04 November 2020

Bolehkah Menambahkan Kecap untuk Bayi 6-12 Bulan? Berikut Ini Penjelasannya

Dapat memicu reaksi alergi.
Bolehkah Menambahkan Kecap untuk Bayi 6-12 Bulan? Berikut Ini Penjelasannya

Kecap merupakan salah satu cairan fermentasi nabati yang sangat populer digunakan sebagai penyedap berbagai jenis masakan, khususnya menu-menu makanan Asia.

Namun, bolehkah menambahkan kecap ke dalam MPASI bayi? Kapan bayi boleh makan makanan yang dibumbui kecap?

Bayi di bawah 12 bulan masih belum boleh mengonsumsi kecap atau makanan yang mengandung kecap, terutama kecap asin. Setelah berusia lebih dari 1 tahun, mereka baru boleh mulai mengonsumsinya dalam jumlah kecil.

Berikut merupakan beberapa alasan mengapa Moms tidak boleh menambahkan kecap untuk bayi.

Baca Juga: Apa Boleh Memberikan Makanan Vegetarian untuk MPASI Bayi?

Dampak Memberikan Kecap untuk Bayi

Bolehkah Menambahkan Kecap untuk MPASI Bayi 6-12 Bulan 01.jpg
Foto: Bolehkah Menambahkan Kecap untuk MPASI Bayi 6-12 Bulan 01.jpg (news.virginia.edu)

Foto: news.virginia.edu

Mengutip jurnal Agricultural Sciences, kecap dibuat dengan proses fermentasi keadaan cair garam tinggi dengan menggunakan bahan baku kacang kedelai organik.

Karena kandungan garam yang tinggi, sebaiknya hindari pemberian kecap untuk bayi sebelum usia satu tahun. Berikut ini beberapa dampak yang perlu diperhatikan jika Moms hendak memberikan kecap untuk MPASI bayi.

1. Mengandung Tinggi Garam

Jika memberikan kecap untuk bayi, kandungan garam dalam kecap mencapai 20%. Padahal bayi di bawah 12 bulan tidak boleh makan garam dan gula. Garam akan menambah beban ginjal bayi dan gula dapat merusak gigi bayi.

Selain itu, garam terdiri dari natrium dan klor. Konsumsi natrium yang berlebihan dapat membahayakan tubuh bayi karena ginjalnya masih belum matang dan tidak mampu menyaring natrium yang berlebihan di dalam darah.

Akibatnya, ginjal rentan terhadap kerusakan yang sulit dipulihkan dan menyebabkan bayi berisiko mengalami hipertensi di masa depan.

Bukan hanya itu, makan makanan asin seperti MPASI bayi yang mengandung kecap dapat menyebabkan Si Kecil tidak mau minum susu dan tumbuh sebagai picky eater.

Asupan garam berlebihan juga menyebabkan kalium lebih mudah hilang dari tubuh melalui ekskresi urin.

Kalium diperlukan untuk kontraksi otot manusia dan relaksasi, sehingga kehilangan kalium terlalu banyak dapat menyebabkan kelemahan otot jantung dan komplikasi serius.

2. Memicu Reaksi Alergi Terhadap Lesitin Kedelai

Lesitin kedelai adalah produk sampingan dari kedelai yang sering kali digunakan sebagai tambahan makanan. Umumnya, lesitin kedelai digunakan dalam produksi makanan yang membutuhkan pengawet alami.

Namun, bayi dan anak-anak dengan alergi kedelai harus menghindari produk makanan yang mengandung lesitin kedelai di dalamnya, termasuk produk kecap untuk bayi.

Baca Juga: Sebelum Disuapkan, MPASI Tidak Boleh Ditiup, Mitos atau Fakta?

3. Memicu Alergi Kecap

Pemberian kecap untuk bayi dapat memicu alergi. Kecap adalah penyedap yang terbuat dari kedelai, sehingga sangat besar kemungkinannya dapat memicu reaksi alergi seperti dermatitis dan radang mulut.

Kecap juga mengandung histamin, yang dapat menyebabkan keracunan histamin pada bayi dan anak-anak. Terutama pada bayi yang alergi terhadap kedelai.

Mengutip American College of Allergy, Asthma and Immunology (ACAAI) alergi makanan adalah salah satu alergi yang paling umum ditemukan pada anak-anak di Amerika Serikat termasuk pada bayi.

4. Memiliki Kadar Sodium yang Tinggi

“Sebelum diproses, kedelai secara alami mengandung kadar sodium yang rendah. Tetapi ketika kedelai itu diubah menjadi kecap, lupakan mengenai klaim rendah sodium. Karena setiap satu sendok makan kecap mengandung sekitar 1.200 miligram sodium, setengah dari jumlah maksimum sodium yang boleh dikonsumsi oleh tubuh,” kata Dr. William Sears, seperti dikutip dari Ask Dr. Sears.

Kandungan sodium yang tinggi pada kecap tersebut berasal dari penambahan Monosodium Glutamat (MSG), yaitu zat alami yang digunakan sebagai penambah rasa kimia dalam berbagai produk.

Meskipun kontroversial, MSG telah dikaitkan dengan masalah kesehatan jangka panjang dan masalah perilaku pada bayi dan anak-anak.

Jadi, apakah boleh menambahkan kecap untuk MPASI bayi? Bagaimana Moms memasak MPASI bayi untuk Si Kecil?

Baca Juga: Kacang Hingga Seafood, Ini 6 Makanan yang Pantang Diberikan Sebagai MPASI

Pemberian Kecap untuk MPASI Bayi

kecap untuk bayi
Foto: kecap untuk bayi (foxnews.com)

Foto: foxnews.com

Mengutip Feeding Bytes, Moms memang tidak bisa sembarangan dalam memberikan kecap untuk bayi. Tetapi, Si Kecil tetap bisa berbagi makanan yang sama dengan Moms dan Dads. Kuncinya adalah memisahkan bahan-bahannya.

Moms bisa menyisihkan beberapa potong sayuran, ayam atau ikan sebelum membumbui atau rendam sisanya untuk dimasak untuk keluarga.

Misalnya, sebelum mengolesi salmon dengan saus teriyaki, sisihkan sebagian kecil dan masak secara terpisah, tanpa bumbu apa pun. Lalu, sajikan sebagai makanan kecil, haluskan dengan blender atau tumbuk dengan garpu, tergantung apa yang bayi makan.

Kecap merupakan tambahan yang populer untuk hidangan seperti tumis, tetapi orang sering kali waspada dengan kandungan natriumnya.

Living and Loving menyebutkan, pemberian kecap untuk bayi harus digunakan dalam jumlah sedang, dan hanya boleh digunakan sedikit di piring untuk anak di bawah empat tahun.

Kecap terkadang dapat menyebabkan reaksi alergi, terutama karena kandungan gandumnya. Jika Moms merasa Si Kecil mungkin alergi terhadap gandum, carilah kecap yang tidak mengandung gandum.

Menurut Mother Read, anak-anak di atas 1 tahun boleh makan sedikit kecap dalam jumlah sedang. Sementara, bayi di bawah 1 tahun tidak cocok makan makanan asin, termasuk kecap.

Bayi lebih sensitif terhadap garam dibanding orang dewasa. Sehingga, walaupun Moms tidak merasa jika bubur dengan kecap itu asin, tapi bayi sudah merasa asin, jika dalam jangka waktu lama diberikan kecap untuk bayi, akan menambah beban pada ginjal bayi.

Karena kecap terbuat dari kedelai, kecap juga dapat berperan dalam suplementasi zat besi.

Nama kimiawi untuk garam adalah natrium klorida, dan ginjal bayi masih jauh dari matang, sehingga ia tidak dapat sepenuhnya mengeluarkan kelebihan natrium dari darah, jadi makan terlalu banyak garam membuat ginjalnya rentan. Apalagi kerusakan seperti itu sulit dipulihkan.

Kecap tidak punya masalah ini, bisa menyesuaikan rasa untuk bayi. Tapi kecap hanya bisa dimakan dalam jumlah kecil.

Jika Si Kecil sudah berusia satu tahun dan ingin diberikan kecap untuk MPASI, berikut beberapa hal yang perlu menjadi perhatian:

1. Berikan Porsi Sedikit

Orang tua pada umumnya suka menambahkan sedikit kecap untuk bayi, namun perlu diperhatikan bahwa bayi dapat menambahkan sedikit kecap pada makanan pendamping setelah 10 bulan.

Karena peran utama kecap adalah membuat makanan terasa lebih enak, sehingga kecap bisa ditambahkan 1-2 tetes dalam satu sajian makanan.

2. Perhatikan Bila Ada Alergi

Karena kecap terbuat dari kedelai, saat pertama kali memberi makan bayi, Moms perlu mengamati dengan cermat apakah bayi alergi terhadap kecap.

3. Pastikan Si Kecil Sudah Cukup Umur

Kurang dari satu tahun, sebaiknya tidak memberikan kecap untuk bayi. Apalagi, kandungan garam pada kecap adalah 20 persen. Dibandingkan dengan garam, kuantitas kecap kurang baik untuk dikendalikan.

Makanan bayi harus memerhatikan warna, keharuman, dan beberapa orang tua, suka menambahkan banyak kecap pada makanannya, sehingga makanan tersebut akan memengaruhi nafsu makan bayi.

4. Ingat Bahwa Kandungan Garam pada Kecap Tinggi

Bayi mulai makan makanan asin sejak 6 bulan, dan jumlah garam yang digunakan meningkat seiring bertambahnya usia, dari 0,8 menjadi 1,5 gram per hari.

Jumlah garam yang dimakan bayi usia satu tahun sebaiknya kurang dari 2,0 gram per hari.

Selain bahaya yang telah disebutkan di atas, mengonsumsi makanan asin juga dapat menyebabkan bayi tidak mau makan susu, lebih suka makanan dengan cita rasa kuat, dan mudah memicu kebiasaan makan pilih-pilih.

Itu dia Moms, beberapa hal yang perlu dicatat terkait pemberian kecap untuk bayi, termasuk pada MPASI. Jika Moms masih merasa ragu, sebaiknya konsultasikan langsung dengan dokter anak, ya.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb