25 Juni 2020

3 Cara Mengembangkan Keterampilan STEM Anak Sejak Dini

Ketahui juga alasan orang tua perlu mengembangkan keterampilan STEM anak
3 Cara Mengembangkan Keterampilan STEM Anak Sejak Dini

Para pendidik dan peneliti di dunia telah sepakat tentang pentingnya membangun literasi anak sejak dini.

Caranya dengan membacakan buku untuk anak, mengajak Si Kecil bernyanyi bersama, bermain mengenal kata-kata, dan lain sebagainya.

Kini, para ahli menyoroti pentingnya memperkenalkan keterampilan STEM anak sejak dini.

Dikutip dari Education Commission of the States, STEM adalah singkatan dari science, technology, engineering, mathematics (sains, teknologi, teknik, matematika).

Di banyak negara maju, STEM menjadi salah satu basis dalam penyusunan kurikulum pembelajaran.

Pendekatan belajar berbasis STEM bertujuan mendidik siswa agar dapat berpikir seperti ilmuwan dan mampu menyelesaikan masalah di dunia nyata.

Dikutip dari situs web The Conversation, usia dini merupakan periode yang tepat untuk mulai membangun keterampilan STEM anak.

Alasannya, pada usia tersebut anak memiliki sifat ingin tahu yang tinggi dan ingin mengeksplorasi lingkungannya.

Baca Juga: 5 Kemampuan Dasar Anak yang Perlu Moms Ajarkan

Mengembangkan Keterampilan STEM Anak

Laporan Center for Childhood Creativity menyebutkan bahwa cara berpikir yang berbasis pada STEM sebenarnya sudah berakar sejak anak masih bayi.

Akar-akar tersebut harus terus ditumbuhkan melalui permainan agar kemampuan berpikir yang berbasis STEM dapat terus berkembang hingga anak dewasa.

Bila Moms dan Dads ingin Si Kecil menyenangi dan memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap sains, teknologi, teknik, dan matematika, cobalah tiga tips membangun keterampilan STEM anak berikut.

1. Biasakan Mengamati

science-experiments.jpg
Foto: science-experiments.jpg

Foto: kidspot.com.au

Cara pertama membangun keterampilan STEM anak adalah dengan membiasakan mereka selalu mengamati berbagai hal di sekelilingnya, misalnya dengan mengenali nama benda-benda beserta fungsi dan sifatnya.

Mengamati adalah langkah mendasar dalam proses ilmiah.

Para ilmuwan membangun hipotesis dari pengamatan dan pengumpulan data.

Bila anak sudah terbiasa dengan kebiasaan mengamati, nantinya ia akan terlatih untuk lebih peka dan mampu membedakan antara hal-hal yang sifatnya umum dan spesifik.

Baca Juga: 5 Keterampilan Dasar yang Harus Dikuasai Anak Sebelum Masuk SMA

2. Fokus Pada “Apa” Ketimbang “Kenapa”

Early-STEM-442x320.png
Foto: Early-STEM-442x320.png

Foto: ednote.com

Ajukan pertanyaan yang bisa dijawab anak dengan melihat dan mengamati, ketimbang yang sifatnya abstrak.

Misalnya, saat sedang bermain gelembung sabun, Moms atau Dads bisa bertanya “Apa yang terjadi pada air setelah dicampur dengan sabun?” (jawabannya: air menjadi gelembung).

Anak usia balita akan lebih mampu menjawab pertanyaan tersebut ketimbang Moms atau Dads menanyakan kenapa air sabun berubah menjadi gelembung.

Nanti saat Si Kecil sudah belajar sains di SD dan lebih mampu memahami konsep abstrak, orang tua dapat mencoba mengajukan pertanyaan “kenapa”.

3. Memahami Konsep Jumlah

Preschool children cropped.jpg
Foto: Preschool children cropped.jpg

Foto: ox.ac.uk

Salah satu ilmu yang diperlukan dalam penguasaan keterampilan STEM anak adalah matematika.

Tetapi, lebih dari sekadar kemampuan berhitung, anak harus mampu memahami konsep jumlah.

Yang dimaksud dengan konsep jumlah yaitu anak paham bahwa “satu” sama dengan satu benda, “dua” sama dengan dua benda, “tiga” sama dengan tiga benda, dan seterusnya.

Bila anak memahami konsep jumlah, ia akan dapat mengerjakan hitungan dengan lebih mudah.

Orang tua dapat mengajarkan konsep jumlah dengan cara, misalnya, meminta Si Kecil mengambilkan dua telur dan dua sendok saat hendak membuat kue.

Atau, menanyakan kepada anak berapa jumlah mainan mobil-mobilan yang sedang ia mainkan. Dengan begitu, Si Kecil akan memahami makna dari bilangan atau jumlah yang disebutkan.

Pembelajaran berbasis STEM dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Keterampilan STEM anak akan membantunya menjadi pemelajar yang kritis dan mendorongnya untuk menjadi inovator dan pemecah masalah.

Baca Juga: 6 Rekomendasi Alat Tulis Sekolah yang Bikin Anak Semangat Belajar

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb