16 November 2019

Mengisap Jempol Bisa Menurunkan Risiko Alergi? Ini Penjelasannya!

Ternyata kebiasaan anak mengisap jempol bisa menurunkan risiko alergi di masa dewasa.
Mengisap Jempol Bisa Menurunkan Risiko Alergi? Ini Penjelasannya!

Ada pendapat yang mengatakan bahwa mengisap jempol bisa menurunkan risiko alergi. Semua anak kecil pasti senang mengisap jempol atau ibu jari.

Lalu kebanyakan orangtua akan melarang atau berusaha melepas tangan anaknya ketika mengisap ibu jari.

Tetapi, ada pula orangtua yang membiarkan anaknya mengisap ibu jari karena berbagai alasan, salah satunya dianggap bisa menurunkan risiko alergi di masa mendatang.

Sebuah penelitian dalam jurnal Pediatrics dari American Academy of Pediatrics, mengatakan bahwa sebenarnya ada manfaatnya jika anak suka mengisap ibu jari atau menggigit kukunya.

Baca Juga: 5 Cara Mudah Mengenali Perbedaan Pilek dan Alergi pada Anak

Mengisap Jempol Bisa Menurunkan Risiko Alergi?

Mengisap Jempol Bisa Menurunkan Risiko Alergi Ini Penjelasannya! 01.png
Foto: Mengisap Jempol Bisa Menurunkan Risiko Alergi Ini Penjelasannya! 01.png

Foto: researchgate.net

Para peneliti di Selandia Baru pun meneliti sekitar seribu orang yang lahir tahun 1972-1973 untuk mengetahui kebiasaan koresponden selama usia 5-11 tahun, khususnya mengisap ibu jari dan menggigit jari.

Mereka juga meminta koresponden melakukan tes 13 jenis alergi, seperti alergi debu, rumput, kucing, anjing dan jamur.

Peneliti menemukan bahwa 38 persen dari koresponden yang memiliki kebiasaan oral semasa kecil positif memiliki alergi.

Hasil itu masih lebih kecil dibandingkan koresponden yang tidak pernah mengisap jempolnya, sebanyak 49 persen dari mereka positif memiliki alergi.

Artinya, paparan kuman akibat mengisap jempol di awal kehidupan anak telah memengaruhi sistem kekebalan tubuh mereka untuk menyerang kuman. Sehingga tubuh mereka lebih terlindungi dari alergi, asma, dan eksim.

Selain itu, anak-anak yang kebiasaan mengisap jempol atau menggigit kuku cenderung tidak memiliki kepekaan atopik pada masa kanak-kanak dan dewasa.

"Anak-anak dengan kebiasaan seperti itu artinya membuat mereka menelan banyak bakteri di tangan yang dipercaya justru melindungi tubuh dari dari ancaman alergi," Jay Portnoy, MD dari Children's Mercy di Kansas City, Missouri dilansir dari medpagetoday.org.

Tetapi, Portnoy juga menduga ada faktor lain yang membuat sistem kekebalan tubuh orang lebih kuat dan tidak memiliki alergi apapun.

Di sisi lain, kebiasaan mengisap jempol yang bisa menurunkan risiko alergi akan terus memberikan manfaat signifikan seiring berjalannya waktu.

Stephanie J. Lynch, dari University of Otago di Dunedin, Selandia Baru bersama rekannya pun telah meneliti hubungan antara alergen tertentu, termasuk tungau, debu rumah, kucing dan rumput serta risiko alergi kedepannya.

Hasilnya, hubungan antara kebiasaan oral di masa kanak-kanak dan risiko alergi kala dewasa cukup signifikan. Tetapi, kebiasaan oral di masa kecil dengan risiko alergi kala remaja belum menunjukkan hasil yang sama.

Hal tersebut mungkin disebabkan oleh rendahnya kepekaan atopik pada remaja usia 13 tahun. Lebih lanjut, sebenarnya juga tidak ada hubungan signifikan antara asma atau demam dengan kebiasaan oral seseorang di masa kecil.

Baca Juga: Bayi Baru Lahir Alergi Dingin? Jangan Khawatir, Ini Cara Mengatasinya

Lalu, Apa Efeknya Sering Mengisap Jempol?

Mengisap Jempol Bisa Menurunkan Risiko Alergi Ini Penjelasannya! 02.jpg
Foto: Mengisap Jempol Bisa Menurunkan Risiko Alergi Ini Penjelasannya! 02.jpg

Foto: parentology.com

Meski ada anggapan mengisap jempol bisa menurunkan risiko alergi, kebiasaan tersebut juga bisa menyebabkan masalah lain, khususnya kesehatan mulut.

Kebiasaan mengisap jempol dan menggigit kuku bisa menyebabkan masalah munculnya gigi sekunder. Karena itu, The American Dental Association menyarankan orangtua harus meminta anaknya berhenti mengisap jempol setelah usia 4 tahun.

Padahal anak juga bisa melakukan kebiasaan tersebut untuk menghilangkan kecemasan. Lalu, kebiasaan tersebut bisa menjadi bom waktu bagi mereka sendiri.

Karena itu, perlu ada cara khusus untuk meminta anak berhenti mengisap jempol walau bisa menurunkan risiko alergi. Seperti memuji mereka agar tak melakukannya lagi dan bantu mereka menemukan cara lain untuk menenangkan diri tanpa mengisap jempol.

Jika Anak menggigit jari hingga terjadi pendarahan dan mengalami infeksi kulit, sebaiknya segera menghubungi dokter spesialis.

Intinya, orangtua tidak perlu khawatir ketika pertama kali melihat anak mengigit jari atau mengisap jempol selama kebiasaan itu terkontrol. Karena, kebiasaan itu akan hilang dengan sendirinya. Jika tidak dan sudah menimbulkan masalah kesehatan, Anda bisa membantunya untuk berhenti dengan berbagai cara.

Jadi, walaupun mengisap jempol bisa menurunkan risiko alergi pada anak, sebaiknya tidak dilakukan, ya, Moms.

Baca Juga: Mengenal Alergi Anestesi, Sakit yang Tengah Diderita Jessica Iskandar

(SA/DIN)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb