02 Maret 2020

Bayi Moms Pucat? Hati-Hati Terkena Anemia Defisiensi Besi!

Anemia defisiensi besi bisa pengaruhi tumbuh kembang bayi
Bayi Moms Pucat? Hati-Hati Terkena Anemia Defisiensi Besi!

Apakah buah hati tercinta terlihat pucat? Moms perlu waspada karena hal tersebut bisa jadi tanda anemia defisiensi besi. Bagaimana bisa anemia defisiensi besi terjadi pada bayi dan balita? Simak penjelasan yang sudah dirangkum sesuai penjelasan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) seperti di bawah ini.

Baca Juga: Anemia Aplastik Pada Bayi, Bagaimana Gejala dan Pengobatannya?

Anemia Defisiensi Besi, Kekurangan Besi Sebagai Pembentuk Sel Darah Merah

Pelajari 4 Pertanyaan Seputar Anemia pada Bayi -4.jpg
Foto: Pelajari 4 Pertanyaan Seputar Anemia pada Bayi -4.jpg

Anemia Defisiensi Besi disebabkan oleh kurangnya produksi sel darah merah (eritrosit) akibat kurangnya zat besi yang merupakan bahan baku dalam proses pembentukan sel darah merah. Zat besi merupakan mikronutrien yang sangat dibutuhkan, bukan hanya dalam pembentukan sel darah merah, namun juga berperan penting dalam imunitas atau kekebalan tubuh, mielinisasi otak, hingga proses metabolisme.

Sebagian zat besi yang terdapat dalam tubuh dimanfaatkan dalam pembentukan sel darah merah yang sangat berguna untuk membawa oksigen serta mengalirkan zat-zat makanan ke seluruh tubuh. Oleh karena itu, ketika kadar zat besi yang ada dalam tubuh tidak mencukupi, maka secara bertahap akan terjadi penurunan kadar Hb.

Cadangan zat besi yang ada dalam tubuh tersimpan di dalam hati. Cadangan tersebut perlahan digunakan oleh tubuh ketika kekurangan zat besi. Tahap ini disebut sebagai deplesi zat besi, dimana zat besi yang beredar ke seluruh tubuh sudah mulai berkurang serta lambat laun terjadi penurunan kadar Hb akibat jumlah zat besi yang tidak cukup untuk membentuk sel darah merah.

Baca Juga: Anemia pada Bayi, Ini Gejala, Cara Mencegah, dan Jenis Tesnya

Mengapa Bayi Bisa Sampai Terkena Anemia Defisiensi Besi?

Anemia pada Bayi, Ini Gejala, Cara Mencegah, dan Jenis Tesnya.jpg
Foto: Anemia pada Bayi, Ini Gejala, Cara Mencegah, dan Jenis Tesnya.jpg

Bayi adalah kelompok populasi yang memang sangat rentan terhadap defisiensi zat besi. Hal ini bisa terjadi karena pada masa bayi terjadi proses pertumbuhan sangat cepat yang memerlukan adanya asupan nutrisi yang cukup, termasuk salah satunya adalah zat besi. Pada bayi yang lahir cukup bulan, cadangan zat besi yang berasal dari ibu akan habis dalam kurun waktu empat bulan. Akan tetapi, bayi yang lahir kurang bulan, cadangan zat besi yang dimilikinya sudah habis hanya dalam kurun waktu dua bulan. Karena itu, sangat penting memberikan asupan nutrisi kaya zat besi setelah Si Kecil mulai mengenal makanan padat. Bukan hanya itu, selama masa-masa kehamilan, Moms juga penting memperhatikan kecukupan zat besi karena sangat berpengaruh pada zat besi bayi yang dilahirkan.

Beberapa makanan dengan kadar zat besi tinggi yang baik dikonsumsi ibu hamil antara lain daging merah, hati ayam/sapi, dan protein hewani lainnya. Bisa juga didapatkan dari tablet penambah zat besi yang biasanya diberikan oleh dokter kandungan.

Defisiensi zat besi yang terjadi pada masa bayi perlu segera ditangani, mengingat hal ini bisa berdampak pada tumbuh kembang bayi. Sangat penting mengenali risiko defisiensi zat besi sejak awal seperti riwayat anemia selama masa kehamilan, bayi lahir kurang bulan, atau bahkan asupan nutrisi dengan kadar zat besi rendah, terutama setelah si kecil sudah mendapatkan makanan padat/MPASI.

Baca Juga: Anemia pada Bayi, Mungkinkah Menyerang?

Jika Moms curiga si kecil mengalami defisiensi zat besi karena terlihat pucat, Moms harus segera berkonsultasi dengan dokter atau dokter spesialis anak guna memastikan apakah buah hati tercinta perlu mendapatkan suplemen zat besi.

Bagi Moms yang sedang dalam masa kehamilan, sudah mengonsumsi makanan dengan zat besi tinggi apa saja hari ini? Jangan sampai asupan zat besi untuk Moms dan calon buah hati tercinta kurang mencukupi, ya.

Bila Moms masih memerlukan informasi tambahan seputar anemia difisiensi besi pada anak, Moms bisa bergabung mengikuti Kuliah WhatsApp (KulWAP) dengan expert di WhatsApp Group Orami Moms Community.

Selain mengikuti KulWAP, di WhatsApp Group Orami Moms Community, Moms bisa berkonsultasi dengan para ahli, seperti psikolog, dokter kandungan, dokter anak, konselor laktasi, konselor pernikahan, dan lain sebagainya.

orami wag
Foto: orami wag

Moms juga bisa saling bertukar cerita dengan ibu-ibu lainnya, lho! Jadi Moms akan mendapatkan banyak teman, sekaligus informasi baru.

Moms bisa langsung add WhatsApp di nomor 0811-8852-250 atau klik link ini untuk informasi lebih lanjut.

Yuk gabung WhatsApp Group Orami Moms Community untuk mendapatkan berbagai keuntungan!

(RGW)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb