02 Februari 2023

7 Manfaat Sunat untuk Kesehatan, Bisa Cegah Kanker Prostat!

Bagi Moms yang punya anak laki-laki, wajib baca ini!
7 Manfaat Sunat untuk Kesehatan, Bisa Cegah Kanker Prostat!

Foto: Freepik.com/master1305

Moms yang punya anak laki-laki, apakah sudah disunat? Ada beragam manfaat sunat untuk kesehatan, lho Moms!

Khitan, sunat, atau sirkumsisi pada dasarnya adalah pemotongan sebagian dari preputium (kulit yang menutupi penis) sehingga keseluruhan glans penis menjadi terlihat.

Dalam ajaran Islam, tindakan ini biasa dilakukan pada usia anak-anak menjelang akil balig.

Namun, kini, tak jarang juga orang tua yang mengajak anak laki-lakinya dikhitan sejak usia balita, meski tanpa adanya indikasi medis.

Berikut ini hal yang perlu diketahui tentang sirkumsisi atau sunat pada anak, seperti dijabarkan oleh dr. Yessi Eldiyani, Sp. BA, Dokter Spesialis Bedah Anak di RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.

Baca Juga: Jangan Asal, Ini Perawatan Bayi Setelah Disunat yang Tepat

Manfaat Sunat Anak untuk Kesehatan

Manfaat Sunat untuk Anak
Foto: Manfaat Sunat untuk Anak (Orami Photo Stock)

Bagi anak yang sudah melakukan khitan, tentu banyak manfaat sunat yang didapat.

Sirkumsisi bisa menurunkan risiko terjadinya infeksi pada saluran kemih, menjaga terjadinya balanitis dan balanopostitis.

Selain itu, sirkumsisi juga dapat mencegah terjadinya fimosis dan paraphimosis, yaitu ketika kulup tidak bisa ditarik kembali dan terjebak di sekitar ujung penis.

1. Menurunkan Risiko Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Manfaat sunat yang umum didapatkan tentu adalah menurunkan risiko terjadinya ISK pada anak, terutama pada tahun pertama kehidupan seorang anak.

Satu studi yang mengamati jumlah dan jenis bakteri di sekitar penis sebelum dan sesudah sunat menemukan jumlah bakteri yang jauh lebih besar di bawah kulup pada anak laki-laki yang tidak disunat.

Bakteri ini adalah jenis kuman yang dapat masuk ke saluran kemih dan menyebabkan infeksi.

Beberapa penelitian menunjukkan penurunan tiga sampai sepuluh kali lipat dalam tingkat ISK pada anak laki-laki yang disunat.

Berdasarkan studi di The Journal of Urology, ISK yang parah atau berulang dapat menyebabkan kerusakan ginjal atau bahkan sepsis (infeksi aliran darah).

2. Mengurangi Risiko Kanker Penis dan Serviks

Manfaat sunat tampaknya mengurangi risiko kanker penis, meski para peneliti tidak yakin mengapa.

HPV berkontribusi pada risiko kanker penis, jadi itulah salah satu kemungkinan alasannya, tetapi karena kanker penis sangat jarang terjadi di Amerika Serikat, manfaat sunat dalam mengurangi kanker penis presentasenya cukup kecil.

3. Mengurangi Risiko Kanker Prostat

Sebuah studi besar baru-baru ini yang diterbitkan di BJU International menemukan bahwa sunat memiliki efek perlindungan terhadap risiko kanker prostat, terutama di antara pria kulit hitam yang berisiko tinggi.

Studi tersebut menemukan bahwa pria yang disunat ketika berusia lebih dari 35 tahun mengalami penurunan risiko kanker prostat sebesar 45%.

Untuk pria yang disunat dalam 1 tahun setelah lahir, risiko kanker prostat menurun 14%.

Temuan akan kemungkinan manfaat sunat ini penting, terutama untuk populasi yang berisiko tinggi terkena kanker prostat.

Baca Juga: Kanker Prostat VS Infertilitas Pria

4. Menurunkan Risiko Tertular HIV

Manfaat sunat memiliki efek perlindungan terhadap HIV.

Ini karena sunat menghilangkan jaringan di kulup yang sangat rentan terhadap virus, dan karena area di bawah kulup mudah tergores atau robek saat berhubungan seks.

"Laki-laki yang tidak disunat juga lebih rentan terhadap penyakit menular seksual, yang pada gilirannya meningkatkan risiko tertular HIV, karena daerah di bawah kulup menyediakan tempat yang lembab dan gelap di mana kuman dapat berkembang biak," kata Kepala Penasihat Ilmiah UNAIDS, Dr Catherine Hankin.

5. Mengalami Lebih Sedikit Kondisi Medis

Sebuah studi baru menemukan bahwa setengah dari laki-laki yang tidak disunat akan mengidap kondisi medis yang merugikan yang disebabkan oleh kulup mereka selama hidup mereka.

Studi tersebut mengatakan bahwa manfaat sunat melebihi risiko prosedur 100 banding 1.

6. Lebih Mudah untuk Dibersihkan

Manfaat sunat memudahkan untuk mencuci penis. Namun, anak laki-laki dengan penis yang tidak disunat dapat diajari untuk mencuci secara teratur di bawah kulup.

Untuk membersihkan bagian bawah kulup, dorong perlahan sejauh mungkin ke arah tubuh.

Cuci seluruh area dengan hati-hati dengan air hangat. Kemudian ganti kulup di atas kepala penis.

Seorang anak laki-laki berusia 3 tahun dapat diajari untuk membersihkan kulup sebagai bagian normal dari kebersihannya.

Ketika seorang anak laki-laki mencapai pubertas, ia perlu membersihkan bagian bawah kulupnya setiap hari.

Jika kulup anak Moms tidak sepenuhnya tertarik pada saat ia mencapai pubertas, hubungi dokter untuk meminta nasihat.

Baca Juga: Zaskia Mecca Sunat Anak Kelima Usia 2 Minggu, Ini 3 Manfaat Anak Disunat Sejak Bayi

7. Mencegah Risiko Paramifosis

Manfaat sunat secara medis berikutnya adalah menjauhkan dari risiko paramifosis. Paramifosis adalah keadaan ketika kulup tidak bisa ditarik kembali pada posisi awal.

Keadaan ini tentunya dapat berakibat buruk untuk kesehatan penis, karena membatasi aliran darah ke ujung penis.

Gangguan ini bisa terjadi saat menarik kulup berlebihan ketika buang air kecil, atau karena memiliki kulup yang kencang, juga bisa diakibatkan karena menindik penis.

Jika tidak segera ditangani, paramifosis kemungkinan akan menyebabkan gangren (jaringan mati karena infeksi).

Perawatan atau pengobatan sementara bertujuan hanya mengurangi pembengkakan.

Baca Juga: Anak Laki-laki Lebih Lambat Berjalan, Mitos atau Fakta?

Manfaat Sunat Menurut Agama

Manfaat Sunat Menurut Agama
Foto: Manfaat Sunat Menurut Agama (Orami Photo Stock)

Tidak hanya mengetahui manfaat sunat pada umumnya, selain untuk kesehatan, sunat juga diwajibkan dalam agama lho.

Sunat atau dalam agama Islam dikenal dengan khitan. Sunat adalah suatu kewajiban bagi laki-laki untuk mengikuti Sunnah Rasulullah SAW.

Sunat akan mempermudah seorang muslim untuk mensucikan diri dari najis, sedangkan suci dari najis menjadi prasarat utama untuk sahnya salat.

Manfaat sunat dikatakan untuk menghindari adanya najis pada anggota badan saat salat. Karena, tidak sah salat seseorang apabila ada najis yang melekat pada badan kita.

Dengan sunat, maka najis kencing yang melihat disekitar kulfa (kulup) akan jauh lebih mudah dihilangkan bersamaan dengan saat seseorang membasuh kemaluannya setelah buang air kecil.

Hal yang Perlu Diperhatikan Setelah Sunat

Walau manfaat sunat untuk kesehatan dan menurut agama memang baik, kondisi setelah sunat perlu sangat diperhatikan.

Setelah tindakan sirkumsisi, pasien akan mengalami beberapa reaksi jangka pendek yang tidak membahayakan. Oleh karena itu, hal ini tidak perlu dikhawatirkan.

Reaksi tersebut antara lain seperti rasa ngilu pada kepala penis yang baru dikhitan.

Ini wajar terjadi karena kepala penis menjadi lebih sensitif terhadap sentuhan atau kontak dengan celana dalam.

Rasa ngilu akan berangsur-angsur berkurang dalam kurun waktu 2-4 minggu. Usai disunat, disarankan menggunakan celana dalam yang lebih longgar atau celana dalam sunat.

Bila selesai buang air kecil, jangan lupa bersihkan sisa air dengan tisu atau kasa pada 3 hari pertama selesai sirkumsisi.

Selanjutnya, pada seminggu awal usai sirkumsisi sebaiknya kurangi aktivitas naik sepeda, naik motor, atau menunggang kuda untuk mengurangi gesekan antara luka sirkumsisi dengan sadel.

Baca Juga: Ini Ciri-ciri Luka Sunat Mau Sembuh, Catat Moms!

Indikasi Medis yang Mengharuskan Tindakan Sunat

Ilustrasi Bayi ISK
Foto: Ilustrasi Bayi ISK (Orami Photo Stock)

Sebagian besar operasi bedah sirkumsisi memang dilakukan bukan berdasarkan alasan medis, tetapi lebih kepada ajaran agama maupun adat istiadat dan budaya.

Sedangkan sebagiannya lagi dilakukan karena adanya indikasi medis, di antaranya:

1. Fimosis

Fimosis merupakan kulup penis yang melekat kencang pada kepala penis sehingga tidak dapat ditarik ke belakang melewati kepala penis.

Kondisi ini umum terjadi pada anak berusia 2-6 tahun. Seiring waktu, kulup penis seharusnya mulai terpisah dari kepala penis secara alami.

Namun, bagi beberapa anak, kulup penis masih belum dapat ditarik ke belakang hingga usia 17 tahun.

Fimosis ini biasanya berhubungan dengan peradangan pada kepala penis (balanitis) dan peradangan pada kulup dan kepala penis (balanopostitis) yang terjadi secara berulang.

Fimosis masih dianggap wajar dan tidak menimbulkan masalah selama terjadi saat masih bayi dan balita.

Baca Juga: Cari Tahu Keunggulan dan Risiko Sunat Klamp untuk Anak

2. Infeksi Saluran Kemih Berulang

Infeksi saluran kemih, atau ISK, adalah infeksi yang disebabkan pertumbuhan dan kuman yang berkembang biak di dalam saluran kemih yang steril.

Infeksi saluran kemih (ISK) sering terjadi pada anak.

Setidaknya pada bayi yang baru lahir, infeksi saluran kemih rentan terjadi pada bayi laki-laki (75-80%) dibandingkan dengan bayi perempuan.

Pada bayi dan balita, gejala infeksi saluran kemih (ISK) mungkin meliputi demam, mudah marah dan banyak menangis, muntah, mengantuk luar biasa, tidak mengalami kenaikan berat badan sesuai perkembangan usianya, dan memiliki popok berdarah.

Dokter tidak dapat mendiagnosis infeksi saluran kemih (ISK) hanya berdasarkan gejala. Mereka juga perlu menguji urin anak.

Beberapa anak, terutama anak laki-laki berusia kurang dari 3 bulan dan anak-anak yang sangat tidak sehat dengan ISK mereka, memerlukan USG untuk memastikan tidak ada masalah pada saluran kemih mereka.

Baca Juga: Ini Ciri-ciri Luka Sunat Mau Sembuh, Catat Moms!

3. Paraphimosis

Ini merupakan kondisi di mana preputium (kulit yang menutupi penis) yang telah ditarik ke bagian belakang, tidak dapat dikembalikan pada posisi semula.

Ada dua cara tindakan operasi bedah sirkumsisi yang biasa dilakukan, yaitu secara konvensional dan smart clamp.

Cara pertama (konvensional) adalah dengan memotong kulit yang menutupi glans penis, kemudian menjahitnya.

Sementara, smart clamp adalah metode menghentikan aliran darah ke preputium sehingga preputium akan mengalami kematian dan terlepas sendiri.

Kekurangan dari cara kedua adalah pengerjaannya membutuhkan waktu yang lebih lama bila dibandingkan dengan cara yang pertama.

"Sebelum melakukan tindakan sirkumsisi, anak akan diberikan anestesi lokal.

Namun, pada tindakan sirkumsisi yang dilakukan saat bayi dan balita, biasanya diberikan anestesi umum, agar memudahkan dokter untuk melakukan tindakan," terang dr. Yessi.

Namun ingat, tidak ada yang sempurna ya Moms, bahkan operasi sunat pada anak yang tergolong tindakan mudah dapat menghasilkan infeksi ataupun komplikasi.

Infeksi luka operasi setelah sirkumsisi sangat jarang, dengan kecenderungan kurang dari lima persen.

Tetapi, apabila itu terjadi maka pemberian antibiotik oral dan mandi teratur dapat mengurangi infeksi tersebut.

Pasien juga dapat mengalami perdarahan setelah tindakan sirkumsisi.

Namun, perdarahan ringan di sela-sela jahitan sirkumsisi dan tidak sampai mengalir, atau perdarahan saat anak ereksi di pagi hari selama 1-2 hari pertama setelah disunat masih dianggap normal.

Ketika terjadi perdarahan, cukup dikeringkan dan dioles salep antibiotika topikal untuk membantu proses penyembuhan dan mencegah infeksi.

Tetapi, segera konsultasikan dengan dokter apabila setelah sirkumsisi ditemukan pendarahan yang tidak wajar dengan jumlah banyak, mengalir tidak berhenti, bahkan setelah ditekan dengan kain kasa.

Masalah lain yang dapat terjadi setelah tindakan sirkumsisi adalah meatal stenosis, yaitu penyempitan atau perlekatan pada saluran buang air kecil.

Keadaan ini dapat terjadi pada 11% kasus pasien sirkumsisi.

Pada bayi, hal tersebut berhubungan dengan dermatitis yang disebabkan karena kontak dengan popok sekali pakai.

Pasien yang memiliki kondisi medis tertentu tidak dapat melakukan tindakan sirkumsisi, karena dapat berisiko terjadinya komplikasi.

Beberapa kondisi medis tertentu tersebut seperti adanya hipospadia di muara uretra yang terletak tidak pada ujung penis, tetapi pada bagian ventral penis.

"Hipospadia adalah kondisi di mana pasien seakan-akan telah disunat dari dalam kandungan," ujar dr. Yessi.

Pasien juga tidak dapat melakukan tindakan sirkumsisi apabila memiliki kelainan pembekuan darah, seperti hemofilia dan anemia aplastik.

Ada baiknya tindakan sirkumsisi dilakukan di rumah sakit bersama dokter spesialis bedah umum atau dokter spesialis bedah anak.

Sehingga bila ditemukan adanya kelainan organ atau kondisi medis tertentu, dokter dapat memberikan penjelasan dan penanganan yang lebih tepat.

Baca Juga: Sunat Laser, Ini Kelebihan dan Kekurangannya

Pada Usia Berapa Sebaiknya Anak Disunat?

usia sunat pada bayi
Foto: usia sunat pada bayi (Orami Photo Stock)

Setelah mengetahui manfaat sunat dari sisi kesehatan dan agama, Moms mungkin penasaran kapan waktu yang tepat bagi anak untuk dikhitan.

Dari sisi medis, tidak ada usia tertentu yang dipandang optimal untuk melakukan prosedur sirkumsisi atau sunat.

"Apabila tidak ada masalah atau indikasi medis tertentu, sirkumsisi dapat dilakukan kapan saja.

Sekarang, semakin banyak orangtua yang tak segan membawa anaknya untuk dikhitan sedari dini.

Latar belakangnya, selain karena adanya indikasi medis, juga untuk meminimalkan risiko terjadinya infeksi saluran kemih." jelas dr. Yessi.

Tetapi, Moms bisa mempertimbangkan untuk menyunat bayi di antara 24 dan 72 jam setelah bayi lahir.

Ini karena beberapa hari setelah bayi lahir, bayi cenderung tak terlalu rewel dan minim mengalami pendarahan.

Ini karena setelah bayi dilahirkan, ukuran pembuluh darah di dalam dan sekitar penis bayi akan bertambah dan bagian kulupnya juga berubah, lebih terbentuk di kepala penis.

“Semakin lama menunggu, maka semakin tinggi risiko Si Kecil membutuhkan jahitan untuk menghentikan pendarahan,” ungkap Dokter asal Toronto, Dr. Rui Martins, mengutip Just The Fact Baby.

Selain itu, penting untuk diperhatikan bahwa bayi di atas 2 minggu sudah dapat merasakan sakit jika melakukan sunat bayi.

Karena itu, biasanya jika dilakukan sunat bayi setelah usia 2 minggu memerlukan anestesi umum dan beberapa dokter kurang merekomendasikan cara ini untuk anak di bawah usia 5 tahun.

Manfaat sunat yang dilakukan ketika bayi tak jauh berbeda dengan tindakan sirkumsisi yang dilakukan ketika anak usia sekolah.

Bedanya, penggunaan bius dapat lebih sedikit. Lalu, ketika usia bayi, bayi belum terlalu banyak bergerak, sehingga proses penyembuhan pun bisa lebih cepat.

Risiko khitan saat bayi, usia balita, hingga usia sekolah juga relatif sama.

Selain itu, penting untuk dicatat bahwa dilakukannya sunat pada Si Kecil harus dilakukan oleh tenaga ahli yang tepat, sehingga tidak berisiko tinggi.

“Hal yang umum terjadi adalah pendarahan ringan atau infeksi kecil, yang hanya terjadi antara 5-10% kasus,” ungkap ahli neonatologi dan juru bicara Canadian Paediatric Society (CPS), Robin Walker, seperti dikutip dari Today's Parent.

Sebelum memutuskan menjalankan prosedur sunat bayi, Moms juga bisa berkonsultasi dengan dokter, bahkan sebelum Moms melahirkan.

Itu dia Moms, manfaat sunat untuk Si Kecil yang dapat diketahui. Baik itu manfaat sunat untuk kesehatan, dan juga dalam agama.

  • https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/23201382/
  • https://bjui-journals.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/bju.12741
  • https://www.unaids.org/en/resources/presscentre/featurestories/2007/february/20070228mcpt2
  • https://health.choc.org/circumcision-and-urinary-tract-infections/
  • https://raisingchildren.net.au/guides/a-z-health-reference/urinary-tract-infection-in-babies-and-toddlers

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb