13 Januari 2023

Penyakit Pneumonia, Ketahui Penyebab hingga Pencegahannya

Cari tahu pembahasan lengkapnya berikut ini, Moms!
Penyakit Pneumonia, Ketahui Penyebab hingga Pencegahannya

Semenjak kehadiran virus corona atau COVID-19, banyak orang yang menjadi lebih waspada dengan penyakit saluran pernapasan. Salah satunya penyakit pneumonia.

Pneumonia merupakan infeksi di salah satu atau kedua paru-paru. Kondisi ini disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur.

Bakteri, virus, atau jamur tersebut menyebabkan peradangan pada kantung udara di paru-paru yang disebut alveoli.

Akibatnya, alveoli terisi cairan atau nanah sehingga membuat penderita sulit bernapas.

Yuk, lebih waspada dengan mencari tahu lebih lanjut tentang penyakit pneumonia lewat fakta di bawah ini!

Baca Juga: 5 Pengobatan Pneumonia yang Mudah Dilakukan di Rumah

Pengertian Penyakit Pneumonia

Penyakit Pneumonia
Foto: Penyakit Pneumonia (Orami Photo Stock)

Penyakit pneumonia adalah infeksi atau peradangan akut yang menyerang jaringan paru-paru akibat adanya mikroorganisme, seperti virus, bakteri, parasit, dan jamur yang masuk ke dalam tubuh.

"Biasanya, pneumonia disebabkan oleh streptococcus, staphylococcus, dan lagionella," jelas dr. Feni Fitriani, Sp. P (K), M.Pd.Ked, Dokter Spesialis Paru dan Pernapasan Konsultan Paru Kerja dan Lingkungan, di RS Pondok Indah, Bintaro Jaya.

"Namun, merebaknya wabah ini bukan berasal dari virus biasa yang menyebabkan penyakit pneumonia," sambungnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa virus yang menyebabkan wabah ini adalah virus Corona.

Virus corona telah diketahui berkaitan dengan penyakit Severe Acute Respiratory Infection (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS) yang menjangkiti ribuan orang di dunia.

Menurut American Lung Association, pneumonia bakteri, yang merupakan bentuk paling umum, cenderung lebih serius daripada jenis pneumonia lainnya.

Pneumonia akibat infeksi bakteri juga cenderung bergejala yang perlu perawatan medis segera.

Gejala-gejala tersebut, misalnya demam hingga 40 derajat Celcius, banyak keringat, dan peningkatan laju pernapasan maupun denyut nadi.

Bibir dan bantalan kuku mungkin memiliki warna kebiruan, karena tubuh kekurangan oksigen. Kondisi mental pasien mungkin terganggu, sehingga menyebabkan kebingungan atau mengigau.

Gejala pneumonia bakterial bisa berkembang secara bertahap atau tiba-tiba.

Baca Juga: 14 Obat Tradisional Pneumonia pada Bayi dan Balita

Gejala Pneumonia

Gejala Pneumonia
Foto: Gejala Pneumonia (Orami Photo Stock)

Dijelaskan dr. Feni, gejala penyakit pneumonia akibat virus Corona sebenarnya sama dengan gejala penyakit pneumonia biasa.

Penanganan segera dapat meningkatkan peluang kesembuhan dan mencegah penularan ke orang lain.

Segeralah ke dokter apabila Moms merasakan dan mengalami demam serta infeksi saluran pernapasan dengan gejala batuk kering dan pilek, sesak dan kesulitan bernapas, juga lesu.

Selain itu, gejala lain dari penyakit pneumonia, antara lain:

  • Nyeri dada saat bernapas atau batuk
  • Kebingungan atau perubahan kesadaran mental (pada orang dewasa berusia 65 tahun ke atas)
  • Batuk yang bisa mengeluarkan dahak
  • Kelelahan, demam hingga berkeringat dan menggigil.
  • Suhu tubuh sangat rendah (pada orang berusia 65 tahun dan mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh)
  • Mual dan muntah
  • Diare

Pada bayi, pneumonia bisa saja menyebabkan muntah, demam, dan batuk. Bayi juga tampak gelisah, lelah dan tak berenergi, serta kesulitan bernapas atau makan.

Baca Juga: Mari Mencegah Pneumonia Bayi Lewat Pemberian ASI Seperti Ini!

Penyebab Pneumonia

Penyebab Pneumonia
Foto: Penyebab Pneumonia (shutterstock.com)

Mencari tahu penyebab pneumonia bisa menjadi langkah penting untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Berikut ini penyebab pneumonia, melansir dari American Lung Association.

1. Bakteri

Jenis pneumonia bakteri yang paling umum disebut pneumonia pneumokokus.

Pneumonia pneumokokus disebabkan oleh kuman Streptococcus pneumoniae, yang biasanya hidup di saluran pernapasan bagian atas.

Pneumonia bakteri dapat terjadi dengan sendirinya atau berkembang setelah seseorang terserang flu.

Pneumonia bakteri sering menyerang salah ssatu bagian, atau lobus, paru-paru.

Ketika terjadi, kondisi tersebut disebut pneumonia lobar.

Beberapa golongan yang lebih berisiko mengalami pneumonia bakterial, misalnya orang yang baru sembuh dari operasi.

Begitu pula dengan orang yang mengalami penyakit pernapasan atau infeksi virus, juga mereka yang sistem kekebalan tubuhnya lemah.

Ada pun beberapa jenis bakteri yang menyebabkan pneumonia "atipikal", termasuk:

  • Mycoplasma Pneumoniae

Ini adalah bakteri kecil yang biasanya menginfeksi orang berusia di bawah 40 tahun, terutama jika mereka tinggal dan bekerja dalam kondisi ramai (padat).

Penyakit ini bisa bersifat ringan sehingga sulit terdeteksi. Kadang-kadang juga disebut sebagai "pneumonia berjalan".

  • Chlamydophila Pneumoniae

Bakteri ini biasanya menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas sepanjang tahun.

Kendati demikian, mikroorganisme jahat ini juga bisa dapat menyebabkan pneumonia ringan.

  • Legionella pneumophila

Bakteri ini menyebabkan bentuk pneumonia berbahaya, yang disebut penyakit Legionnaire atau Legionella.

Tidak seperti pneumonia bakteri lainnya, Legionella tidak ditularkan dari orang ke orang.

Wabah penyakit berkaitan dengan paparan air yang terkontaminasi.

2. Virus

Virus yang menginfeksi saluran pernapasan bagian atas juga dapat menyebabkan pneumonia.

Virus influenza adalah penyebab paling umum pneumonia pada orang dewasa.

Sementara itu, respiratory syncytial virus (RSV) adalah penyebab paling umum dari pneumonia virus pada anak kecil.

Kebanyakan pneumonia virus tidak serius dan berlangsung lebih singkat dibandingkan pneumonia bakterial.

Pneumonia virus yang disebabkan oleh virus influenza bisa bersifat parah dan berakibat fatal.

Virus menyerang paru-paru dan berkembang biak. Namun, hampir tidak ada tanda fisik jaringan paru-paru yang terisi cairan.

Pneumonia ini bisa bergejala sangat parah pada orang yang sudah memiliki penyakit jantung atau paru-paru, juga wanita hamil.

3. Jamur

Pneumonia jamur paling umum terjadi pada orang dengan masalah kesehatan kronis atau sistem kekebalan yang lemah.

Bisa juga terjadi pada orang yang terpapar jamur tertentu dalam dosis besar, baik dari tanah atau kotoran burung yang terkontaminasi.

Pneumocystis pneumonia adalah infeksi jamur serius yang disebabkan oleh Pneumocystis jirovecii.

Ini terjadi pada orang yang memiliki sistem kekebalan lemah, misalnya akibat HIV/AIDS atau penggunaan obat-obatan yang menekan sistem kekebalan dalam jangka panjang.

Baca Juga: Cari Tahu Apa Saja Minuman Pembersih Paru-Paru, Cegah Gangguan Pernapasan

Proses Infeksi Penyakit Pneumonia

Proses Infeksi Penyakit Pneumonia
Foto: Proses Infeksi Penyakit Pneumonia (josephmuciraexclusives.com)

Mengutip Mayo Clinic, penyakit pneumonia merupakan infeksi yang menyebabkan kantung udara di salah satu atau kedua paru-paru meradang.

Kantung udara bisa berisi cairan atau nanah, menyebabkan batuk berdahak atau bernanah, demam, menggigil, serta kesulitan bernapas.

Berbagai organisme, termasuk bakteri, virus, dan jamur, dapat menyebabkan pneumonia.

Penyakit pneumonia dapat berkisar dari yang ringan hingga yang mengancam jiwa.

Penyakit ini dapat menyebabkan dampak serius untuk bayi dan anak kecil, orang yang berusia 65 tahun atau lebih, dan orang dengan masalah kesehatan atau sistem kekebalan yang lemah.

"Meskipun penyakit ini dapat menyerang segala usia, tetapi anak kecil, ibu hamil dan lansia harus lebih waspada. Karena, kekebalan tubuhnya tidak sebaik orang di usia produktif," tambahnya.

Pneumonia dapat diklasifikasikan dalam berbagai cara. Profesional perawatan kesehatan sering merujuk pneumonia berdasarkan cara infeksinya.

Seperti, pneumonia yang didapat dari komunitas atau pneumonia yang didapat di rumah sakit.

Mengutip Medicine Net, ada beberapa jenis penyakit pneumonia yang perlu Moms ketahui:

1. Pneumonia yang Didapat dari Komunitas (CAP)

Sesuai dengan namanya, ini adalah infeksi saluran pernapasan pada paru-paru yang berkembang di luar rumah sakit atau lingkungan perawatan kesehatan.

Penyakit pneumonia ini lebih umum terjadi daripada yang didapat di rumah sakit.

2. Pneumonia yang Didapat dari Rumah Sakit (HAP)

Penyakit pneumonia ini didapat ketika seseorang sudah dirawat di rumah sakit karena kondisi lain.

HAP umumnya lebih serius, karena berkembang pada pasien yang telah sakit dan dirawat di rumah sakit.

Menggunakan ventilator untuk bantuan pernapasan bisa meningkatkan risiko terkena HAP.

Sistem klasifikasi lain untuk penyakit pneumonia juga menggambarkan cara sel inflamasi menyusup ke jaringan paru-paru atau tampilan jaringan yang terkena.

Bronkopneumonia

Menyebabkan infiltrat peradangan yang tersebar dan tidak merata di kantung udara seluruh paru-paru. Ini lebih menyebar dari pneumonia lobar.

Pneumonia Lobar

Menyebabkan peradangan pada satu lobus paru-paru dan biasanya melibatkan semua ruang udara dalam satu lobus.

Pneumonia Lipoid

Kondisi ini ditandai dengan penumpukan lemak di dalam ruang udara. Ini bisa disebabkan oleh aspirasi minyak atau berhubungan dengan obstruksi jalan napas.

Baca Juga: Stop Bingung dan Tertukar, Ini Beda Infeksi Virus dan Bakteri pada Anak

Pencegahan dan Cara Mengobati Pneumonia

Pencegahan dan Cara Mengobati Pneumonia
Foto: Pencegahan dan Cara Mengobati Pneumonia (Orami Photo Stock)

Moms dapat mengurangi risiko terkena penyakit pneumonia dengan mengikuti beberapa langkah sederhana.

Mengutip American Lung Association, berikut ini caranya.

1. Melakukan Vaksinasi

Dapatkan vaksinasi flu setiap tahun untuk mencegah influenza musiman.

Flu adalah penyebab umum pneumonia. Jadi, mencegah flu adalah cara yang baik untuk mencegah pneumonia.

Anak-anak di bawah usia 5 tahun dan orang dewasa berusia 65 tahun ke atas harus divaksinasi untuk melawan penyakit pneumonia pneumokokus.

Vaksin pneumokokus juga direkomendasikan untuk semua anak dan orang dewasa yang berisiko tinggi terkena penyakit pneumokokus karena kondisi kesehatan lain.

2. Cuci Tangan Secara Rutin

Sering-seringlah mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir.

Hal ini utamanya dilakukan setelah membuang ingus, ke kamar mandi, mengganti popok, dan sebelum makan atau menyiapkan makanan.

3. Hindari Merokok

Hasil pembakaran tembakau merusak kemampuan paru-paru untuk melawan infeksi. Tidak heran, perokok lebih berisiko terkena penyakit pneumonia.

Perokok dianggap sebagai salah satu kelompok berisiko tinggi, sehingga dianjurkan untuk mendapatkan vaksin pneumokokus.

4. Waspadai Kesehatan Umum

Karena pneumonia sering terjadi setelah infeksi pernapasan, waspadalah terhadap gejala apa pun yang bertahan lebih dari beberapa hari.

Kebiasaan kesehatan yang baik, seperti pola makan sehat, istirahat cukup, olahraga teratur, dan sebagainya bisa membantu Moms agar tidak sakit akibat infeksi virus pada saluran pernapasan.

5. Perlindungan Pneumonia untuk Anak

Untuk melindungi si kecil dari penyakit pneumonia, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter tentang vaksin Hib.

Vaksin ini dapat mencegah pneumonia pada anak, khususnya yang terjadi akibat Haemophilus influenza tipe b.

Itu dia penjelasan mengenai penyakit pneumonia yang perlu Moms ketahui. Untuk informasi lebih lanjut, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter, ya.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb