20 Mei 2023

Mengenal Dispepsia, Penyakit yang Sering Disebut Sakit Maag

Ternyata sakit maag tidak ada, lho dalam istilah medis
Mengenal Dispepsia, Penyakit yang Sering Disebut Sakit Maag

Sama-sama menyerang lambung, tapi masih jarang yang mengetahui tentang dispepsia.

Banyak orang menganggap maag merupakan penyakit yang menyerang lambung dan pencernaan, atau sebagai nama jika mengalami kenaikan asam lambung.

Padahal, ini merupakan hal yang berbeda, Moms. Bisa jadi itu adalah tanda Moms mengalami dispepsia.

Mengutip American Family Physician, dispepsia merupakan suatu kondisi yang bisa menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut bagian atas karena penyakit asam lambung atau maag.

Lantas, apa itu dispepsia? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!

Baca Juga: Kenali Berbagai Manfaat Air Es untuk Asam Lambung

Gejala Penyakit Dispepsia

Penyakit Dispepsia
Foto: Penyakit Dispepsia (Medicalnewstoday.com)

Ada beberapa gejala dispepsia yang perlu Moms ketahui. Apa saja? Berikut daftarnya!

  • Sakit ulu hati, perih, panas
  • Kembung, begah, cepat kenyang
  • Mual, muntah
  • Sendawa
  • Sakit yang menjalar ke punggung
  • Sesak napas pendek, adanya rasa "ngos-ngosan"

Berdasarkan Konsensus Rome IV (kriteria untuk diagnosa gangguan fungsional gastrointestinal) dispepsia memiliki nyeri ulu hati paling tidak selama 1 bulan.

Di samping gejala-gejala tersebut, sindrom dispepsia juga dapat menimbulkan berbagai keluhan lain, yaitu:

  • Cepat merasa kenyang saat makan
  • Tidak bisa menghabiskan makanan dalam porsi banyak
  • Perut terasa penuh setelah makan dengan porsi normal
  • Rasa perih hingga panas seperti terbakar pada lambung dan kerongkongan
  • Sering kentut

Berdasarkan gejala dominan yang muncul, nyeri ulu hati atau dispepsia dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:

  • Dispepsia Tipe Ulkus: Apabila keluhan yang dominan adalah rasa nyeri pada bagian ulu hati
  • Dispepsia Tipe Dismotilitas: Apabila keluhan yang dominan adalah kembung, mual, dan cepat kenyang
  • Dispepsia Tipe Nonspesifik: Apabila keluhan tidak jelas untuk dikelompokkan pada salah satu jenis di atas

Baca Juga: Ini Cara Mudah Mengatasi Maag Saat Hamil

Penyebab Dispepsia

Penyakit Dispepsia
Foto: Penyakit Dispepsia (womenshealthmag.com)

Moms, "sakit maag” itu sendiri bukan merupakan istilah medis. “Maag” berasal dari Bahasa Belanda “de-maag” yang artinya adalah lambung.

Sakit maag itu sendiri tidak sama dengan asam lambung, karena pada dasarnya setiap manusia punya asam lambung di dalam tubuhnya.

Apa yang dikatakan sebagai “sakit maag” merupakan masalah kesehatan yang berhubungan dengan:

  • Gangguan asam lambung yang naik hingga saluran esofagus
  • Gas lambung
  • Gerakan lambung
  • Infeksi bakteri Helicobacter Pylori yang menyebabkan radang lambung

“Maag” digunakan masyarakat awam di Indonesia untuk menggambarkan keluhan-keluhan karena gangguan pencernaan, meliputi:

  • Sakit perut
  • Mual
  • Muntah
  • Kembung
  • Begah
  • Sendawa
  • Rasa terbakar di ulu hati/dada
  • Keluhan lainnya yang bermuara di area bagian perut bagian atas

Tak hanya itu, organ lain yang juga berkaitan dengan “sakit maag” termasuk kerongkongan (esofagus), lambung, usus dua belas jari (duodenum).

Dispepsia terjadi karena gangguan keseimbangan antara faktor agresif dari asam lambung, makanan, obat-obatan, infeksi bakter H. Pylori.

Ini juga dipicu dengan faktor defensif dari lapisan lambung, dan kerusakana mukosa lambung. 

Melansir Journal of Gastroenterology, dispepsia dapat terjadi karena pengaruh gaya hidup, seperti:

  • Pola makan yang kurang baik, misalnya makan tidak teratur atau banyak mengonsumsi makanan yang berlemak dan pedas
  • Terlalu sering konsumsi minuman berkafein
  • Kebiasaan konsumsi minuman beralkohol
  • Kebiasaan merokok
  • Berat badan berlebihan atau obesitas

Selain karena pengaruh gaya hidup, sindrom dispepsia juga bisa disebabkan oleh penyakit atau kondisi medis tertentu, di antaranya:

  • Penyakit asam lambung (GERD)
  • Gangguan pankreas, termasuk pankreatitis akut dan pankreatitis kronis
  • Gangguan di saluran empedu, seperti kolesistitis
  • Efek samping obat-obatan, seperti antibiotik, kortikosteroid, dan obat golongan NSAID, misalnya aspirin atau ibuprofen

Baca Juga: Ternyata Banyak Jenisnya! Ini 5 Macam Diare yang Dapat Menyerang Tubuh

Tanda Bahaya Penyakit Dispepsia

Penyakit Dispepsia
Foto: Penyakit Dispepsia (Freepik.com/katemangostar)

Dispepsia bisa jadi penyakit berbahaya lho, Moms. Hal ini bisa terjadi jika Moms tidak mengajatasi gejala-gejala yang sudah dirasakan.

Ada beberapa tanda dispepsia menjadi berbahaya yang perlu Moms perhatikan. Apa saja? Berikut daftarnya!

  • Mual muntah yang tidak membaik dengan pengobatan standar
  • Muntah darah (hematemesis)
  • BAB darah berupa hitam, lengket, dan bau khas (melena)
  • Anemia tanpa sebab yang jelas
  • Penurunan berat badan tanpa diketahui sebabnya
  • Kesulitan menelan (disphagia)
  • Adanya benjolan (tumor) di bagian perut atas
  • Riwayat keluarga dengan kanker lambung
  • Keluhan sakit maag yang muncul setelah usia >45 tahun / >55 tahun

Baca Juga: Bolehkah Minum Obat dengan Air Dingin? Ketahui Dulu Faktanya!

Penanganan dan Pengobatan Penyakit Dispepsia

Penyakit Dispepsia
Foto: Penyakit Dispepsia (Orami Photo Stock)

Jika merasa mengalami gejala dispepsia, penting untuk mencari tahu dengan berkonsultasi ke dokter.

Pertolongan pertama untuk mengatasi nyeri ulu hati atau dispepsia dapat dilakukan dengan meminum obat yang direkomendasikan oleh dokter.

Misalnya, dengan mengonsumsi obat yang mengandung antasida untuk mengurangi asam lambung.

Jangan lupa untuk makan makanan apa pun yang ada, memperbanyak konsumsi air putih, serta istirahat.

Pastikan juga penyakit-penyakit lain yang dapat berikan keluhan dispepsia dengan melakukan pengecekan:

  • Laboratorium
  • USG
  • EKG
  • Echocardiografi

Pastikan ada permasalahan saluran cerna yang terjadi, sehingga bisa langsung dilakukan penanganan dengan pengobatan empirik.

Lalu dilakukan evaluasi 1-2 minggu, jika sembuh berarti merupakan sakit maag

Namun jika keadaan tidak membaik, perlu dilakukan pemeriksaan endoskopi, bila dicurigai lebih fatal.

Hal ini untuk mengetahui kelainan struktur anatomi, dan menilai kerusakan/kelainan dari rongga saluran cerna.

Baca Juga: 12 Manfaat Kulit Sapi untuk Kesehatan, Mengobati Sakit Maag Hingga Menurunkan Berat Badan

Selain itu, pemeriksaan endoskopi dapat menentukan jenis penyakit saluran cerna seperti sakit maag fungsional, tanpa ada kelainan.

Dokter akan mendiagnosis kelainan berdasarkan tingkatnya:

  • Rringan (lecet/erosi pada permukaan esofagus, lambung, usus duabelas jari)
  • Berat (erosi yang luas, ulkus, perdarahan)
  • Infeksi bakteri Helicobacter Pylori
  • Parasit, TBC, dan sebagainya

Melansir WebMD, obat-obatan juga biasanya dapat menangani dispepsia dengan baik.

Jika Moms mengalami luka pada dinding lambung, obat anti asam lambung bisa membantu untuk mengatasinya.

Jika timbul kecurigaan adanya infeksi, maka antibiotik dapat diberikan.

Apabila dokter curiga bahwa obat-obatan yang Moms minum menyebabkan gangguan, maka akan diberikan obat lain.

Baca Juga: Sering Merasakan Nyeri di Ulu Hati? Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya

Pencegahan Penyakit Dispepsia

Penyakit Dispepsia
Foto: Penyakit Dispepsia (Orami Photo Stock)

Ada beberapa hal yang bisa Moms lakukan untuk mencegah penyakit dispepsia. Apa saja? Yuk simak, Moms!

1. Pola Makan Sehat

Ketika Moms sudah didiagnosis dengan dispepsia, maka dokter akan menyarankan untuk makan sedikit demi sedikit.

Jangan lupa untuk mengunyah makanan secara perlahan hingga teksturnya halus sebelum menelannya.

Selain itu, dokter juga biasanya akan menyarankan Moms untuk menghindari makanan berlemak dan pedas. Seperti sambal, kulit ayam, keju, susu, dan cokelat.

Tidak lupa juga dengan menghindari minuman bersoda, kafein (kopi, teh, dan minuman berenergi), minuman beralkohol, dan berhenti merokok.

2. Pertahankan Berat Badan Ideal

Berat badan berlebihan atau obesitas merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko Moms terkena dispepsia.

Oleh karena itu, dokter mungkin akan menyarankan untuk mengurangi berat badan dan mempertahankan berat badan ideal, jika berat badan Moms berlebihan.

Baca Juga: Wajib Tahu, Ini Penyebab Kanker Lambung yang Jarang Disadari

3. Olahraga Teratur

Olahraga secara teratur dapat membantu Moms menjaga berat badan, memaksimalkan metabolisme tubuh, dan membantu kinerja organ pencernaan.

Namun, jangan langsung berolahraga setelah makan ya, Moms.

4. Hindari Berbaring Setelah Makan

Lambung perlu waktu selama beberapa jam untuk mencerna makanan dan mengosongkannya.

Saat Moms berbaring setelah makan, lambung akan tertekan dan hal ini dapat menimbulkan gejala dispepsia kambuh atau muncul kembali.

Oleh karena itu, tunggu setidaknya 2–3 jam setelah makan sebelum berbaring atau tidur.

5. Kelola Stres

Stres berlebihan dapat menyebabkan peningkatan produksi asam lambung, sehingga memicu munculnya gejala dispepsia.

Oleh karena itu, Moms perlu mengelola stres dengan baik, misalnya dengan melakukan metode relaksasi atau hobi dan kegiatan yang disukai.

Baca Juga: Si Kecil Bisa Terserang Asam Lambung pada Anak, Simak Gejala dan Peredanya!

Nah itu dia Moms informasi seputar dispepsia yang sering disalah artikan sebagai penyakit maag. Semoga bermanfaat, ya!

  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/163484#:~:text=Dyspepsia%2C%20also%20known%20as%20indigestion,full%2C%20nausea%2C%20and%20gas.
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3002574/
  • https://www.webmd.com/heartburn-gerd/indigestion-overview
  • https://www.aafp.org/afp/2010/1215/p1459.html

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb