon tidak stabil.

National Health Service UK mengungkapkan, menopause umumnya terjadi antara usia 45-55 tahun, seiring penurunan kadar estrogen wanita.

Namun, sekitar 1 dari 100 wanita mengalami menopause sebelum usia 40 tahun. Ini dikenal sebagai menopause dini atau insufisiensi ovarium prematur.

Banyak wanita melakukan test pack saat telat menstruasi, namun ternyata hasilnya negatif.

Pada kasus yang lain, beberapa wanita mengalami keputihan dan nyeri payudara saat telat menstruasi.

Lantas, apakah ini normal dan faktor apa sajakah penyebab telat menstruasi?

Baca Juga: Minum Kopi saat Menstruasi, Berbahayakah?

Kenapa Telat Menstruasi, Tapi Tidak Hamil?

wanita menstruasi
Foto: wanita menstruasi (Freepik.com)

Biasanya, telat menstruasi identik dengan positif hamil. Bagi Moms yang tengah menjalani program hamil, mungkin telat menstruasi dapat menjadi momen yang menegangkan.

Namun, mengapa sudah melakukan test pack dan hasilnya negatif tetap mengalami telat menstruasi?

Tenang Moms, gejala ini dirasakan setiap wanita. Gejala mendekati siklus menstruasi memang mirip dengan gejala kehamilan.

Hal ini yang sedikit membingungkan wanita karena hormon progesteron dan estrogen sedang tinggi-tingginya.

Rasa sakit pada payudara, badan linu, kram perut, dan keputihan juga gejala menstruasi dan kehamilan.

Jika Moms telah melakukan test pack negatif dan belum haid, maka mungkin uji kehamilan masih terlalu dini.

Tubuh belum mendeteksi adanya hormon kehamilan. Jika masih ragu, boleh menunggu beberapa minggu kemudian untuk melakukan tes ulang.

Telat menstruasi, seperti yang diketahui tidak selalu kehamilan menjadi faktor utama.

Seperti yang telah diutarakan di atas, mungkin Moms sedang mengalami gejala itu salah satunya. Maka dari itu, tetap tenang dan pahami kondisi tubuh masing-masing, ya!

Mengingat hasil test pack negatif dan ternyata tidak kunjung haid, sebaiknya memeriksakan diri ke dokter spesialis kandungan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Misalnya, USG, sehingga bisa diketahui penyebab keluhan diri dan pengobatan lebih lanjut.

Baca Juga: 4 Kelainan Menstruasi yang Harus Diketahui

Penyebab Keputihan Saat Menstruasi

keputihan saat menstruasi
Foto: keputihan saat menstruasi (Orami Photo Stocks)

Wanita yang telat menstruasi, tidak sedikit juga dari mereka yang mengalami keputihan. Cairan berwarna putih ini disebut sebagai leukore. Berasal dari cairan vagina dan kadang terlihat sedikit kuning.

Pada saat inilah, hormon progesteron wanita sedang meningkat dan ini normal terjadi di setiap wanita.

Dilansir dari Sutter Health, keputihan dengan tekstur elastis, licin dan tidak berbau ini menandakan ia akan haid tidak lama lagi.

Lama-kelamaan, lendir putih ini berubah menjadi cairan berwarna cokelat dan bercak darah menandakan menstruasi.

Namun, apabila keputihan terus terjadi dan darah haid belum keluar, ada baiknya melakukan tes kehamilan.

Mungkin ini pertanda kehamilan atau kondisi kesehatan lainnya. Sebab, keputihan merupakan ciri gejala haid dan gejala kehamilan, lho!

Baca Juga: Menjelaskan Menstruasi Pada Anak Perempuan

Faktor Penyebab Telat Menstruasi

remaja menstruasi
Foto: remaja menstruasi (Freepik.com)

Pada beberapa wanita, telat menstruasi bisa terjadi karena ia sedang hamil. Namun, kehamilan bukan faktor utama penyebab telat menstruasi yang dialami wanita.

Banyak faktor lain yang memengaruhi kondisi tubuh seseorang, lho. Seperti yang diungkapkan sebelumnya, perubahan hormon hingga faktor stres yang tinggi dapat berpengaruh.

Umumnya, kondisi ini memang tidak perlu dikhawatirkan.

Setelah pubertas, banyak wanita memiliki siklus menstruasi yang teratur. Siklus biasanya bervariasi beberapa hari setiap kali.

Menurut American Academy of Family Physicians (AAFP), antara 9-14 persen wanita mengalami menstruasi tidak teratur pada periode awal mulai menstruasi dan saat fase menopause.

Maka dari itu, ada baiknya Moms menemukan pemicu telat menstruasi yang mungkin saat ini sedang dialami.

Dengan mengetahui penyebabnya, maka akan lebih mudah bagi Moms untuk mencari solusinya, bukan?

Untuk mengetahui lebih jelasnya, berikut ini beberapa faktor penyebab telat menstruasi, yaitu:

1. Stres

Stres menjadi pemicu terbesar telat menstruasi pada wanita. Hormon stres dapat memengaruhi menstruasi dan stres yang berkelanjutan dapat menyebabkan haid tertunda atau melewatkannya.

Memiliki pikiran berat saat memasuki fase menstruasi perlu dihindari agar hormon pada tubuh berjalan dengan lancar.

Kesibukan rumah tangga, pekerjaan, dan anak-anak bisa membuat Moms sulit untuk mengelola stres yang akhirnya bisa berdampak bahaya untuk kesehatan.

Hal-hal inilah yang kemudian akan memengaruhi siklus menstruasi Moms setiap bulannya.

“Siklus menstruasi dapat menjadi tidak normal karena dipengaruhi kadar kortisol atau adrenalin yang meningkat. Adapun tanda ini merupakan pengingat bagi Moms agar mampu menjaga diri sendiri,” ujar Dr. Hector O. Chapa, asisten profesor klinis kebidanan dan ginekologi di Texas.

Didukung juga dengan studi yang dilakukan oleh Journal of Clinical & Diagnostic Research, stres dapat menyebabkan penurunan berat badan dan mengganggu kondisi kesehatan seseorang, khususnya siklus menstruasi yang normal.

Untuk meredakan stres, lakukan aktivitas positif atau hobi yang membuat pikiran lebih lega. Olahraga juga menjadi alternatif pilihan dalam menenangkan pikiran.

Baca Juga: Darah Menstruasi Menggumpal, Apakah Berbahaya?

2. Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)

penyebab telat menstruasi
Foto: penyebab telat menstruasi (Freepik.com)

PCOS atau sindrom ovarium polikistik adalah kelainan hormon pada wanita yang rentan terjadi di usia reproduksi. Sindrom ini dapat menjadi salah satu faktor penyebab wanita mengalami telat menstruasi.

Dikutip dari laman Mayo Clinic, wanita yang mengalami sindrom ini biasanya sering telat menstruasi atau haid yang berkepanjangan.

Ovarium mengembangkan cairan dalam rahim dan gagal dalam melepaskan sel telur secara normal. Telur ini membentuk kista kecil di ovarium.

Kondisi ini juga dapat menyebabkan kemandulan, tapi kabar baiknya penyakit ini dapat diobati.

Selain telat menstruasi, ada beberapa gejala PCOS yang perlu diperhatikan. Di antaranya, seperti pertumbuhan rambut yang berlebih pada wajah, munculnya jerawat pada wajah hingga punggung, penipisan rambut, kulit menggelap pada beberapa area tubuh.

Jika Moms mengalami telat menstruasi dalam waktu yang lama, maka dibarengi dengan gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter. Tujuannya agar PCOS bisa segera terdiagnosis.

Diagnosis dan pengobatan dini diiringi dengan penurunan berat badan dapat mengurangi risiko komplikasi jangka panjang, seperti diabetes dan penyakit jantung.

3. Berat Badan Tidak Stabil

Faktor berat badan yang tidak stabil juga dapat menjadi penyebab telat menstruasi.

Baik penurunan atau kenaikan berat badan yang terjadi dalam waktu yang singkat dapat menjadi pemicu wanita mengalami telat menstruasi.

Perubahan berat dalam tubuh seseorang memengaruhi siklus haid setiap bulannya.

Wanita yang mengalami gangguan makan, seperti anoreksia nervosa atau bulimia, juga berisiko tinggi mengalami telat menstruasi.

Jika berat badan 10 persen di bawah rata-rata normal, ini dapat mengganggu fungsi tubuh dan ovulasi.

Penambahan berat badan tidak terkontrol atau obesitas juga menyebabkan perubahan hormonal. Maka dari itu, olahraga dianjurkan setiap orang agar berat badan dapat terjaga dengan baik.

Lakukan olahraga yang konsisten dan rutin setiap harinya. Dikutip dari National Institutes of Arthritis and Musculos Skin Disease, target optimal berolahraga adalah setidaknya 30 menit aktivitas fisik setiap hari.

Pilih jenis olahraga yang Moms sukai agar lebih nyaman dan semangat untuk melakukannya.

Selain itu, tetap imbangi juga dengan nutrisi dan pola makan yang sehat setiap harinya, ya, Moms!

4. Gangguan Hormon Tiroid

gangguan hormon tiroid
Foto: gangguan hormon tiroid (Freepik.com)

Gangguan pada kelenjar tiroid akan mempengaruhi siklus menstruasi. Tiroid adalah kelenjar yang menghasilkan hormon untuk mengontrol metabolisme tubuh.

Kurangnya hormon menyebabkan banyak masalah lain termasuk terlambat haid.

Gejala seperti keterlambatan menstruasi, perubahan frekuensi dan aliran menstruasi tidak lancar dan tidak adanya menstruasi semua bisa karena masalah tiroid.

Baca Juga: Pentingnya Menjaga Kebersihan Vagina Selama Menstruasi

5. Kontrasepsi Hormonal

Faktor penyebab telat menstruasi lainnya bisa terjadi karena alat kontrasepsi hormonal. Mengonsumsi pil KB dapat memengaruhi hormon estrogen dan progestin pada wanita.

Diperlukan waktu hingga enam bulan agar siklus haid kembali konsisten setelah menghentikan penggunaan pil.

Jenis kontrasepsi lain seperti implan, tubektomi dan Intrauterine System (IUS) yang ditanamkan atau disuntikkan juga dapat menyebabkan menstruasi terlewat.

6. Penyakit Kronis

kadar gula darah
Foto: kadar gula darah (Orami Photo Stocks)

Adakah pengaruh penyakit kronis dengan telat menstruasi? Ternyata, keduanya saling berkaitan, Moms.

Penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit lainnya dapat memengaruhi siklus menstruasi wanita.

Perubahan gula darah terkait dengan perubahan hormonal, meskipun tidak terjadi setiap orang, diabetes yang tidak terkontrol dapat menyebabkan telat menstruasi.

Menurut studi Diatribe Learn, wanita dengan kadar gula tinggi berisiko mengalami kelainan siklus haid dan telat menstruasi yang disebut sebagai anovulasi.

Anovulasi adalah di mana ovarium tidak menghasilkan sel telur.

“Jika seseorang mengalami diabetes, siklus haid dapat terganggu. Seperti telat menstruasi, mengalami pendarahan hebat, atau melewatkannya sama sekali dan ini perlu penyelidikan lebih lanjut ke ahli kesehatan,” ungkap Dr. Jungheim profesor kebidanan dan ginekologi di Fakultas Kedokteran Universitas Northwestern Feinberg.

Siklus haid tidak teratur juga dapat memengaruhi kesuburan wanita dan kehamilan. Itulah beberapa faktor penyebab telat menstruasi yang dapat dipahami.

Apabila Moms mengalami keluhan telat menstruasi yang tidak kunjung dapat diatasi, maka jangan ragu untuk Moms cek ke dokter sejak dini.

Hal ini untuk mencegah terjadinya berbagai kondisi yang mungkin saja akan memburuk.

  • https://diatribe.org/womens-health-diabetes-and-periods
  • http://www.pamf.org/teen/health/femalehealth/discharge.html
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/pcos/symptoms-causes/syc-20353439
  • https://www.bones.nih.gov/health-info/bone/bone-health/exercise/exercise-your-bone-health
  • https://www.pennmedicine.org/updates/blogs/womens-health/2020/november/irregular-periods-why-is-my-period-late
  • https://www.nhs.uk/conditions/menopause/#:~:text=The%20menopause%20is%20a%20natural,before%2040%20years%20of%20age.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb