11 Oktober 2018

Ibu yang Mengidap Kanker Payudara Ini Tetap Menyusui Anaknya, Ini Kisahnya!

Dia sudah menjadi survivor selama 22 tahun
Ibu yang Mengidap Kanker Payudara Ini Tetap Menyusui Anaknya, Ini Kisahnya!

Hal paling berat yang akan dirasakan oleh seorang perempuan ketika didiagnosis kanker payudara adalah kehilangan payudara. Bukan semata untuk kemolekan tubuh, payudara merupakan sumber nutrisi ASI untuk anak-anak mereka.

Lantas, bagaimana dengan Farida Rizwan yang tetap menyusui anaknya meskipun telah didiagnosis kanker payudara? Berikut kisahnya yang dituturkan kepada Indianexpress.com.

Didiagnosis di Usia 29 Tahun

rizwan story
Foto: rizwan story

Foto: Facebook/Farida Rizwan

Farida yang kini berusia 52 tahun didiagnosis kanker payudara saat usianya 29 tahun.

Perempuan asal Bengaluru, India, itu didiagnosis kanker payudara karsinoma duktal invasif stadium 3 pada April 1996 atau kira-kira 22 tahun lalu.

“Kelenjar getah bening saya juga terinfeksi. Ketika itu, saya memiliki anak laki-laki berusia 4 tahun dan anak perempuan berusia 11 bulan,” ungkap Farida.

Dokter menyarankannya untuk melakukan mastektomi total dan menjalani kemoterapi.

Kanker payudara yang diderita Farida merupakan tipe kanker yang menyerang dinding saluran susu dan jaringan payudara.

Saat menyusui putrinya, Farida merasakan benjolan di payudaranya. “Awalnya, saya pikir mungkin susu sudah mengeras. Selama seminggu, saya menyadari benjolan itu sesuatu yang berbeda. Ketika itu, saya memutuskan untuk mengambil pendapat dokter,” katanya.

Baca Juga: Jangan Anggap Enteng, Pelan-pelan 8 Hal Ini Bisa Picu Kanker Payudara

Tetap Menyusui Anaknya

rizwan1
Foto: rizwan1

Foto: Facebook/Farida Rizwan

Sebuah studi yang dilakukan pada 2002 terhadap 150 ribu perempuan. Kesimpulannya, setiap 12 bulan menyusui akan mengurangi risiko kanker sebanyak 4,3 persen.

Pada kasus Farida, studi tersebut tidak terbukti. Ia menyusui anak laki-laki dan perempuannya untuk waktu yang lama.

“Saya menyusui anak pertama saya selama dua tahun dan saya juga berencana menyusui anak kedua saya selama itu. Karena itu juga, banyak orang yang terkejut saya terkena kanker payudara,” ungkap Farida.

Ini bukan kali pertama kanker diderita oleh keluarga Farida. Dalam kurun waktu yang sama, saudara perempuannya juga didiagnosis kanker.

“Dia harus berjuang melawan kanker stadium akhir. Keluarga saya kacau dan tidak bisa memahami bagaimana menangani situasi seperti itu,” jelas Farida.

Farida mengatakan, ia tidak menyalahkan kedua orangtuanya atas apa yang terjadi. Farida hanya fokus mencari jalan untuk mengurus keluarga, dirinya, dan anak-anaknya.

Baca Juga: 11 Mitos Seputar Kanker Payudara, Bagaimana Faktanya?

Menjelaskan Kanker Kepada Anak-anak

rizwan 31
Foto: rizwan 31

Foto: Facebook/Farida Rizwan

Bagi Farida, bukan hal mudah menjelaskan kondisi yang dialami dirinya dan saudara perempuannya kepada sang anak.

Anak pertama Farida yang baru berusia 4 tahun mungkin akan bingung menghadapi kondisi tersebut. Terlebih, adik perempuannya terlahir dengan kebutuhan khusus.

“Pada akhirnya, saya menjelaskan bahwa ada yang salah dengan payudara saya dan harus dihilangkan untuk penyembuhannya. Saya menjelaskan dengan cara yang sederhana,” terang Farida.

Farida juga menjelaskan bahwa ia akan kehilangan rambut karena kemoterapi. Farida tidak ingin anaknya itu terkejut melihat perubahan fisik yang akan dialaminya.

Anak laki-laki Farida bisa menerima dengan baik penjelasan tersebut. Namun, ketika Farida selesai menjalankan mastektomi, anak laki-laki terlihat resah. “Ia merasa ada sesuatu yang salah dengan ibunya,” tutur Farida.

Reaksi berbeda ditunjukkan oleh anak perempuan Farida. Ia menjadi sangat rewel ketika Farida berhenti menyusuinya karena harus menjalani prosedur operasi dan perawatan kanker payudara.

“ASI merupakan asupan nutrisi sehari-hari baginya. Dan saya tidak punya cukup waktu untuk menyapihnya. Dokter mengingatkan saya bahwa obat yang saya minum bisa berdampak pada kesehatan anak saya jika saya terus menyusui,” paparnya.

Dengan berbagai tantangan yang ia alami, Farida tidak menyerah dan merasa dirinya butuh dikasihani. Ia malah menjadi lebih kuat akibat kejadian ini.

“Saya bisa bilang bahwa saya adalah orang yang berani. Jika saya bisa melalui itu semua, saya bisa mengatasi tantangan-tantangan lainnya,” ujar Farida.

(AND)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb