10 Maret 2023

Alopecia Areata, Gangguan Autoimun Bikin Rambut Rontok

Penderita gangguan ini mengalami kebotakan yang parah
Alopecia Areata, Gangguan Autoimun Bikin Rambut Rontok

Foto: Orami Photo Stock

Pernahkah mengalami rambut rontok secara tiba-tiba hingga terjadi kebotakan? Waspada, bisa saja Moms mengalami alopecia areata.

Siapapun bisa mengalami penyakit ini dan umumnya alopecia areata menyerang sel rambut yang ada di kepala.

Folikel rambut yang diserang akan mengecil dan berhenti memproduksi rambut secara bertahap.

Lantas, apa yang dimaksud dengan alopecia areata?

Seperti apa gejala yang dialami dan apa perbedaannya dengan kerontokan ringan?

Yuk, ketahui penjelasannya!

Baca Juga: 4 Cara Mempercepat Pemulihan Setelah Sakit pada Anak, Si Kecil Harus Banyak Istirahat!

Apa Itu Alopecia Areata?

Rambut Botak (Oramu Photo Stock)
Foto: Rambut Botak (Oramu Photo Stock) (shutterstock)

"Alopecia areata adalah kebotakan rambut yang timbul mendadak, spontan, dan hanya setempat," dr. Alexander Chandra, Sp. KK, Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, RS Pondok Indah – Puri Indah.

Kebotakan rambut ini bisa terjadi pada orang dengan berbagai usia, ras, dan jenis kelamin apa pun.

Akan tetapi sering kali muncul pertama kali selama masa kanak-kanak.

Sering diartikan sebagai rambut rontok, yakni apabila ditemukan adanya kebotakan kecil di sela-sela kulit kepala.

Tak hanya kulit kepala, bahkan bisa terjadi di bagian tubuh lainnya.

Rambut yang botak umumnya akan tumbuh kembali dalam waktu 12 bulan tanpa perawatan.

Mungkin juga akan mengalami siklus kerontokan dan pertumbuhan kembali rambut yang tidak terduga selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Berhubungan saat Awal Haid, Apakah Aman dan Bisa Hamil?

Gejala Alopecia Areata

Rambut Botak (Oramu Photo Stock)
Foto: Rambut Botak (Oramu Photo Stock) (shutterstock)

Mengutip dari Mom Junction, penyakit ini sering diderita anak-anak atau remaja.

Sekitar 65% pasien mengalami gejala awal alopecia areata sebelum usia 16 tahun.

Untuk mengetahui apakah menderita alopecia areata, Moms bisa melihatnya dari tanda-tanda berikut ini:

1. Bercak Kebotakan

Gejala dari kondisi ini yakni dimulai dengan satu titik kebotakan.

Seiring waktu berlangsung, akan lebih banyak bercak muncul di berbagai bagian kulit kepala.

Bercak-bercak itu mungkin secara bertahap menyatu dan membentuk satu area kulit kepala botak yang besar dan tidak berambut.

Kondisi ini sering tidak disadari dan baru terlihat ketika sedang menyisir atau berkaca di cermin.

2. Penipisan Rambut

Studi dalam Research Gate menjelaskan bahwa gejala alopecia areata yakni rambut yang menipis.

Rambut akan menipis, terutama di sekitar pinggiran bagian yang botak.

Penipisan secara berkala ini terjadi di pangkal kulit kepala dan secara bertahap semakin luas.

"Bercak kebotakan berbentuk bulat atau oval pada kepala," tutur dr. Chandra.

3. Kerontokan Rambut yang Cepat

"Banyak orang tua yang panik ketika mereka melihat Si Kecil kehilangan rambut," kata Dr. Jerry Shapiro, ahli alopecia dan direktur Klinik Rambut Universitas British Columbia di Rumah Sakit Vancouver.

Hal ini lantaran gejala kebotakan ini terjadi dengan cepat.

Rambut akan menipis secara tidak disadari dalam watu tertentu.

Baca Juga: Perbedaan Sakit Pinggang Haid dan Hamil, Coba Cek Posisi Nyerinya!

Penyebab Alopecia Areata

Ilustrasi Penyakit Autoimun (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Penyakit Autoimun (Orami Photo Stock) (Istockphoto.com)

Terkadang sulit bagi seseorang untuk mengetahui apakah rambut rontok normal atau karena alopecia.

Cara terbaiknya adalah dengan memeriksa tingkat kerontokan rambut. Alopecia menyebabkan banyak rambut rontok dengan cepat.

Di samping itu, sejumlah kondisi juga bisa menyebabkan alopecia areata, antara lain:

1. Gangguan Autoimun

Salah satu penyebab kebotakan ini adalah gangguan sistem imun di mana auto antibodi menyerang folikel rambut.

"Ini termasuk lupus eritematosus sistemik (Systemic Lupus Erythematosus, SLE)," jelas dr. Chandra.

Berdasarkan Indian Journal of Dermatology, alopecia terkadang diartikan juga sebagai gangguan peradangan kronis yang ditandai dengan serangan autoimun.

Ini karena dimediasi sel-T pada folikel rambut dan kadang-kadang pada kuku.

Sehingga, seseorang dengan riwayat autoimun berpotensi tinggi mengalami ini.

2. Genetik

Rambut Bayi Rontok (Orami Photo Stock)
Foto: Rambut Bayi Rontok (Orami Photo Stock)

Menurut dokter Chandra, penyebab lain dari alopecia areata adalah faktor genetik.

Apabila ada anggota keluarga memiliki riwayat kebotakan, tinggi risikonya untuk Si Kecil mengalami hal yang serupa. Meski begitu, alopecia adalah gangguan poligenik.

Artinya, kesalahan tidak terletak pada gen tunggal, tetapi terjadi karena kombinasi gen tertentu yang rusak.

Oleh karena itu, tidak semua orang tua dengan alopecia akan mewarisi anak gangguan ini.

Baca Juga: Hati-Hati terhadap Penipuan yang Mengatasnamakan Orami!

3. Perubahan Hormon

Hormonal adalah salah satu alasan alopecia areata dapat terjadi. Pada orang dewasa, ini sering dialami oleh ibu hamil dalam beberapa bulan tertentu.

Rambut rontok pada ibu hamil terkadang membuat mood menjadi tak stabil dan membuat rasa was-was.

Tak perlu khawatir, kebotakan saat kehamilan ini dapat normal kembali nantinya.

4. Penyakit Penyerta

Obat-obatan (Orami Photo Stock)
Foto: Obat-obatan (Orami Photo Stock) (Orami Photo Stocks)

Bagi seseorang yang ada riwayat penyakit sebelumnya, berisiko terkena alopecia areata. Hal ini seperti diabetes ataupun penyakit ganas layaknya kanker.

Efek samping obat-obatan yang dikonsumsi selama perawatan pun bisa mengakibatkan kerontokan pada rambut.

5. Gizi Buruk

"Gizi buruk adalah pemicu rambut rontok yang berujung pada kebotakan," terang dr. Chandra.

Karenanya, perlu memerhatikan asupan makanan yang kaya akan nutrisi tinggi. Pada anak-anak, gizi yang buruk bisa berisiko kondisi lainnya seperti stunting.

Baca Juga: 7+ Cara Mengatasi Batuk pada Anak yang Alami, Cek, Ya!

Faktor Risiko Alopecia Areata

Sakit Asma
Foto: Sakit Asma (Brisbanebulkbillingdoctor.com.au)

Seseorang berisiko mengalami alopecia areata jika ia memiliki orang tua atau anggota keluarga yang pernah menderita penyakit tersebut atau memiliki beberapa kondisi berikut ini:

  • Alergi
  • Anemia pernisiosa
  • Asma
  • Penyakit tiroid
  • Sindrom Down
  • Vitiligo
  • Lupus
  • Rheumatoid arthritis
  • Kolitis ulseratif

Untuk memastikan apakah Moms menderita alopecia areata atau tidak, dokter akan melakukan pemeriksaan di area tubuh yang mengalami kerontokan rambut, kondisi kuku, dan riwayat keluarga.

Jika dicurigai menderita alopecia areata, Moms juga akan disarankan menjalani pemeriksaan penunjang, seperti tes darah dan biopsi kulit kepala.

Tes darah bertujuan untuk memastikan apakah kondisi kerontokan rambut disebabkan oleh penyakit autoimun, penyakit tiroid, atau gangguan hormon.

Sementara itu, biopsi kulit kepala dilakukan untuk mengetahui adanya sel sistem imun yang berada di folikel rambut kulit.

Baca Juga: Perkembangan Psikologi Anak dari Bayi hingga Usia Sekolah

Cara Mengatasi Alopecia Areata

Menurut Betsy Woytovich, direktur eksekutif Children's Alopecia Project, yang paling penting untuk menghadapi alopecia areata adalah untuk menerima hal tersebut dengan lapang dada.

Selain itu, adapula serangkaian perawatan untuk pengobatan kebotakan, seperti:

1. Konsultasi Dokter Kulit

Rambut terus-terusan rontok tanpa penyebab yang jelas? Saatnya untuk mengatasi alopecia areata dengan berkonsultasi dokter spesialis kulit dan kelamin.

Nantinya, dokter akan menentukan perawatan untuk mencegah kebotakan.

Mulai dari konsumsi obat-obatan, menggunakan sampo khusus, sampai terapi perawatan rambut.

2. Obati Penyakit Penyerta

Ilustrasi Kuman (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Kuman (Orami Photo Stock) (Orami Photo Stocks)

Menurut penjelasan dokter Chandra, Moms perlu mengatasi permasalahan secara bertahap.

"Mulailah dengan mengobati penyakit penyerta," tuturnya.

Sehingga, kerontokan pun dapat diatasi dan kembali menjadi rambut yang tumbuh normal.

Baca Juga: 7 Penyebab Sariawan di Gusi, Bisa Karena Kurang Nutrisi!

3. Suntikan Steroid

American Academy of Dermatology Association melaporkan bahwa penyuntikkan steroid diperlukan untuk mencegah kebotakan.

Suntikan ini biasanya diberikan setiap 4 hingga 8 minggu atau sesuai kebutuhan.

Ini dianggap sebagai pengobatan yang paling efektif untuk orang-orang yang memiliki beberapa bercak kebotakan.

Lebih dari 80% yang diobati dengan steroid, setidaknya setengah dari rambut mereka tumbuh kembali dalam waktu 12 minggu.

4. Pemberian Minoxidil

Konsultasi Dokter (Orami Photo Stock)
Foto: Konsultasi Dokter (Orami Photo Stock)

"Pemberian obat seperti minoxidil salep adalah obat dari alopecia areata," terang dr. Chandra.

Minoxidil dapat membantu menjaga pertumbuhan rambut tetap terstimulasi oleh perawatan lain.

Biasanya perlu dioleskan 2 hingga 3 kali sehari. Ini berguna untuk kulit kepala, area janggut, dan juga alis.

5. Hindari Stres

Masalah pribadi tampaknya memicu alopecia areata, meskipun hal ini belum terbukti secara ilmiah.

Yuk, kurangi berpikir terlalu berat yang dapat berdampak pada kerontokan rambut!

Kelola stres dengan baik, misalnya rutin journaling ataupun mindfulness untuk mengeluarkan energi negatif.

Baca Juga: Kejang Otot: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Itulah beberapa hal yang perlu Moms ketahui tentang alopecia areata.

Jika Moms atau Si Kecil menunjukkan tanda-tandanya, segera konsultasi ke dokter untuk penanganannya, Moms.

  • https://www.momjunction.com/articles/alopecia-areata-children-symptoms-diagnosis-treatments_0094253/
  • https://www.researchgate.net/publication/318195638_Alopecia_Areata_-_A_literature_Review
  • https://ijdvl.com/alopecia-areata-an-update/
  • https://www.aad.org/public/diseases/hair-loss/types/alopecia/treatment

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb