09 Juli 2023

Mata Juling pada Anak, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!

Bisa jadi disebabkan oleh faktor genetik atau keturunan
Mata Juling pada Anak, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!

Bayi yang baru lahir dan masih sensitif, memiliki banyak masalah baik pada tubuhnya maupun bagian lainnya. Salah satu masalah yang mungkin terjadi pada anak adalah mata juling.

Salah satu bentuk umum mata yang tidak selaras, disebut exotropia atau strabismus. Eksotropia, disebut juga walleye, terjadi ketika mata berbalik ke luar.

Ini paling sering terjadi ketika seorang anak fokus pada objek yang jauh.

Baca Juga: 6 Tips Menjaga Kesehatan Mata Anak agar Tetap Cemerlang

Mata juling dapat terjadi pada siapa saja dari waktu ke waktu, namun kondisi ini biasanya ini biasanya didiagnosis sejak dini.

Selain itu, ketika anak sedang melamun, lelah, atau sakit juga bisa mengalami kondisi ini.

Kondisi mata ini menyumbang hingga 25 persen dari semua ketidakselarasan mata pada anak-anak.

Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, yuk simak penjelasan tentang mata juling pada anak di bawah ini, Moms.

Apa Penyebab Mata Juling pada Anak?

Ilustrasi Mata Juling (Orami Photo Stocks)
Foto: Ilustrasi Mata Juling (Orami Photo Stocks)

Mata juling pada anak terjadi ketika ada ketidakseimbangan pada otot mata atau ketika ada masalah koordinasi antara otak dan mata.

Terkadang kondisi kesehatan, seperti katarak atau stroke, dapat menyebabkan ini terjadi.

Penyebab mata juling pada anak sebagian besar tidak diketahui.

Mengutip Children's National, anak-anak dengan riwayat keluarga ada kelainan sindrom lebih berisiko untuk mengidap mata juling.

Mereka juga sering terjadi pada anak-anak yang memiliki kelainan sistemik (kromosom atau neurologis) lainnya. Adapun beberapa penyebabnya seperti:

  • Tidak diketahui penyebabnya (idiopatik)
  • Genetik keluarga
  • Down syndrome
  • Cerebral palsy
  • Hydrocephalus (Peningkatan tekanan intra-kranial)
  • Tumor otak
  • Trauma
  • Kelainan congenital, yaitu disebabkan kelainan yang terjadi pada trimester pertama kehamilan di masa janin.
  • Kelainan refraksi (kacamata), yaitu kelainan yang tidak diterapi dengan baik dapat menyebabkan amblyopia, deprivasi yang berujung pada mata juling.
  • Trauma, infeksi, dan penyakit lainnya juga bisa menyebabkan gangguan otot-otot pada bola mata yang menyebabkan kondisi mata juling.

"Akan tetapi, sekitar 30 persen anak-anak dengan kondisi mata juling ini memiliki anggota keluarga dengan kondisi yang sama," menurut dr. Junaedi, dokter spesialis mata RS Pondok Indah – Puri Indah.

Ketika tidak ada riwayat keluarga, penyakit, atau kondisi yang dapat diidentifikasi, dokter tidak yakin apa yang menyebabkan strabismus seperti mata juling bisa terjadi.

Baca Juga: Jangan Sepelekan Mata Belekan Pada Anak!

Gejala Mata Juling pada Anak

Ilustrasi Mata Juling (Orami Photo Stocks)
Foto: Ilustrasi Mata Juling (Orami Photo Stocks)

Strabismus atau mata juling dapat terjadi sementara waktu (intermiten) atau sepanjang waktu (konstan).

Namun, strabismus intermiten dapat memburuk saat otot mata melelah di sore hari, misalnya saat sedang sakit.

Untuk gejalanya adapun beberapa bentuk strabismus. Dua yang paling umum adalah:

1. Esotropia Akomodatif

Ini sering terjadi pada kasus rabun dekat yang tidak dapat diobati dan kecenderungan genetik (riwayat keluarga) untuk mata juling berputar.

Karena kemampuan untuk fokus terkait dengan tempat mata bergerak, upaya pemfokusan ekstra diperlukan untuk menjaga objek yang jauh agar tetap masuk.

Fokus yang jelas dapat menyebabkan mata menoleh ke dalam.

Gejala mata juling ini berupa penglihatan ganda, menutup atau menutupi satu mata saat melihat sesuatu yang dekat, dan memiringkan atau memutar kepala.

MelansirCleveland Clinic, jenis strabismus ini biasanya dimulai pada beberapa tahun sejak Si Kecil lahir.

Kondisi ini biasanya diobati dengan kacamata, tetapi mungkin juga memerlukan penutup mata atau operasi pada otot salah satu atau kedua mata.

2. Eksotropia Intermiten

Pada jenis mata juling ini, satu mata akan terfiksasi (berkonsentrasi) pada satu titik, sementara mata lainnya mengarah ke luar.

Gejala yang dirasakan mungkin termasuk penglihatan ganda, sakit kepala, kesulitan membaca, mata lelah, dan menutup satu mata saat melihat benda yang jauh atau saat berada dalam cahaya terang.

Seseorang mungkin tidak memiliki gejala. Adapun dapat dilihat atau diketahui oleh orang lain.

Eksotropia intermiten dapat terjadi pada semua usia. Perawatan mungkin melibatkan kacamata, penutup mata, terapi penglihatan atau operasi pada otot salah satu atau kedua mata.

Baca Juga: 3 Makanan Untuk Menjaga Kesehatan Mata Selain Wortel

Mata juling pada anak dapat menyebabkan komplikasi. Misalnya anak merasa sakit kepala, mengalami masalah dalam membaca, ketegangan pada mata, pandangan yang kabur, dan visi 3-D yang buruk.

“Mata juling dapat mengganggu penglihatan si kecil disertai penglihatan ganda atau diplopia, yaitu...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb