01 November 2018

Jarak Anak Pertama dan Kedua Terlalu Jauh, Ini Plus Minusnya pada Kehamilan

Ternyata berbahaya pula saat hamil anak kedua
Jarak Anak Pertama dan Kedua Terlalu Jauh, Ini Plus Minusnya pada Kehamilan

Memiliki satu anak memang banyak dirasa kurang oleh kebanyakan pasangan. Namun demikian masih  banyak pasangan yang tidak tepat menentukan jarak kehamilan.

Banyak yang memilih untuk memilki jarak kehamilan yang jauh, jarak kehamilan yang terlalu jauh memang memiliki dampak positif dan negatifnya masing-masing.

Mari kita ulas mengenai jarak kehamilan tersebut:

Jarak Kehamilan

Mengatur jarak kehamilan merupakan hal yang penting dari program keluarga berencana, karena hal ini dapat memengaruhi kondisi kesehatan Si Kecil maupun Moms sendiri.

Belum lagi ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, seperti kesiapan untuk kembali merawat bayi serta mental Si Kecil untuk memiliki adik.

Jarak kehamilan yang ideal adalah 24 bulan, bila terlalu cepat atau dibawah 12 bulan maka akan terjadi beberapa hal seperti risiko mengelupasnya plasenta, baik sebagian atau seluruhnya dari dinding rahim sebelum proses persalinan.

Bila Moms pernah menjalani operasi caesar maka terdapat risiko menempelnya plasenta di bagian bawah uterus menjadi lebih besar.

Tak hanya itu, pada sang adikpun akan meningkatkan risiko autisme.

Lalu bagaimana bila jarak kehamilan terlalu jauh? Apakah baik? tentu ada dampak baik dan buruknya tersendiri.

Baca Juga : Kenali Bahaya Jarak Kehamilan Terlalu Dekat Bagi Ibu dan Bayi

Dampak Negatif Jarak Kehamilan Jauh

Jarak kehamilan yang terlalu jauh, yaitu menginjak angka 59-75 bulan memiliki risiko yang cukup berbahaya bagi Moms.

Di antaranya adalah meningkatkan risiko kematian, preeklamsia hingga demam intrapartum.

Risiko pranatal pun juga akan meningkat bila jarak kehamilan di atas 71 bulan.

Tak hanya itu, bila Moms hamil di usia 35 tahun ke atas maka dikhawatirkan risiko janin dengan kelainan kromosom dan kecacatan.

Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan sel telur yang Moms hasilkan sudah menurun.

Pada kehamilan di usia 35 tahun ke atas, risiko mengalami pendarahan pasca persalinan juga mungkin terjadi karena kemampuan kontraksi otot-otot rahim pada usia tersebut sudah tidak sebaik otot-otot Ibu saat masih berusia 20 tahun.

Dampak Positif Jarak kehamilan Jauh

Bila bicara soal dampak positif jarak kehamilan yang jauh, Moms bisa melihat dari sisi psikologinya.

Dari segi psikologi, dengan jarak yang cukup jauh Moms sudah dapat memberikan pengertian bahwa kasih sayang yang Moms berikan pada Si Kecil adalah sama dengan sang kakak.

Hanya saja karena mereka masih kecil, membutuhkan perhatian yang lebih.

Hal ini akan menghindari kecemburuan dari sang kakak dan merasa sedih karena posisinya digantikan oleh sang adik.

Jarak kehamilan yang jauh pula memungkinkan Moms untuk melibatkan sang kakak dalam mengurus sang adik.

Dengan begitu kegiatan ini tidak hanya akan menciptakan kedekatan dari keduanya tetapi juga sekaligus melatih kemandiriannya.

Baca Juga : Ini 7 Hal yang Harus Kita Persiapkan Sebelum Hamil Anak Kedua

Bagaimana Mengatur Jarak Kehamilan yang Tepat?

Guna mengatur jarak kehamilan, ada beberapa hal yang dapat Moms perhatikan yaitu usia, jarak kehamilan, kesiapan fisik dan asupan nutrisi untuk tubuh sendiri.

Asupan gizi yang tepat dapat membantu Moms terhindar dari masalah kesehatan akibat berat badan yang turun maupun naik secara drastis.

Bila terdapat kelainan genetik pada anak pertama, maka rutinlah melakukan pemeriksaaan.

Hal penting lainnya adalah gunakan alat kontrasepsi yang tepat dan sesuai dengan kondisi Moms dan suami.

Tentu saja hal ini berguna menghindari terjadinya kehamilan dengan jarak yang terlalu dekat dan semua berjalan sesuai dengan rencana Moms dan suami.

(MDP)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb