06 Juni 2023

Tes Kesuburan untuk Wanita dan Pria, untuk Program Hamil!

Tak hanya wanita saja yang melakukan tes kesuburan, pria juga harus
Tes Kesuburan untuk Wanita dan Pria, untuk Program Hamil!

Bagi pasangan suami istri yang belum juga dikaruniai keturunan mungkin memiliki keinginan untuk melakukan tes kesuburan.

Dengan harapan, mengetahui apa penyebab sulit hamil dan cara mengatasinya sehingga dapat mempunyai anak, layaknya pasangan suami istri lainnya.

Tes tersebut juga dapat membantu menemukan apakah masalahnya adalah pada pria, wanita, atau bahkan keduanya.

Tes kesuburan biasanya meliputi pemeriksaan fisik, tes sperma, tes darah, dan beberapa prosedur khusus.

Selain itu, mengutip Diagnosis and Management of Infertility, seseorang dinyatakan infertilitas ketika tidak hamil setelah 12 bulan meski sudah berhubungan seks tanpa kondom secara teratur.

Nah, untuk menghindari hal itu, sebaiknya lakukan langkah tes kesuburan di bawah ini, ya Moms dan Dads!

Baca Juga: 10 Makanan Cepat Hamil, Cocok untuk Program Hamil, Catat Moms!

Persiapan Sebelum Melakukan Tes Kesuburan

Pasangan Periksa ke Dokter
Foto: Pasangan Periksa ke Dokter (Orami Photo Stocks)

Sebelum Moms menjalani tes kesuburan, sebaiknya Moms menyiapkan catatan seputar siklus haid selama ini.

Catatan ini akan membantu dokter menganalisis jika Moms memutuskan untuk melakukan tes kesuburan.

Dengan catatan ini, dokter bisa mengetahui siklus haid Moms teratur atau tidak dan memperkirakan tes yang cocok.

Waktu yang Tepat Melakukan Tes Kesuburan

Program Hamil Pasangan
Foto: Program Hamil Pasangan (Orami Photo Stock)

Pertimbangkan tes kesuburan untuk Moms atau suami jika:

  • Ada masalah fisik, seperti tidak bisa melepaskan sperma (ejakulasi), cedera atau trauma pada skrotum dan testis, atau masalah sulit ereksi.
  • Moms juga mengalami masalah fisik, seperti tidak berovulasi, atau mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur.
  • Moms memiliki riwayat kehamilan ektopik, penyakit radang panggul, keguguran berulang, masalah tiroid.
  • Moms berusia pertengahan 30-an atau lebih, belum menggunakan alat KB selama 6 bulan, dan belum bisa hamil.
  • Moms berusia 20-an atau awal 30-an, belum menggunakan alat kontrasepsi selama satu tahun atau lebih, dan belum bisa hamil.

Baca Juga: Reaksi Setelah Makan Nanas Muda saat Hamil, Berbahayakah?

Tes Kesuburan Pria

Ilustrasi Sperma
Foto: Ilustrasi Sperma (Freepik.com/freepik)

Selain tes sperma yang sudah umum, sebenarnya ada banyak tes yang dapat dilakukan suami untuk mengetahui kesuburan. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Analisis Sperma dan Semen

Tes sperma ini akan memeriksa jumlah sperma, bentuk, gerakan, dan karakteristik lainnya.

2. Pemeriksaan Fisik

Tes ini dapat menemukan adanya varikokel atau bentuk abnormal dari pembuluh darah di atas testis yang bisa diperbaiki dengan operasi.

3. Evaluasi Hormon Testosteron dan Hormon Lainnya

Tes ini bertujuan untuk mengendalikan produksi sperma. Namun, ingatlah bahwa hormon bukanlah masalah utama pada 97% pria tidak subur.

4. Pengujian Genetik

Tes ini dapat mengidentifikasi hambatan spesifik pada kesuburan dan masalah pada sperma.

5. Antibodi Anti-Sperma

Beberapa pria memproduksi antibodi abnormal yang menyerang sperma dalam perjalanan menuju sel telur, yang membuat pasangan sulit hamil.

Baca Juga: 4 Manfaat Aspirin untuk Kesehatan dan Program Hamil

Tes Kesuburan Wanita

Perempuan Melihat Testpack
Foto: Perempuan Melihat Testpack (Orami Photo Stock)

Berikut adalah beberapa tes kesuburan wanita.

1. Grafik Basal Tubuh (BBT)

Jika Moms belum melakukannya, dokter akan menyarankan agar Moms mulai mencatat suhu tubuh basal sendiri di rumah sebagai cara untuk memeriksa ovulasi.

2. Tes Postcoital

Tes ini mengharuskan Moms melakukan hubungan intim beberapa jam sebelumnya dan kemudian mengunjungi dokter untuk mengambil sampel lendir serviks untuk pemeriksaan mikroskopis.

Inilah cara menguji kelangsungan hidup sperma dan interaksinya dengan lendir serviks.

3. Ultrasound (USG) Transvaginal (pelvis)

Dokter mungkin merekomendasikan ultrasound (USG) transvaginal untuk memeriksa kondisi rahim dan ovarium.

USG sering dilakukan 15 hari sebelum perkiraan waktu menstruasi wanita.

4. Hysterosalpingografi (HSG)

Dalam prosedur hysterosalpingografi, yang juga dikenal sebagai HSG atau “tubogram” ini, rekaman sinar-X diambil dari tuba falopi setelah cairan pewarna disuntikkan ke dalam rahim melalui serviks dan vagina.

HSG dapat membantu diagnosis penyumbatan tuba fallopi dan cacat rahim.

HSG biasanya dijadwalkan antara hari ke-9 hingga 13 dari siklus menstruasi.

5. Histeroskopi

Dalam histeroskopi, sebuah alat mirip teleskop tipis dimasukkan melalui serviks ke dalam rahim untuk memudahkan dokter melihat dan memotret area tersebut untuk mencari masalahnya.

6. Laparoskopi

Dalam hal ini, laparoskopi dimasukkan ke dalam perut melalui sayatan kecil untuk mencari endometriosis, jaringan parut, dan kondisi lainnya.

Prosedur ini sedikit lebih invasif daripada HSG dan mengharuskan Moms menjalani anestesi umum.

7. Biopsi Endometrium

Selama biopsi endometrium, dokter memindahkan sampel jaringan dari endometrium dengan kateter yang dimasukkan ke dalam rahim melalui vagina dan leher rahim.

Baca Juga: Kanker Rahim: Jenis, Gejala, dan Perawatannya

Cara Mengatasi Gangguan Kesuburan

Pasangan di Kasur
Foto: Pasangan di Kasur (Freepik.com/master1305)

Apabila Moms dan Dads telah menjalani serangkaian tes kesuburan dan mendapatkan diagnosis tertentu, dokter mungkin akan merekomendasikan beberapa cara untuk mengatasi gangguan kesuburan.

Namun, perlu diketahui bahwa penanganan gangguan kesuburan ini tergantung pada:

  • Penyebab yang menyertai gangguan kesuburan.
  • Seberapa lama Moms dan Dads mengalami ketidaksuburan.
  • Usia Moms dan pasangan.

Selain pengobatan sesuai kondisi, dokter juga mungkin akan menyarankan untuk bayi tabung jika tidak memungkinkan hamil secara alami.

Ingatlah bahwa perawatan gangguan kesuburan yang Moms dan Dads alami ini mungkin melibatkan komitmen keuangan, fisik, psikologis dan waktu yang signifikan.

Jadi, tak bisa instan, dalam beberapa kasus juga ditemukan bahwa mungkin gangguan kesuburan tidak bisa diatasi.

Baca Juga: Kandidiasis, Jamur Vagina yang Pengaruhi Kesuburan?

Mengatasi Gangguan Kesuburan pada Pria

Pria Olahraga
Foto: Pria Olahraga (Freepik.com/lookstudio)

Mengutip Mayo Clinic, perawatan pria untuk mengatasi masalah seksual secara umum atau kurangnya sperma yang sehat, meliputi:

1. Mengubah Faktor Gaya Hidup

Dengan memperbaiki gaya hidup dan perilaku tertentu, pria yang mengalami gangguan kesuburan akan dapat meningkatkan peluang kehamilan.

Perubahan gaya hidup ini, misalnya dengan melakukan berbagai cara, seperti:

  • Menghentikan pengobatan tertentu.
  • Mengurangi atau menghilangkan zat berbahaya (merokok, narkoba, atau alkohol).
  • Meningkatkan frekuensi dan waktu hubungan seksual.
  • Berolahraga secara teratur.
  • Mengoptimalkan faktor lain yang dapat mengganggu kesuburan.

2. Melakukan Pengobatan

Obat-obatan tertentu dapat meningkatkan jumlah sperma dan kemungkinan mencapai kehamilan yang sukses.

Obat-obatan ini dapat meningkatkan fungsi testis, termasuk produksi dan kualitas sperma.

3. Operasi

Dalam beberapa kondisi, pembedahan mungkin dapat membalikkan penyumbatan sperma dan memulihkan kesuburan.

Dalam kasus lain, operasi perbaikan varikokel dapat meningkatkan kemungkinan kehamilan secara keseluruhan.

4. Pengambilan Sperma

Teknik pengambilan sperma ini bertujuan untuk mendapatkan sperma saat ejakulasi.

Kemudian, sperma akan dilihat apakah ada masalah atau mungkin tidak ada sperma di dalam cairan ejakulasi.

Pengambilan sperma juga dapat digunakan dalam kasus di mana teknik reproduksi berbantuan teknologi (seperti bayi tabung) direncanakan, dan jumlah sperma rendah atau tidak normal.

Baca Juga: Hepatitis Alkoholik: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengobatinya

Mengatasi Gangguan Kesuburan pada Wanita

Minum Obat
Foto: Minum Obat (Freepik.com/freepik)

Pada beberapa wanita hanya membutuhkan satu atau dua terapi untuk meningkatkan kesuburan.

Namun, wanita lain mungkin membutuhkan beberapa jenis perawatan untuk mencapai kehamilan.

Jadi, cara mengatasi gangguan kesuburan pada wanita ini tidak dapat disamakan sehingga tak ada patokan tertentu.

Semuanya tergantung pada kondisi fisik dan penyebab.

Beberapa cara yang mungkin direkomendasikan dokter untuk mengatasi gangguan kesuburan pada wanita, di antaranya:

1. Merangsang Ovulasi dengan Obat Kesuburan

Obat kesuburan merupakan pengobatan utama bagi wanita yang mengalami masalah gangguan ovulasi.

Obat-obatan ini mengatur atau memicu ovulasi.

Apabila Moms mendapati pilihan ini, sebaiknya lakukan konsultasikan dengan dokter tentang pilihan obat kesuburan, disertai manfaat dan risiko masing-masing jenis obatnya.

2. Inseminasi Intrauterine (IUI)

Dokter mungkin menyarankan untuk melakukan inseminasi intrauterine (inseminasi buatan).

Selama inseminasi buatan, sperma yang sehat ditaruh langsung di rahim saat masa ovulasi.

Tergantung pada alasan gangguan kesuburan, waktu IUI dapat dikoordinasikan dengan siklus normal Moms atau dengan obat kesuburan.

3. Pembedahan untuk Memulihkan Kesuburan

Masalah uterus seperti polip endometrium, septum uterus, jaringan parut di dalam rahim, dan beberapa fibroid dapat diobati dengan operasi histeroskopi.

Endometriosis, adhesi panggul, dan fibroid yang lebih besar mungkin memerlukan pembedahan laparoskopi atau pembedahan dengan sayatan yang lebih besar di perut.

Baca Juga: Apakah Hepatitis B Memengaruhi Kesuburan? Ini Jawabannya

Jenis-Jenis Tes Kesuburan pada Wanita

Tes kesuburan tidak hanya dilakukan oleh satu orang saja, Moms. Melainkan wanita dan pria.

Ini dia jenis tes kesuburan wanita, mengutip dari siaran pers Rumah Sakit Pondok Inda.

1. Pemeriksaan Darah

Ilustrasi Tes Kesuburan Wanita
Foto: Ilustrasi Tes Kesuburan Wanita (Orami Photo Stock)

Guna mengetahui adanya ovulasi pada wanita, selain dari riwayat siklus menstruasi, tes darah berupa tes hormon progesteron dapat dilakukan pada hari tertentu dalam siklus menstruasi.

Tes hormon lainnya juga bisa dilakukan untuk melihat beberapa kandungan dalam darah, seperti:

  • Luteinizing Hormone/LH
  • Follicle Stimulating Hormone/FSH
  • prolaktin, dan estradiol yang juga berperan dalam proses reproduksi.

2. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)

Pemeriksaan dengan USG dapat menentukan ada atau tidaknya kelainan uterus (rahim), saluran telur, serta ovarium (indung telur).

Salah satu hal yang sering ditemukan pada pemeriksaan USG adalah kista ovarium.

3. Histerosalpingografi (HSG)

HSG dilakukan untuk mengevaluasi kondisi rongga rahim dan saluran telur.

Pemeriksaan ini bisa mengungkapkan sejumlah kondisi, seperti penyumbatan saluran telur, pembengkakan saluran telur, ataupun kelainan bentuk rahim.

4. Histeroskopi

Proses histeroskopi menggunakan tabung fleksibel panjang (hysteroscope), yang melewati leher rahim untuk mencapai ke dalam rongga rahim.

Metode ini digunakan apabila didapatkan kecurigaan abnormalitas dalam rongga rahim dari hasil HSG ataupun USG, seperti mioma, polip, atau jaringan parut dalam rahim.

5. Laparoskopi

Laparoskopi hanya dilakukan apabila pemeriksaan sebelumnya menunjukkan kecurigaan kelainan pada organ tertentu atau jika penyebab gangguan kesuburan tidak dapat ditemukan.

Masalah yang paling umum yang dapat diidentifikasi dengan laparoskopi adalah endometriosis, serta penyumbatan atau penyimpangan pada saluran tuba dan rahim.

Baca Juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Tes Kesuburan? Yuk, Simak

Jenis-Jenis Tes Kesuburan pada Pria

Selain jenis tes kesuburan pada wanita, simak juga tes kesuburan pada pria, ya Dads!

1. Pemeriksaan Fisik

Ilustrasi Tes Kesuburan Laki-Laki
Foto: Ilustrasi Tes Kesuburan Laki-Laki (Freepik.com/pressfoto)

Pemeriksaan fisik lengkap diperlukan jika memang tidak ada kondisi medis yang muncul.

Struktur yang dievaluasi meliputi:

  • Penis
  • Skrotum
  • Testis
  • Epididimis
  • Spermatic cord
  • Vas deferens
  • Prostat
  • Vesika seminalis
  • Kelenjar Cowper’s

2. Analisis Sperma

Analisis sperma merupakan pemeriksaan utama fertilitas pria untuk mengukur keberadaan gangguan produksi sperma atau kualitas sperma yang menyebabkan gangguan kesuburan.

Parameter utama yang dilihat adalah konsentrasi, pergerakan (motilitas) sperma, dan morfologi sperma, selain dari parameter lainnya.

3. Pemeriksaan Darah

Pemeriksaan darah dilakukan dengan mengukur kadar FSH dan testosteron dalam darah.

Pada pria, FSH berperan dalam spermatogenesis (pembentukan sperma). Testosteron berperan dalam spermatogenesis dan stimulasi libido.

4. Pencitraan

Pencitraan USG dapat digunakan untuk menemukan gejala gangguan kesuburan secara lebih mendalam.

Bagi pria, USG testis atau buah zakar dapat digunakan untuk mendeteksi kelainan kongenital dan kelainan obstruktif yang menghambat transportasi sperma.

USG testis merupakan pemeriksaan non-invasif awal.

Pemeriksaan ini kerap dilakukan bersamaan dengan analisis sperma dan digunakan untuk mengetahui kelainan sistem reproduksi pria termasuk testis dan struktur ekstratestikuler seperti epididimis.

5. Pemeriksaan Genetik

Pengujian genetik dapat dilakukan pada pria yang spermanya kurang serta tidak menunjukkan bukti adanya penyumbatan.

Pengujian genetik dapat membantu:

  • Mengidentifikasi fragmentasi DNA
  • Kerusakan kromosom
  • Kemungkinan penyakit genetik yang dapat diwariskan kepada keturunan nantinya

Baca Juga: 5+ Gejala Infertilitas pada Wanita, Moms Wajib Tahu!

Nah, itu dia beberapa informasi yang perlu Moms dan Dads pahami sebelum melakukan tes kesuburan dan beberapa pilihan tes kesuburan.

Semoga dapat membantu dan disegerakan memiliki momongan, ya!

  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/infertility/diagnosis-treatment/drc-20354322
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC9302705/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb