26 Agustus 2019

Frekuensi Menyusu Berkurang setelah MPASI, Normalkah?

Bayi yang sudah MPASI maka frekuensi menyusu bayi akan berkurang
Frekuensi Menyusu Berkurang setelah MPASI, Normalkah?

Selama 6 bulan pertama kehidupannya, Si Kecil sudah menerima ASI eksklusif dari Moms. Hanya ASI, tanpa makanan atau minuman pendamping lainnya.

ASI eksklusif sangat berguna untuk menunjang pembentukan sistem kekebalan tubuh bayi agar lebih kuat, mencegah bayi terinfeksi penyakit, dan bahkan dalam membantu perkembangan kognitifnya di kemudian hari.

Pada tahapan ini, Moms harus melihat, apa saja perkembangan yang terjadi pada Si Kecil? Apakah ia sudah bisa duduk tanpa perlu dibantu? Apakah ia sudah bisa berguling? Dan apakah ia sudah siap untuk menerima makanan padat?

Perhatikan tanda-tanda bayi sudah mulai siap untuk diberikan MPASI, atau makanan pendamping ASI.

Umumnya, bayi mulai MPASI ketika berusia 6 bulan, namun dalam beberapa kondisi, bisa lebih cepat atau lebih lama waktunya. Jadi, setiap bayi memiliki kondisi yang berbeda-beda, ya, Moms.

Baca Juga: Kapan Bayi Bisa Diberikan MPASI?

Lebih jelasnya, coba Moms perhatikan tanda-tanda di bawah ini yang menunjukkan bayi sudah siap MPASI, yaitu:

  1. Kepala bayi sudah tegak, ia juga dapat duduk sendiri, dengan atau tanpa bantuan.
  2. Bayi menunjukkan ketertarikan terhadap makanan. Salah satu tandanya ia membuka mulut saat disodorkan makanan.
  3. Bayi menjadi lebih mudah lapar, lebih sering gelisah seperti tidak kenyang padahal sudah sering menyusu.

Bayi yang sudah mulai MPASI memang tidak lagi terpenuhi gizinya hanya dengan menyusu. Mengapa demikian? ASI hanya mencukupi sekitar 70 persen dari kebutuhan gizi bayi.

Semakin bertambah usia bayi, maka semakin berkurang persentase kemampuan ASI untuk mencukupi kebutuhan nutrisi bayi. Puncaknya, saat bayi berusia 1 tahun, ASI hanya memenuhi 30 persen dari kebutuhan nutrisinya.

Kalau sudah begini, bayi segera membutuhkan MPASI. MPASI juga tidak bisa diberikan sembarangan, ya, Moms. Semuanya harus dilihat dari keseimbangan gizi dan kebutuhan nutrisi dari Si Kecil sendiri.

MPASI yang tepat membuat kenaikan berat badan anak bertumbuh secara optimal. Hati-hati, salah memberikan MPASI malah bisa membuat anak menjadi malnutrisi yang berisiko stunting.

Baca Juga: Trik Menyiapkan Homemade MPASI Sehat

Bayi MPASI, Apakah Berhenti Menyusu?

Bayi MPASI, Frekuensi Menyusu Berkurang. Normalkah-1.jpg
Foto: Bayi MPASI, Frekuensi Menyusu Berkurang. Normalkah-1.jpg

Foto: momjunction

Bayi yang sudah memulai MPASI tidak berhenti menyusu. Malahan, MPASI yang baik adalah ketika bayi tetap mampu menyusu. Namun tentunya, bayi tidak akan menyusu sebanyak dari bulan-bulan pertama ia lahir, ya, Moms. Frekuensi menyusu bayi menjadi berkurang.

Menurut dr Aini, konselor laktasi yang praktik di RSIA Permata Bekasi dan RSIA Kemang Medical Care, frekuensi menyusu bayi wajar berkurang saat ia sudah mulai MPASI. Alasannya karena bayi sudah mencoba jenis makanan yang berbeda dan hal ini normal terjadi.

Ketika frekuensi makannya bertambah, frekuensi menyusu bayi otomatis jadi berkurang. Bayi yang menyusu lebih sedikit saat MPASI malahan bagus, berarti MPASI berhasil dan bayi dapat menikmati makanan yang diberikan.

"Sebaiknya Moms berikan 3 kali makan dan 2 kali camilan setiap hari. Camilan yang bisa diberikan seperti buah atau ke. Pastikan saja agar kebersihannya selalu terjaga,” ujar dr Aini menjelaskan saat berbincang-bincang melalui Kulwap Orami Community, Selasa (23/4) lalu.

Baca Juga: Do's and Don'ts Memberikan MPASI Instan Pada Si Kecil

Nah, bagi Moms yang bekerja sambil tetap menyusui, tidak perlu khawatir ketika frekuensi menyusu ASIP bayi berkurang. Menurut dr. Aini, sebaiknya Moms tidak perlu lagi pumping, dan tetap berikan bayi makanan dan minuman yang bergizi. Ketika Moms pulang bekerja, Moms bisa melanjutkan menyusui bayi.

Selalu perhatikan kenaikan berat badan dan lingkar kepala Si Kecil setiap bulannya sehingga Moms dapat memantau pertumbuhan bayi.

Perhatikan juga kemampuan motoriknya karena MPASI juga dapat melatih motoriknya, lho! Berikan yang terbaik untuk sang buah hati, ya!

(DG)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb