13 Februari 2023

Kelainan Tulang Belakang Anak Akibat Kebiasaan Duduk Miring

Membuat postur tubuh balita terlihat tidak normal
Kelainan Tulang Belakang Anak Akibat Kebiasaan Duduk Miring

Kelainan bentuk tulang belakang pada balita bisa terjadi pada berbagai tahap perkembangan. Salah satunya akibat anak kebiasaan duduk miring, Moms.

Mengutip WebMD, bentuk tulang belakang balita yang sehat akan tampak lurus bila dilihat dari belakang dan tampak sedikit melengkung bila dilihat dari samping.

Sedangkan kelainan bentuk tulang belakang pada balita dapat dikenali dari tulang belakang yang terlihat tidak sejajar ataupun terlihat melengkung berlebihan pada area tertentu.

Yuk, ketahui lebih lanjut mengenai kebiasaan duduk miring!

Baca Juga: Kenali Penyakit Autoimun: Jenis, Penyebab, dan Cara Atasinya

Tulang Punggung Anak Menonjol Akibat Kebiasaan Duduk Miring

Ilustrasi Tulang Miring
Foto: Ilustrasi Tulang Miring

Tulang belakang terdiri dari banyak tulang individu yang disebut tulang punggung yang disatukan oleh otot dan ligamen.

Cakram datar dan lembut memisahkan dan melindungi tulang belakang agar tidak bergesekan satu sama lain.

Hal ini karena tulang belakang terpisah, tulang belakang fleksibel dan dapat menekuk.

Bersama-sama tulang belakang, cakram, otot, dan ligamen membentuk kolom atau tulang belakang.

Beberapa derajat kelengkungan tulang belakang dari depan ke belakang sehat dan mendukung gerakan sehari-hari.

Beberapa masalah tulang belakang berkembang ketika kurva tulang belakang normal tumbuh terlalu besar, atau tulang belakang melengkung ke arah yang salah.

Masalah tulang belakang lainnya terjadi ketika tulang belakang tidak cukup kuat untuk menopang tubuh.

Yang lain lagi disebabkan oleh cedera yang mengganggu struktur tulang belakang. Seperti ketika anak kebiasaan duduk miring, Moms.

Sementara itu, bagian tulang belakang memiliki nama yang spesifik, yaitu:

  • Tulang belakang leher mengacu pada leher
  • Tulang belakang dada mengacu pada dada
  • Tulang belakang lumbal dan tulang belakang sakral mengacu pada punggung bawah

Tulang belakang yang normal kuat dan mudah bergerak.

Meskipun bervariasi dalam ukuran dan bentuk dari orang ke orang, tulang belakang yang sehat memiliki lekukan alami dari depan ke belakang.

Hal ini memungkinkan anak dapat berjalan, menyeimbangkan tubuh, duduk, berdiri, dan memutar, yang semuanya merupakan gerakan interaktif yang kompleks.

Punggung anak-anak secara alami melengkung secara bertahap:

1. Selama Perkembangan Janin

Selama perkembangan janin, kurva utama di tulang belakang dada berkembang, serta kurva sakral di bagian bawah tulang belakang.

2. Perkembangan Tulang Saat Bayi

Saat bayi, anak memiliki tulang belakang berbentuk C.

Kurva sekunder di tulang belakang leher dan lumbal berkembang saat bayi mampu mengangkat kepala, duduk, merangkak, berdiri, dan berjalan.

3. Pertumbuhan Masa Anak-Anak

Saat anak-anak tumbuh, tulang belakang mereka terus mengembangkan kurva alami menjadi tulang belakang yang normal dan matang.

Baca Juga: Insomnia: Jenis, Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Kelainan Bentuk Tulang Punggung pada Anak

Lalu, apa saja tipe kelainan bentuk tulang belakang pada anak dan apa penyebabnya?

Simak dulu informasi berikut untuk tahu jawabannya ya, Moms.

1. Kifosis

Ilustrasi Anak Terkena Kifosis
Foto: Ilustrasi Anak Terkena Kifosis

Kelainan bentuk tulang belakang pada anak yang pertama adalah kifosis.

Menurut Stanford Children’s Health, kifosis adalah kelainan bentuk tulang belakang di mana tulang belakang bagian atas melengkung keluar lebih dari 50 derajat sehingga punggung terlihat bungkuk.

Selain karena bawaan lahir, kifosis pada balita bisa terjadi karena berbagai sebab seperti:

  • Masalah metabolik
  • Kondisi neuromuskular
  • Brittle bone disease, kondisi yang membuat tulang sangat mudah patah
  • Spina bifida
  • Penyakit Scheuermann
  • Infeksi atau tumor tulang belakang

Kebiasaan duduk miring atau dengan posisi merosot dan bertumpu pada punggung di masa balita juga bisa menyebabkan kifosis postural saat Si Kecil remaja nanti lho, Moms.

Kifosis pada balita bisa dikenali dari gejala seperti:

  • Perbedaan tinggi bahu
  • Kepala cenderung lebih condong ke depan dibanding bagian tubuh lain
  • Perbedaan posisi tulang belikat
  • Bagian belakang punggung terlihat lebih tinggi saat tubuh Si Kecil sedang condong ke depan

2. Lordosis

Ilustrasi Anak Terkena Lordosis
Foto: Ilustrasi Anak Terkena Lordosis

Selain kifosis, anak kebiasaan duduk miring juga bisa menyebabkan lordosis, lho!

Seperti dijelaskan ensiklopedia kesehatan University of Rochester, lordosis atau swayback adalah kelainan bentuk tulang belakang pada anak.

Di mana area bawah tulang belakang melengkung ke arah dalam secara berlebihan.

Ada 2 jenis lordosis pada balita, yaitu lordosis di bagian bawah punggung dan lordosis servikal.

Nah, penyebab umum lordosis pada balita di antaranya adalah:

  • Spondyolisthesis

Kondisi akibat bergesernya salah satu tulang belakang ke arah tulang dibawahnya

  • Achondroplasia

Gangguan pertumbuhan tulang

  • Discitis

Peradangan pada ruang di antara tulang belakang akibat infeksi

Bila tak segera ditangani, tulang belakang yang melengkung abnormal akibat lordosis bisa membuat Si Kecil kesulitan dan merasa sakit saat bergerak lho, Moms.

Baca Juga: Punya Telapak Tangan Sering Berkeringat? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

3. Skoliosis

Ilustrasi Anak Terkena Skoliosis
Foto: Ilustrasi Anak Terkena Skoliosis

Skoliosis adalah kelainan bentuk tulang belakang pada anak yang melengkung ke samping seperti huruf C atau S.

Sebagian kecil kasus skoliosis disebabkan oleh cerebral palsy atau distrofi otot, tapi mayoritas lainnya tidak diketahui secara pasti penyebabnya.

Menurut data Children’s Hospital of Philadelphia, sebagian besar kasus skoliosis terdeteksi di usia 10-15 tahun.

Namun tipe infantile idiopathic scoliosis bisa dideteksi pada balita berusia 0-3 tahun.

Gejala umum skoliosis pada balita di antaranya adalah:

  • Bahu miring dan tidak sejajar, dengan satu tulang belikat terlihat lebih menonjol
  • Rusuk yang terlihat lebih menonjol pada satu sisi
  • Tinggi dan posisi pinggul yang tidak sejajar
  • Tubuh Si Kecil tampak seperti selalu miring ke kiri

Kelainan bentuk tulang belakang pada balita bisa ditangani dengan latihan postur, pemakaian alat penguat, atau prosedur operasi tergantung dengan tingkat keparahannya.

Semakin cepat kelainan tulang belakang pada anak dideteksi, akan semakin besar pula kemungkinan Si Kecil tumbuh dengan postur tubuh yang normal.

Jadi jangan ragu berkonsultasi dengan dokter bila melihat gejala di atas ya, Moms.

Siapa yang Berisiko Mengalami Kelainan Tulang Punggung?

Anak Sehat
Foto: Anak Sehat (drtaylorwallace.com)

Masalah tulang belakang bisa berupa:

  • Bawaan (hadir saat lahir)
  • Neuromuskuler (terkait dengan kondisi neuromuskuler seperti cerebral palsy atau spina bifida)
  • Idiopatik (penyebab pasti tidak diketahui)
  • Hasil displasia tulang (pertumbuhan tulang abnormal secara genetik)
  • Terkait dengan kondisi metabolisme (kimiawi tubuh internal)
  • Terkait dengan gangguan jaringan ikat seperti sindrom Ehlers-Danlos
  • Terkait dengan perbedaan panjang kaki
  • Terkait dengan cedera tulang belakang dengan kelumpuhan
  • Terkait dengan infeksi seperti osteomielitis
  • Terkait dengan tumor tulang

Baca Juga: 10 Makanan Penyebab Asam Lambung Naik yang Harus Dihindari

Faktor risiko untuk mengembangkan masalah tulang belakang bervariasi dari satu kondisi ke kondisi lainnya.

Faktor risiko dan kecenderungan umum untuk kondisi tulang belakang meliputi:

  • Riwayat keluarga skoliosis
  • Cacat lahir lainnya
  • kondisi neuromuskuler
  • kondisi metabolisme yang mempengaruhi tulang
  • Sindrom yang mempengaruhi fungsi neurologis
  • Sindrom genetik lainnya

Cara Mengatasi Kelainan Punggung pada Anak

Ilustrasi Olahraga Bersama Anak
Foto: Ilustrasi Olahraga Bersama Anak (Orami Photo Stock)

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Oleh karena itu, yuk, Moms, cegah sakit punggung pada anak dengan beberapa cara berikut:

  • Biasakan anak untuk duduk dan berdiri dengan benar, yakni dalam posisi tegap.
  • Batasi waktu anak menonton televisi dan bermain gadget, misalnya 1–2 jam per hari.
  • Ajak anak aktif berolahraga secara rutin dan benar. Namun, hindari aktivitas fisik atau olahraga yang berlebihan atau terlalu berat.
  • Ingatkan anak untuk selalu melakukan peregangan ringan di sela-sela kegiatan, termasuk sebelum dan setelah olahraga.
  • Kurangi stres pada anak dan biarkan ia tidur selama 8–10 jam setiap malam.

Pada dasarnya, sakit punggung pada anak hanya bersifat sementara dan bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu sekitar beberapa hari sampai seminggu.

Namun, jika sakit punggung pada anak terasa makin parah sebaiknya segera bawa anak ke dokter untuk mendapatkan penanganan.

Baca Juga: MPASI Homemade atau Instan, Mana yang Terbaik untuk Anak?

Nah, apa Moms tahu apa yang bisa dilakukan untuk menjaga postur tubuh balita tetap baik hingga tumbuh besar nanti?

Salah satunya, cegah anak kebiasaan duduk miring, ya Moms!

  • https://www.chop.edu/conditions-diseases/early-onset-scoliosis
  • https://www.stanfordchildrens.org/en/topic/default?id=kyphosis-in-children-90-P02239
  • https://www.urmc.rochester.edu/childrens-hospital/orthopaedics/conditions-we-treat/lordosis.aspx

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb