16 Juni 2020

3 Cara Menjelaskan Tentang Perceraian Orang Tua Kepada Balita

Menjelaskan perceraian kepada balita tidak semudah membicarakan masalah tersebut kepada orang dewasa.
3 Cara Menjelaskan Tentang Perceraian Orang Tua Kepada Balita

Mengambil keputusan untuk bercerai bukanlah hal yang mudah bagi pasangan, terutama yang sudah berkeluarga.

Keadaan menjadi lebih berat saat orang tua harus menjelaskan perceraian kepada balita.

Bagi orang dewasa, perceraian adalah hal yang rumit dan berat.

Sementara, anak usia balita belum bisa memahami hal-hal yang kompleks.

Menurut Rhonda Freeman, manajer Families in Transition, salah satu program Family Services Assocation di Toronto, karena kemampuan kognitif anak balita masih terbatas.

Mereka bisa mengembangkan kesimpulan yang kurang akurat tentang perceraian bila penyampaian orang tua tidak pas.

“Misalnya, setelah kedua orang tua berpisah, Dads tinggal di tempat lain. Anak usia 3 dan 4 tahun bisa saja menerjemahkan kejadian itu sebagai Dads meninggalkan mereka,” terang Freeman.

Padahal, meski Dads kini tinggal di rumah yang berbeda dengan Si Kecil, bukan berarti Dads mengabaikan Si Kecil.

Menjelaskan Perceraian kepada Balita

Agar proses menjelaskan perceraian kepada balita berlangsung baik dan lancar, simak beberapa poin penting berikut sesuai dengan pedoman dari HealthyChildren.Org.

1. Pahami Tingkat Perkembangan Anak Sesuai Usianya

behavioral-issues-after-divorce-blog.jpg
Foto: behavioral-issues-after-divorce-blog.jpg

Foto: ourfamilywizard.com

Pemahaman ini penting karena akan menentukan bagaimana cara orang tua menyampaikan informasi tentang perceraian kepada anak.

  • Usia 0-3 tahun: belum mampu memahami kejadian yang kompleks; belum mampu mengantisipasi situasi di masa depan; belum mampu memahami jenis perasaannya sendiri
  • Usia 3-5 tahun: mulai mengembangkan kemandirian, tetapi masih sangat dependen; belum mampu memahami hubungan antara sebab dan akibat; belum mampu berpikir ke depan; masih sangat egosentris; belum mampu memisahkan betul antara khayalan dan kenyataan; belum mampu membicarakan perasaan

Baca Juga: 5 Cara Mempertahankan Pernikahan di Ambang Perceraian

2. Beri Penjelasan yang Konkret

shutterstock_427189468.jpg
Foto: shutterstock_427189468.jpg

Foto: shutterstock.com

Dalam menjelaskan perceraian kepada balita, terangkan apa dimaksud dengan perceraian secara konkret.

Misalnya, perceraian artinya Moms dan Dads akan hidup di rumah yang berbeda.

Atau, Moms dan Dads punya keinginan yang berbeda sehingga tidak bisa tinggal serumah lagi.

Katakan juga bahwa meski orang tua kini tinggal di rumah yang berbeda, Moms dan Dads tetap menyayangi anak-anak dan rutinitas sehari-hari akan tetap berjalan seperti biasa.

Baca Juga: Keuntungan Menikah di Usia Matang, Kecil Risiko Perceraian

3. Menjelaskan Berkali-kali

your-young-child-feels-deeply_HI.jpg
Foto: your-young-child-feels-deeply_HI.jpg

Foto: gottmaninstitute.com

Moms dan Dads juga perlu memahami bahwa menjelaskan perceraian kepada balita tidak cukup hanya sekali.

Setelah Moms dan Dads hidup terpisah, Si Kecil bisa saja menanyakan lagi dan lagi tentang mengapa Moms atau Dads tidak tinggal serumah lagi dengannya.

Tindakan anak menanyakan soal perceraian berulang-ulang kepada Moms atau Dads merupakan salah satu upayanya untuk memahami kondisi yang berbeda ini.

Jadi, Moms dan Dads patut bersabar dan memberikan penjelasan sebaik-baiknya hingga Si Kecil betul-betul paham.

Baca Juga: 5 Cara Mempertahankan Pernikahan di Ambang Perceraian

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb