18 Juli 2020

5 Tanda Harus ke Psikolog, Cegah Depresi Berkepanjangan!

Jangan ragu berkonsultasi ke psikolog ya, Moms!
5 Tanda Harus ke Psikolog, Cegah Depresi Berkepanjangan!

Foto: Northwesternmutual.com

Semua orang mengalami masa-masa stres, sedih, dan penuh konflik dalam kehidupannya. Sehingga, wajar jika seseorang di satu titik merasa berada di bawah tekanan dan memiliki kesehatan mental yang kurang baik.

Namun, tidak semua orang tahu kapan mereka butuh pertolongan medis dan perlu untuk berkonsultasi ke profesional terkait masalah kesehatan mental yang dihadapinya.

Lalu, seperti apa tanda-tanda Moms harus ke psikolog? Cari tahu informasinya lebih lanjut berikut ini.

Tanda-tanda Harus ke Psikolog

Hidup memang penuh tantangan. Ada beberapa hal yang mungkin akan memukul perasaan Moms dan kondisi ini memengaruhi kesehatan mental.

Baik itu kematian orang yang dicintai atau perasaan cemas yang luar biasa, penting bagi Moms untuk mengetahui seperti apa tanda harus ke psikolog sehingga permasalahan kesehatan mental yang dihadapi bisa membaik.

1. Semua Terasa Intens atau Menegangkan

tanda harus ke psikolog-medium.jpeg
Foto: tanda harus ke psikolog-medium.jpeg (medium.com)

Foto: medium.com

Semua orang pernah mengalami emosi seperti marah, sedih. Tetapi, apa yang menjadi persoalan adalah seberapa sering Moms merasakan emosi yang meluap-luap tersebut?

"Kita semua marah dan sedih, tetapi seberapa intens dan seberapa sering? Apakah itu mengganggu atau secara signifikan mengubah kemampuan Anda untuk beraktivitas?" tanya Mary Alvord, Ph.D., psikolog, mengutip Huffington Post.

Ketika ada sebuah tantangan yang tak terduga muncul, apakah Moms segera mengasumsikan skenario terburuk akan terjadi? Bentuk kecemasan dan kekhawatiran yang intens ini dapat melelahkan, dan bisa menjadi tanda harus ke psikolog.

Baca Juga: 6 Manfaat Mendengarkan Musik untuk Kesehatan Fisik dan Mental

2. Menderita Trauma dan Tidak Bisa Berhenti Memikirkannya

tanda harus ke psikolog-2.jpg
Foto: tanda harus ke psikolog-2.jpg (bridgestorecovery.com)

Foto: bridgestorecovery.com

Rasa sakit karena kematian anggota keluarga, putus cinta atau kehilangan pekerjaan bisa cukup untuk menjadi tanda harus ke psikolog.

"Kami cenderung berpikir perasaan ini akan hilang dengan sendirinya. Tetapi, nyatanya ini tidak selalu terjadi," kata Alvord.

Kesedihan karena perasaan kehilangan dapat merusak kinerja seseorang sehari-hari dan bahkan menyebabkan seseorang menarik diri dari lingkungan sosialnya.

Jika Moms merasakan kerap menarik diri bila diajak untuk terlibat dalam kehidupan sosial, sebaiknya bicara dengan psikolog agar mencari tahu bagaimana peristiwa trauma itu masih mempengaruhi diri Moms.

3. Memiliki Sakit Fisik yang Tidak Diketahui Penyebabnya

tanda harus ke psikolog-3.jpg
Foto: tanda harus ke psikolog-3.jpg (independent.co.uk)

Foto: independent.co.uk

Moms mungkin sudah mengetahui bahwa ketidakstabilan emosi dapat memengaruhi kondisi fisik. Stres dapat bermanifestasi dalam berbagai penyakit fisik.

Studi dalam The Malaysian Journal of Medical Sciences, menyebutkan bahwa faktor genetik dan psikologis seseorang, pengalaman, dan faktor lingkungan, semuanya berkontribusi pada respons terhadap rasa sakit.

Interaksi di antara faktor-faktor di atas ini, selanjutnya berdampak pada kelangsungan hidup seseorang dengan menimbulkan adanya penyakit atau bahkan kematian.

Sehingga, jika Moms memiliki rasa sakit fisik tanpa alasan yang jelas, bisa jadi ini merupakan tanda harus ke psikolog.

Baca Juga: Kenali Tanda Anak Butuh Pergi ke Psikolog/Psikiater

4. Mendapatkan Kritik dari Rekan Kerja dan Atasan

tanda harus ke psikolog-4.jpg
Foto: tanda harus ke psikolog-4.jpg (cnbc.com)

Foto: cnbc.com

Perubahan dalam kinerja kerja adalah kondisi umum bagi seseorang yang berjuang dengan masalah emosional atau psikologis. Bila merasa mendapatkan banyak kritik terkait pekerjaan, bisa jadi ini tanda harus ke psikolog.

"Anda mungkin merasa tidak bersemangat dengan pekerjaan Anda. Bahkan jika pekerjaan tadinya digunakan untuk membuat Anda bahagia," jelas Daniel J. Reidenberg, seorang psikolog, mengutip Huffington Post.

Selain perubahan konsentrasi dan perhatian, seseorang yang memiliki tanda harus ke psikolog mungkin mendapatkan umpan balik negatif dari manajer atau rekan kerja bahwa kualitas pekerjaan menurun.

Baca Juga: Tips Terapkan Disiplin Positif pada Anak Usia Dini Tanpa Kekerasan Menurut Psikolog

5. Merasa Tidak Tertarik Lagi dengan Kegiatan yang Sebelumnya Disukai

tanda harus ke psikolog-5.jpg
Foto: tanda harus ke psikolog-5.jpg (medibank.com.au)

Foto: medibank.com.au

Baik itu klub hobi, pertemuan dengan teman dan kerabat dekat, dan pertemuan keluarga, seseorang dengan tanda harus ke psikolog telah kehilangan semangat dan energi untuk melakukannya.

"Jika Anda kecewa, merasa seperti tidak ada banyak tujuan, atau merasakan perasaan tidak bahagia secara umum, bertemu seorang terapis dapat membantu Anda mendapatkan kembali kejelasan atau memulai ke arah baru," terang Reidenberg.

Setiap manusia berhak untuk memiliki kehidupan bahagia dan kesehatan mental yang sehat. Karena itu, jangan ragu berkonsultasi dengan psikolog jika Moms merasakan tanda harus ke psikolog di atas.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb