08 Maret 2021

Melahirkan Bayi Prematur? Ketahui Gejala, Penyebab, dan Cara Merawatnya

Pertumbuhan bayi prematur bisa normal dan tak memiliki masalah medis berat saat dewasa
Melahirkan Bayi Prematur? Ketahui Gejala, Penyebab, dan Cara Merawatnya

Kelahiran bayi dalam waktu normal terjadi pada minggu ke 40. Bayi yang lahir sebelum minggu ke-37 dikenal sebagai bayi prematur.

Bayi yang sangat prematur berisiko lebih tinggi mengalami masalah perkembangan. Dimungkinkan bagi bayi yang lahir pada usia 23 hingga 24 minggu untuk bisa bertahan hidup, tetapi berisiko.

Memiliki bayi yang lahir lebih cepat biasanya memiliki tantangan tersendiri.

Selain harus lebih ekstra saat memberikan perawatan sejak bayi, sangat memerhatikan asupannya, dan biasanya banyak Moms yang mengkhawatirkan pertumbuhan bayi yang prematur.

Namun, Moms tidak perlu khawatir. Sebab, penelitian terbaru menunjukkan bahwa pertumbuhan bayi prematur akan berjalan normal. Karena banyak bayi yang lahir lebih cepat tumbuh dewasa tanpa memiliki penyakit yang berat.

"Kelahiran prematur selalu dikaitkan dengan risiko kesehatan jangka panjang. Seperti gangguan jantung, paru-paru, neurologis dan mental," kata ketua penulis penelitian Dr. Casey Crump, yang juga wakil ketua penelitian di Departemen Kedokteran Keluarga dan Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kedokteran Icahn di Mount Sinai di New York City.

Baca Juga: 3 Komplikasi Kesehatan Bayi Prematur, Waspada!

Gejala Bayi Prematur

gejala bayi prematur
Foto: gejala bayi prematur (Orami Photo Stocks)

Foto: Orami Photo Stock

Mengutip Stanford Children's Health, gejala bayi prematur mungkin menunjukkan gejala yang sedikit berbeda.

Tentunya, yang paling tampak adalah ukuran bayi yang kecil, seringkali bayi prematur memiliki berat sekitar 2,26 kg atau bahkan jauh lebih sedikit.

Selain itu, bayi yang lahir terlalu cepat memiliki kulit yang tipis, berkilau, merah muda, atau merah. Moms mungkin dapat melihat pembuluh darah melalui kulit. Lemak di tubuhnya juga sedikit.

Rambut di kulit kepalanya sedikit, tetapi bayi mungkin memiliki banyak rambut tubuh yang lembut (lanugo), ia juga memiliki tangisan yang lemah, dan nada yang rendah.

Selain itu, gejala bayi prematur juga termasuk alat kelamin pria dan wanita yang berukuran kecil dan belum berkembang sepenuhnya.

Gejala ini mungkin terlihat seperti kondisi kesehatan lainnya. Pastikan Si Kecil mengunjungi dokter untuk diagnosis lengkapnya.

Jangan khawatir, pada waktunya nanti bayi tersebut akan mulai terlihat seperti bayi baru lahir. Karena tidak memiliki lemak pelindung, bayi yang lahir lebih cepat akan kedinginan pada suhu kamar normal.

Berkat kemajuan medis, bayi yang lahir setelah kehamilan 28 minggu dan punya berat lebih 1 kg punya peluang penuh untuk bertahan hidup.

Biasanya bayi yang dilahirkan secara prematur akan ditempatkan di inkubator atau di bawah alat pemanas khusus yang disebut penghangat radiasi. Di sini suhunya bisa disesuaikan agar Si Kecil tetap hangat.

Sebelum mengetahui penyebab lahir yang lahir lebih cepat dari biasanya, yuk ketahui apa tanda yang akan dihadapi ibu hamil jika anaknya akan terlahir prematur

Tanda Ibu Hamil Akan Lahirkan Bayi Prematur

inkubator bayi prematur.jpg
Foto: inkubator bayi prematur.jpg (verywellfamily.com)

Foto: Orami Photo Stock

Membahas mengenai hal ini, dr. Yuslam Edi Fidianto, Sp.OG, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, RS Pondok Indah – Pondok Indah, menjelaskan bahwa ada beberapa gejala yang dimiliki oleh hamil ketika anaknya akan lahir dalam kondisi lebih cepat dari waktu normal.

Berikut ini gejala ibu hamil yang berisiko melahirkan bayi prematur:

  • Nyeri punggung bagian bawah
  • Kontraksi setiap 10 menit
  • Kram perut bagian bawah
  • Perdarahan vagina
  • Keluar cairan dan lendir dari vagina yang semakin banyak
  • Tekanan di bagian panggul dan vagina
  • Batasan usia prematur pada umur kehamilan lebih dari 20 minggu sampai 27 minggu

Faktor risiko ibu hamil yang memungkinkan mengalami persalinan prematur antara lain: menderita penyakit tertentu, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, preeklamsia, penyakit jantung, penyakit ginjal, infeksi saluran kemih, dan penyakit menular seksual.

Baca Juga: Berisiko Tinggi, Begini Gejala Dini Cerebral Palsy pada Bayi Prematur

Penyebab Bayi Lahir Lebih Cepat dari Waktu Normal

penyebab bayi prematur
Foto: penyebab bayi prematur

Foto: Orami Photo Stock

Mengutip Mayo Clinic, seringkali penyebab spesifik kelahiran bayi prematur tidak jelas. Namun, ada faktor-faktor risiko kelahiran prematur yang diketahui.

Beberapanya seperti pernah melahirkan prematur sebelumnya, kehamilan kembar dua atau tiga, jarak kehamilan kurang dari enam bulan, Masalah dengan uterus, serviks atau plasenta, dan merokok.

Selain itu, penyebab bayi prematur bisa juga terjadi karena infeksi terutama cairan ketuban dan saluran genital bawah, mengalami kondisi kronis (tekanan darah tinggi dan diabetes), kurus atau kelebihan berat badan sebelum kehamilan, mengalami keguguran atau aborsi, dan cedera fisik atau trauma.

Melansir Medline Plus, faktor lain yang meningkatkan risiko persalinan prematur dan kelahiran prematur meliputi usia ibu yang lebih muda dari 16 atau lebih dari 35 tahun, merupakan orang Afrika-Amerika, kurangnya perawatan pranatal, dan status sosial ekonomi rendah.

Dalam studi Journal of American Medical Association yang melibatkan lebih dari 2,5 juta bayi yang lahir prematur, diketahui bahwa lebih dari setengah jumlah bayi tersebut tidak memiliki masalah medis yang berat saat dewasa.

"Temuan ini penting bagi sebagian banyak orang yang lahir prematur, karena mereka menunjukkan bahwa sebagian besar dapat menjalani hidup yang sehat dan tangguh dengan fungsi keseluruhan tubuh yang baik saat dewasa," kata dr. Casey.

Para peneliti melihat kesehatan anak-anak ketika mereka berusia antara 18 dan 43 tahun.

Beberapa kondisi yang dicari para peneliti saat dewasa adalah asma, tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit ginjal, kondisi mental, cerebral palsy, dan epilepsi, dan hasilnya tidak terjadi secara signifikan.

Deborah Campbell, direktur neonatologi di Children's Hospital di Montefiore di New York City mengatakan, temuan penelitian adalah pengembangan dari berbagai penelitian sebelumnya.

"Secara umum, sebagian besar individu yang lahir prematur tidak akan terkena dampak parah atau cacat. Secara keseluruhan, sebagian besar akan berfungsi dan memberikan kontribusi saat dewasa," kata Deborah.

Lebih dalam, dr. Yuslam Edi Fidianto, Sp.OG pun menjelaskan mengenai penyebab bayi bisa lahir prematur.

Penyebab bayi lahir prematur:

  • Infeksi, misalnya dari penyakit menular seksual (klamidia, gonore, trikomonasis), infeksi saluran kemih (ISK), dan infeksi rahim
  • Penyakit/kondisi tertentu seperti memiliki penyakit diabetes melitus, anemia, gagal ginjal, dan hipertensi
  • Kondisi plasenta (plasenta previa dan solusio plasenta)
  • Gaya hidup yang buruk seperti merokok saat hamil, kurang nutrisi, mengonsumsi alkohol/obat-obatan terlarang
  • Faktor lain seperti usia saat hamil di bawah umur 17 tahun atau di atas usia 35 tahun, kehamilan kembar/lebih dari satu, jarak melahirkan dengan anak sebelumnya kurang dari 6 bulan, kehamilan melalui bayi tabung, pernah mengalami keguguran beberapa kali, dan hamil dengan IUD (alat kontrasepsi dalam rahim)

Cara Mencegah Bayi Prematur

mencegah bayi prematur
Foto: mencegah bayi prematur (freepik.com)

Foto: Orami Photo Stock

Kelahiran bayi prematur bisa dicegah. Meski demikian, Moms pun harus menjaga diri dan turut memeriksakan diri ke dokter agak kondisi janin tetap sehat.

Berikut tips dari dr. Yuslam Edi Fidianto, Sp.OG untuk mencegah kelahiran bayi dalam kondisi prematur.

Cara mencegah bayi lahir prematur;

  • Minimalkan stres dan perhatikan jarak kehamilan
  • Kelola penyakit kronis dan cegah infeksi
  • Olahraga dan konsultasi rutin ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan
  • Tindakan medis seperti suplemen progesteron, penjahitan leher rahim (serklase serviks)
  • Menerapkan gaya hidup sehat
  • Mengontrol berat badan dan hindari aktivitas berat

Baca Juga: Benarkah Menyusui Bayi Prematur Harus Lebih Sering?

Cara Merawat Bayi Prematur

Moms tentu akan berbahagia ketika Si Kecil sudah bisa dibawa pulang ke rumah.

Tetapi cara merawat bayi prematur pun juga perlu lebih berhati-hati karena sistem kekebalannya yang masih belum matang.

Pastikan membawa pulang Si Kecil saat kondisi kesehatannya sudah sesuai dengan anjuran dokter.

Biasanya bayi yang lahir lebih cepat baru boleh pulang saat berat badannya sudah di atas 1,8 kg dengan catatan kondisi kesehatannya membaik.

1. Batasi Kunjungan

merawat bayi prematur dengan benar
Foto: merawat bayi prematur dengan benar

Foto: Orami Photo Stock

Tanyakan kepada dokter sebelum Si Kecil pulang ke rumah agar Moms bisa merawat bayi yang lahir lebih cepat dengan benar.

Selain itu, kunjungan ke luar rumah harus dibatasi ya Moms, kecuali melakukan kontrol rutin atau menjemur bayi.

Hal ini untuk mencegah Si Kecil terkena infeksi virus, apalagi kekebalan tubuhnya juga lebih lemah.

2. Jaga Suhu Ruangan

Setelah Si Kecil di rumah pastikan kamar bayi memiliki ventilasi yang baik, sehingga ia pun nyaman.

Sebagai cara merawat bayi yang lahir dalam kondisi prematur di rumah, suhu ruangan harus selalu hangat.

Jika Moms menggunakan pendingin ruangan atau AC maka pastikan suhu udaranya tidak di bawah 26 derajat Celcius.

3. Hindari Tempat Umum

cara merawat bayi prematur di rumah - waktu tidur.jpg
Foto: cara merawat bayi prematur di rumah - waktu tidur.jpg (Whattoexpect.com)

Foto: Orami Photo Stock

Dilansir dari laman Kids Health, pada umumnya dokter merekomendasikan untuk tidak mengunjungi tempat umum dengan bayi yang lahir prematur.

Untuk cara merawat bayi yang lahir dalam kondisi prematur, Moms bisa membatasi pengunjung yang datang ke rumah.

Siapa pun yang sakit tidak boleh mengunjungi, tidak ada yang merokok di rumah, dan semua pengunjung harus mencuci tangan sebelum menyentuh bayi.

Konsultasikan dengan dokter mengenai beberapa kunjungan keluarga apakah mungkin perlu ditunda agar sistem kekebalan tubuh si kecil tumbuh lebih kuat.

Baca Juga: Perhatian Ekstra untuk Stimulasi Tumbuh Kembang Bayi Prematur

4. Tidak Sembarangan Pakai Pelembap

Katherine McMakin-Scoleri, Ahli Kesehatan & Kebugaran, menjelaskan tips untuk memilih pelembap untuk kulit kering bayi.

Ia menyarankan untuk berhati-hati bila hendak menggunakan pelembap dari bahan alami.

"Anda harus ekstra hati-hati bahkan dengan bahan-bahan alami, terutama jika bayi Anda memiliki kondisi kulit eksim atau alergi terhadap kacang atau bahan lainnya," terangnya, mengutip TheTot.

Jika kulit bayi yang lahir prematur kering jangan gunakan produk pelembap apa pun tanpa meminta rekomendasi dari dokter sebagai cara merawat bayi prematur.

Moms pun bisa secara bertahap menggunakan tisu bayi dengan kandungan yang lembut saat kulitnya mulai kuat seiring perkembangannya dari bulan ke bulan.pap

5. Tak Perlu Sering Memandikan Bayi

bayi tidak perlu dimandikan setiap hari 2.jpg
Foto: bayi tidak perlu dimandikan setiap hari 2.jpg (Orami Photo Stocks)

Foto: Orami Photo Stock

Dalam hal memandikan perhatikan juga kondisi kulit bayi.

Tapi tak hanya berlaku untuk bayi yang lahir dalam kondisi prematur, bayi baru lahir memang tidak perlu dimandikan setiap hari karena untuk menjaga kelembapan kulitnya.

Moms hanya perlu rajin mengganti popoknya dengan air hangat dan kapas, kita bisa mengganti kegiatan mandi dengan menyekanya menggunakan lap dan air hangat sebagai cara merawat bayi yang terlahir prematur.

6. Posisi Tidur Terlentang

Sleep apnea, yaitu kondisi ketika bayi berhenti bernapas selama 20 detik atau lebih, adalah kondisi umum pada bayi yang prematur.

Tony Debra Yanowitz, MD, seorang neonatologist di Rumah Sakit Magee-Womens dari University of Pittsburgh Medical Center, mengatakan bahwa bayi yang dirawat di NICU diposisikan telungkup untuk membantu mengembangkan paru-paru bayi dan mengurangi sleep apnea.

Hal ini aman karena bayi berada dalam pengawasan tim medis di rumah sakit. Namun, tidak disarankan Moms lakukan sendiri di rumah karena berisiko mengalami sindrom bayi mati mendadak (SIDS).

Untuk posisi tidurnya, Moms bisa meletakkan bayi tidur dengan posisi terlentang. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko sindrom kematian bayi mendadak (SIDS) sebagai tips merawat bayi yang terlahir prematur.

Mengutip Safe to Sleep, jika dibandingkan dengan tidur posisi terlentang, bayi yang tidur dengan posisi tengkurap memiliki antara 1,7 dan 12,9 kali risiko SIDS.

Saat bayi tidur gunakan selimut yang ringan, pastikan tidak ada barang-barang di sekitar tempat bayi tidur, apalagi di sekitar wajah bayi, karena hal ini justru akan menimbulkan risiko SIDS.

Baca Juga: Berapa Persen Kemungkinan Bayi Prematur Bertahan Hidup?

7. Lakukan Metode Kangaroo Care

lakukan kangaroo care pada bayi prematur
Foto: lakukan kangaroo care pada bayi prematur

Foto: Orami Photo Stock

Sebagai cara merawat bayi yang terlahir prematur, manfaatkan minggu-minggu awal kepulangan Si Kecil ke rumah dengan melakukan skin to skin atau dikenal juga dengan metode kangaroo care.

Biasanya di beberapa rumah sakit atau klinik bersalin metode ini merupakan perawatan intensif yang dilakukan sebelum pulang.

Saat di rumah lakukan di ruangan yang hangat atau kamar bayi, pastikan bayi hanya menggunakan popok, lalu letakkan bayi di dada Moms ataupun Dads, kemudian putar kepala bayi ke satu sisi sehingga telinganya menempel di hati.

Penelitian menunjukkan bahwa metode ini bisa meningkatkan ikatan (bonding) orang tua dan anak.

Selain itu metode ini juga langkah awal menyusui, dan dipercaya meningkatkan kesehatan bayi dengan kondisi prematur.

8. Buat Momen Menyusui yang Berharga

Dilansir dari American Academy of Pediatrics, bayi yang lahir prematur mungkin kesulitan menyusui langsung melalui payudara.

Oleh sebab itu, Moms bisa memompa ASI dan memberikannya pada buah hati melalui botol.

Moms dapat segera menyusui setelah mendapatkan kepastian dari dokter. Perawat akan mengajarkan teknik pemberian ASI atau susu botol yang sesuai untuk kebutuhan bayi.

Beberapa bayi prematur awalnya mungkin perlu cairan yang diberikan melalui selang makanan yang melewati mulut atau hidung ke perut.

Bayi akan siap untuk pulang begitu dia bernapas sendiri, mampu mempertahankan suhu tubuhnya, dapat diberi ASI atau botol, dan menambah berat badan dengan memuaskan. Saat bayi pulang, lakukanlah banyak kontak fisik dengannya.

Itu dia Moms, penjelasan mengenai gejala, penyebab, dan cara merawat bayi yang terlahir dalam kondisi prematur. Semoga Si Kecil dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat, ya.

Jika Moms masih memiliki berbagai macam pertanyaan mengenai bayi prematur, jangan sungkan untuk menuliskan pertanyaan di kolom komentar ya!

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb