02 Juni 2020

3 Penyebab Nyeri Punggung pada Balita

Ini cara mengatasi nyeri punggung pada balita sesuai penyebabnya
3 Penyebab Nyeri Punggung pada Balita

Foto: Orami Photo Stocks

Sakit punggung biasanya diasosiasikan dengan orang-orang paruh baya atau lansia. Namun, menurut penelitian, kondisi ini kini umum terjadi pada anak-anak. Apa saja penyebab nyeri punggung pada balita?

Menurut situs web VeryWellHealth, sakit punggung terjadi pada 14-24% anak-anak dan remaja. Angka nyeri punggung pada anak-anak meningkat seiring dengan bertambahnya umur. Di usia 15 tahun, 20-70% remaja mengaku merasakan sakit punggung.

Beberapa alasan nyeri punggung menjadi lumrah di kalangan anak-anak adalah bertambahnya berat badan anak-anak, meningkatnya angka obesitas, lebih tingginya intensitas olahraga dan berlangsung setahun penuh, serta semakin beratnya ransel yang dipakai siswa ke sekolah.

Menurut American Family Physician (AFP), penyebab nyeri punggung yang serius tidak umum terjadi pada anak di bawah usia lima tahun.

Penyebab Nyeri Punggung pada Balita dan Cara Menanganinya

Penyebab nyeri punggung pada balita yang paling umum adalah ketegangan otot, cedera, atau penggunaan secara berlebihan. Sakit punggung akibat lari-larian dan melompat-lompat lebih sering terjadi pada anak-anak yang masih kecil dibanding cedera akut.

Menurut situs web OrthoKids, sejumlah besar anak dan remaja yang mengalami nyeri punggung memiliki gaya hidup sedentary (lebih banyak duduk). Penyebab sakitnya tidak diketahui. Ketidakseimbangan atau kelemahan otot pusat mungkin berkontribusi terhadap nyeri punggung pada balita.

Baca Juga: Nyeri Punggung Saat Hamil, Bagaimana Cara Alami Mengatasinya?

Ini beberapa penyebab nyeri punggung yang paling sering dialami balita:

Sakit Otot Punggung

penyebab nyeri punggung pada balita, sakit otot punggung.jpg
Foto: penyebab nyeri punggung pada balita, sakit otot punggung.jpg

Foto: Ryan Hoyme from Pixabay

Ketegangan otot atau penggunaan otot berlebihan (akut atau kronis) adalah penyebab paling umum nyeri punggung pada anak-anak dan remaja. Kondisi ini termasuk ketegangan pada ligamen, masalah postur tubuh, dan pengondisian buruk terhadap otot di punggung.

Ketegangan otot akut biasanya membaik setelah beristirahat atau memodifikasi aktivitas. Ibuprofen, naproxen, dan kompres es bisa meredakan gejala akut dengan mengurangi pembengkakan. Setelah 4-5 hari, kompres hangat lebih baik karena panasnya bisa membantu merilekskan otot dan mengurangi kekejangan otot.

Selain itu, ada beberapa treatment yang bisa dilakukan, di antaranya terapi fisik, kiropraktik, program peregangan (yoga), atau pijat.

Baca Juga: Pijat Prenatal Untuk Nyeri Punggung Saat Hamil, Amankah?

Infeksi

penyebab nyeri punggung pada balita, infeksi.jpg
Foto: penyebab nyeri punggung pada balita, infeksi.jpg

Foto: Nathana Rebouças on Unsplash

Infeksi bisa menyerang tulang belakang atau lempeng tulang punggung. Infeksi lempeng (diskitis) cenderung menyerang anak-anak yang masih kecil. Selain nyeri, gejala yang ditimbulkan adalah demam, kaku di tulang punggung bagian bawah, serta Si Kecil menolak berjalan atau membungkukkan tubuh di bagian pinggang.

Infeksi biasanya diatasi dengan antibiotik, meski terkadang operasi bisa dipertimbangkan. Operasi biasanya hanya dilakukan jika infeksi sudah menyebabkan kerusakan di struktur tulang belakang atau jika infeksi tidak dapat dikendalikan dengan antibiotik.

Baca Juga: 4 Cara Mengatasi Nyeri Punggung Saat Hamil

Tulang Punggung Tidak Lurus

penyebab nyeri punggung pada balita, tulang punggung tidak lurus.jpg
Foto: penyebab nyeri punggung pada balita, tulang punggung tidak lurus.jpg

Foto: cottonbro from Pexels

Dua jenis kelainan bentuk tulang belakang yang paling umum terjadi pada anak-anak adalah skoliosis dan kifosis Scheuermann. Ciri skoliosis adalah tulang punggung melekuk berbentuk S saat dilihat dari belakang, sedangkan kifosis seperti bungkuk tajam di tulang belakang ketika dilihat dari samping. Semakin jelas lekukannya, semakin terasa sakit punggungnya.

Pada kifosis Scheuermann, tulang belakang mengalami perubahan struktural yang bisa berkembang dan mengakibatkan kelainan bentuk. Kondisi ini berbeda dengan kifosis akibat postur tubuh yang buruk (sering membungkuk) yang bisa diatasi dengan latihan olahraga di inti tubuh.

Skoliosis dan kifosis Scheuermann sangat berbeda, tapi prinsip penanganannya sama. Pada kelainan bentuk yang tidak terlalu parah, observasi adalah langkah yang paling tepat. Jika lekuk semakin parah, dokter mungkin akan mempertimbangkan alat penyangga. Operasi hanya akan dilakukan pada kelainan bentuk yang paling parah.

Baca Juga: 9 Gerakan Mudah untuk Mencegah Nyeri Punggung saat Hamil

Selain ketiga kondisi di atas, ada beberapa penyebab nyeri punggung pada balita yang lebih banyak dialami remaja dan dewasa dibanding anak-anak, yakni spondilolisis (area tulang cacat atau retak), spondilolistesis (tulang tergelincir dari tempat seharusnya), masalah atau hernia pada lempeng tulang belakang, dan tumor.

Setelah mengetahui penyebab nyeri punggung pada balita, Moms perlu memberi perhatian lebih ya.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb