04 Oktober 2023

Disentri pada Bayi: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Disentri amoeba dan shigellosis biasanya disebabkan dari sanitasi yang buruk
Disentri pada Bayi: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Menjaga kesehatan Si Kecil adalah hal yang sudah pasti Moms lakukan. Tetapi, dalam beberapa kesempatan, bayi mungkin mengalami masalah kesehatan yang mengganggu, salah satunya disentri pada bayi.

Mengutip National Health Service, disentri adalah infeksi pada usus yang menyebabkan diare yang disertai dengan darah, nanah, dan biasanya juga diiringi dengan sakit perut.

Meskipun mayoritas pengidapnya adalah balita, bayi merupakan yang cukup berisiko karena kondisi kekebalan tubuhnya yang belum matang.

Cari tahu lebih lanjut mengenai hal-hal penting terkait disentri pada bayi berikut ini ya, Moms.

Baca Juga: 9 Obat Sakit Perut Bayi Alami yang Perlu Moms Tahu!

Penyebab Disentri pada Bayi

Penyebab Disentri pada Bayi
Foto: Penyebab Disentri pada Bayi (Orami Photo Stock)

Ada hal-hal yang bisa menjadi penyebab disentri pada bayi.

Kebanyakan orang mengalami disentri bakterial atau disentri amuba. Tergantung dari jenisnya, penyebabnya pun juga bisa berbeda.

Berikut ini yang bisa menjadi penyebabnya.

1. Infeksi Bakteri

Disentri bakteri disebabkan oleh infeksi bakteri dari Shigella, Campylobacter, Salmonella, atau E. coli enterohemorrhagic.

Diare dari Shigella juga dikenal sebagai shigellosis.

Shigellosis adalah jenis disentri yang paling umum, dengan sekitar 500.000 kasus didiagnosis di Amerika Serikat setiap tahun, mengutip Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

2. Amoeba

Sementara itu, sesuai namanya, disentri amoeba disebabkan oleh parasit bersel tunggal yang menginfeksi usus. Ini juga dikenal sebagai amebiasis.

Disentri amoeba lebih jarang terjadi di negara maju. Biasanya ditemukan di daerah tropis yang memiliki kondisi sanitasi yang buruk.

3. Sanitasi yang Buruk dan Lingkungan yang Terkontaminasi

Disentri amoeba dan shigellosis biasanya dihasilkan dari sanitasi yang buruk.

Ini mengacu pada lingkungan di mana orang-orang yang tidak memiliki disentri bersentuhan dengan kotoran dari orang-orang yang sudah menderita disentri.

Kontak yang dimaksud di sini dapat melalui makanan yang terkontaminasi, air yang terkontaminasi, serta praktik cuci tangan yang buruk oleh orang yang terinfeksi.

Selain itu, bisa juga karena berenang di air yang terkontaminasi, seperti danau atau kolam renang, serta melakukan kontak fisik pada orang yang terinfeksi.

Anak-anak paling berisiko mengalami shigellosis, tetapi siapa saja bisa mengalami disentri pada usia berapa pun.

Shigellosis kebanyakan menyebar di antara orang-orang yang berhubungan dekat dengan orang yang terinfeksi.

Disentri amoeba terutama menyebar melalui makanan yang terkontaminasi atau minum air yang terkontaminasi di daerah tropis yang memiliki sanitasi buruk.

Baca Juga: Apa Perbedaan Diare dan Disentri?

Jenis dan Gejala Disentri pada Bayi

Jenis Disentri pada Bayi
Foto: Jenis Disentri pada Bayi (Todaysparent.com)

Seperti yang sudah diketahui, ada 2 jenis utama dari penyakit disentri pada bayi.

Tidak hanya berbeda dari penyebabnya, gejalanya pun juga bisa sedikit berbeda.

1. Disentri Bakteri

Disentri bakteri atau shigellosis yang disebabkan oleh bakteri shigella, adalah jenis disentri yang paling umum.

Biasanya disentri bakteri mulai muncul 1–7 hari setelah terjadinya infeksi.Gejala umum yang muncul merupakan sakit perut ringan dan diare berdarah.

Gejala-gejala bayi disentri bakteri ini berlangsung selama 3–7 hari dan kebanyakan kasus tidak perlu mengunjungi dokter umum.

Biasanya muncul diare hebat diawal, lalu perlahan berkurang dan terkadang menyakitkan.

Dalam kasus yang lebih parah, gejalanya dapat termasuk:

  • BAB bayi berlendir berair, dan berdarah (diare parah).
  • Mual dan muntah, nyeri perut yang parah, kram perut.
  • Suhu badan tinggi (demam) sekitar 38 derajat Celcius atau lebih.

2. Disentri Amuba

Disentri amuba ini disebabkan oleh amuba (parasit bersel tunggal) yang disebut Entamoeba histolytica, yang banyak ditemukan di daerah tropis.

Jenis disentri ini biasanya ditemukan di luar negeri. Dalam beberapa kasus, disentri pada bayi yang disebabkan amuba ini tidak menyebabkan gejala apa pun.

Namun, orang yang terinfeksi akan mendapati kista di dalam tinjanya saat buang air besar, dan dapat menginfeksi sekelilingnya.

Gejala disentri pada bayi ini biasanya dapat muncul 10 hari setelah terinfeksi.

Gejala disentri amuba sendiri dapat meliputi:

  • Diare berair, yang biasanya mengandung darah, lendir atau nanah.
  • Mual dan muntah serta sakit perut.
  • Demam dan menggigil.
  • Pendarahan dari rektum.
  • Kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan.

Gejala-gejala disentri amuba biasanya berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu.

Namun, tanpa pengobatan, bahkan jika gejalanya hilang, amuba dapat terus hidup di dalam usus selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

Ini berarti bahwa infeksi masih dapat ditularkan kepada orang lain dan bahwa diare juga masih dapat kembali.

Baca Juga: 3 Pertolongan Pertama Disentri pada Ibu Hamil

Mengutip Healthline, bila Si Kecil mengalami gejala disentri, segera temui dokter.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb