26 Juli 2020

Ketahui Ciri-ciri Pasangan Toxic, Apakah Moms Termasuk?

Apakah Moms pasangan toxic? Ketahui melalui ciri-cirinya berikut ini
Ketahui Ciri-ciri Pasangan Toxic, Apakah Moms Termasuk?

Pernahkah Moms merasa bahwa hubungan yang sedang Moms jalani saat ini berubah jadi toxic? Ada beberapa hal yang menjadi ciri-ciri pasangan toxic dan harus diperhatikan.

Tak peduli seberapa indah memori bersama pasangan dan seberapa romantisnya hari-hari yang dilalui, namun pada akhirnya Moms merasa bahwa hubungan tersebut selalu diakhiri dengan pertengkaran?

Moms selalu merasa paling benar dan malah kerap memulai pertengkaran hingga membuat pasangan terbebani dengan hubungan yang sedang dijalani. Jika pola tersebut terjadi berulang kali, mungkin Moms penyebab dari akar masalah atau pasangan toxic dalam hubungan.

Ciri-ciri Pasangan Toxic

Menurut jurnal penelitian yang dilakukan oleh Nazaria Solferino dan M. Elisabetta Tessitore berjudul Human Networks And Toxic Relationships, toxic relationship ditandai dengan perasaan tidak aman (insecure), egois, dominasi dan suka mengontrol.

Ketika dua individu memiliki hubungan yang toxic, biasanya akan terlihat dari tanda-tanda tersebut dari pasangan atau individu itu sendiri.

Berintropeksi diri adalah cara pertama untuk mengetahui apakah Moms adalah pasangan yang toxic.

Setelah bisa jujur dengan diri sendiri, mengakui kekurangan dan kesalahan diri sendiri, maka Moms selangkah lebih dekat dengan hubungan yang lebih sehat secara emosional. Lalu, seperti apa ciri-ciri pasangan toxic?

Baca Juga: Mengenal Toxic Positivity yang Buruk Bagi Kesehatan Mental

1. Punya Permasalahan dalam Mengontrol Diri

ciri pasangan toxic 1.jpg
Foto: ciri pasangan toxic 1.jpg

Foto: freepik.com

Ada garis tipis yang memisahkan antara menjadi bossy dan permasalahan kontrol diri. Dalam hal ini, suka mengontrol atau mengendalikan orang lain ialah menggunakan kekuatan diri atas kelemahan orang lain.

Mengutip Elite Daily, Susan Winter, seorang penulis dan ahli hubungan, menjelaskan bahwa dalam hubungan perilaku suka mengontrol ini mengubah dinamika dari mencintai seseorang menjadi 'penakluk atau menguji ego'.

Mereka yang memiliki masalah dalam mengendalikan diri, menganggap sebuah hubungan hanyalah salah satu cara untuk menjadi lebih kuat dari pasangannya.

Dalam jurnal penelitian yang dilakukan oleh Melissa DeVito berjudul Why Do College Students Stay in Unhealthy Relationships and Why are Peers Hesitant to Intervene? menjelaskan bahwa hubungan tidak sehat adalah hubungan yang dijadikan sebagai tempat mengontrol aspek kehidupan pasangan.

Hal ini bisa mengakibatkan luka secara psikologis, fisik, bahkan seksual. Dalam hubungan toxic, mereka yang dikendalikan digambarkan sebagai korban.

2. Tidak Menghargai Privasi Pasangan

ciri pasangan toxic 2.jpg
Foto: ciri pasangan toxic 2.jpg

Foto: freepik.com

Tak dipungkiri, mengintip ponsel dan membuka sosial media pasangan tanpa sepengetahuannya adalah hal yang ingin dilakukan hampir semua orang.

Namun, jika sampai melewati batasan seperti membaca e-mail pribadi pasangan atau mengecek panggilan masuk secara diam-diam, hal ini berarti Moms tidak bisa menghargai privasi pasangan. Ini menjadi ciri pasangan toxic.

Atau bahkan Moms menganggap bahwa hal itu wajar dilakukan karena merasa mencurigai atau khawatir jika Dads berhubungan dengan perempuan lain. Apabila ini adalah masalah kepercayaan, maka ada baiknya jika Moms berdiskusi dengan Dads.

Komunikasi yang baik akan mengantarkan ke hubungan yang sehat. Namun, jika Moms melakukan hal itu karena merasa punya hak untuk mengendalikan pasangan, maka besar kemungkinan Moms adalah pasangan toxic.

Baca Juga: 6 Tanda Toxic Relationship yang Harus Segera Diakhiri

3. Menangis untuk Mendapatkan Hal Diinginkan

ciri pasangan toxic 3.jpg
Foto: ciri pasangan toxic 3.jpg

Foto: freepik.com

Apakah Moms kerap menangis atau menggunakan air mata untuk mendaparkan apa yang Moms inginkan saat sedang bertengkar dengan pasangan?

Jika ya, maka cara tersebut termasuk dalam kategori manipulatif dan bukan hubungan yang sehat. Sosok yang manipulatif merupakan ciri dari pasangan yang toxic.

Menurut Winter, inti dari seorang toxic melakukan hal ini ialah bukan merasa bersalah, namun sebagai senjata untuk mendapatkan yang mereka inginkan. Hal ini termasuk dalam trik tipuan.

4. Merasa Kebutuhan dan Keinginan Diri Sendiri Paling Penting

ciri pasangan toxic 4.jpg
Foto: ciri pasangan toxic 4.jpg

Foto: freepik.com

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, ciri pasangan yang toxic ialah egois. Hal ini ditandai dengan perasaan bahwa keinginan serta kebutuhannya adalah yang terpenting dibandingkan pasangan.

Selain itu, obsesi terhadap diri sendiri juga bisa menyebabkan seseorang menjadi egois.

"Individu yang terobsesi dengan dirinya sendiri, jarang menyadari bahwa mereka egois. Satu-satunya yang mereka pedulikan ialah hidup mereka sendiri, masalah mereka sendiri, dan keinginannya sendiri," ujar Winter.

Mengakui bahwa Moms adalah sosok egois memang sangat menyakitkan, namun hal ini bisa jadi awal hubungan yang baik dan langgeng karena Moms menerima kekurangan diri sendiri.

Baca Juga: 5 Tanda Hubungan Toxic yang Malah Dianggap Normal

5. Pasangan Merasa Terbebani saat Menjalin Hubungan

ciri pasangan toxic 5.jpg
Foto: ciri pasangan toxic 5.jpg

Foto: freepik.com

Apakah Moms pernah mendengar bahwa pasangan seakan tak mengenal Moms jika sedang marah atau di hari-hari tertentu karena perubahan sikap yang drastis?

Ledakan emosi secara bertubi-tubi, sifat egois, dan senang mengendalikan dalam diri Moms akan menjadi mimpi buruk bagi pasangan.

Ketika Moms marah, lalu menggunakan emosi tersebut untuk mencapai tujuan, maka saat itulah hubungan berubah menjadi toxic. Tentu Dads akan merasa terbebani saat menjalin hubungan.

Ini merupakan hasil dari hubungan yang penuh kendali dan kontrol secara fisik dan emosional terhadap pasangan.

Itulah lima tanda pasangan toxic, apakah Moms merasa kelima tanda tersebut tidak asing? Ataukah Moms pernah melakukan satu dari lima tanda tersebut?

Jika ya, sudah saatnya Moms melakukan sesuatu untuk menyelamatkan hubungan, misalnya dimulai dengan berkomunikasi bersama pasangan.

Ungkapkan hal-hal yang selama ini mengganjal dalam hubungan dan jangan lupa untuk saling mendengarkan. Jika tidak berhasil, Moms bisa mendatangi psikolog atau ahli hubungan untuk meminta saran dan mengetahui penyebab yang menjadikan Moms adalah pasangan toxic.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb