24 Agustus 2023

Serba-serbi Penyakit ISPA pada Anak Akibat Polusi Udara

Pasien ISPA meningkat akibat polusi udara, lho Moms
Serba-serbi Penyakit ISPA pada Anak Akibat Polusi Udara

Istilah ISPA pada anak atau infeksi saluran pernapasan atas pada anak ini memang sudah sering kita dengar.

ISPA ini diklasifikasikan menjadi dua, yaitu Infeksi Saluran Pernapasan Atas (Upper Respiratory Tract Infections), ada juga Infeksi Saluran Pernapasan Bawah (Lower Respiratory Tract Infections).

Saluran pernapasan bagian atas terdiri dari saluran udara dari lubang hidung ke pita suara di laring, termasuk sinus paranasal dan telinga tengah.

Sementara itu, saluran pernapasan bagian bawah mencakup kelanjutan saluran udara dari trakea dan bronkus hingga bronkiolus dan alveoli.

Agar Moms bisa lebih mengerti, yuk kita bahas tentang Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada anak di bawah ini Moms.

Baca Juga: Aturan Dosis hingga Efek Samping Sistenol, Obat untuk Atasi Demam dan Influenza

Pasien ISPA Meningkat

Ilustrasi Polusi Udara (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Polusi Udara (Orami Photo Stock)

Belakangan ini, polusi udara di Jabodetabek memang mengkhawatirkan.

Ada peningkatan kasus ISPA di rumah sakit, tetapi perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah peningkatan ini secara langsung disebabkan oleh polusi udara atau tidak.

Namun, menurut catatan dari Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, pasien ISPA dan pneumonia di rumah sakitnya meningkat selama 2023 ini.

Jika dibandingkan dengan periode Maret-Juli 2022, peningkatannya sebesar 20% hingga 30% di 2023, lho Moms.

Lalu, peningkatan penderita ISPA dan pneumonia ini memang bersamaan dengan isu polusi udara di Jakarta.

Meski bisa jadi bukan penyebab utamanya, polusi bisa menyebabkan ISPA hingga pneumonia, Moms.

Mengutip World Health Organization (WHO), setiap tahun terdapat tujuh juta kematian dini yang disebabkan oleh polusi udara.

Angka tersebut dibagi ke dalam beberapa penyakit yang menyebabkan kematian dini.

Dua di antaranya terjadi di Asia Tenggara yang berkaitan dengan polusi udara di dalam dan luar ruangan.

Jenis ISPA pada Anak

ISPA pada anak umumnya bersifat menular dan disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.

Gejala yang dirasakan anak juga akan berbeda tergantung pada organ yang terkena infeksi.

Ada beberapa jenis virus yang sering menyebabkan Infeksi Saluran Pernapasan Akut, yaitu:

  • Rhinovirus
  • Respiratory syntical viruses (RSVs)
  • Adenovirus
  • Parainfluenza virus
  • Virus influenza
  • Virus Corona

Infeksi Saluran Pernapasan Akut biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri pada saluran pernapasan.

Walaupun lebih sering disebabkan oleh infeksi virus, ada beberapa jenis bakteri yang juga bisa menyebabkan Infeksi Saluran Pernapasan Akut, yaitu:

  • Streptococcus
  • Haemophilus
  • Staphylococcus aureus
  • Corynebacterium diphteriae
  • Mycoplasma pneumoniae
  • Chlamydia

Nah, inilah berbagai jenis ISPA pada anak yang perlu Moms ketahui:

1. Infeksi Saluran Pernapasan Atas

Ada beberapa tipe infeksi saluran pernapasan akut pada anak bagian atas yang biasa Moms temui. Berikut daftarnya.

  • Selesma atau Common Cold
Ilustrasi Anak Flu (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Anak Flu (Orami Photo Stock)

Salah satu masalah kesehatan yang paling sering dialami anak adalah selesma, yang dikenal juga dengan istilah common cold atau rhinitis virus.

Infeksi saluran pernapasan akut pada anak ini juga disebabkan oleh virus, flu biasa, alias infeksi saluran pernapasan atas, adalah alasan utama anak-anak tetap di rumah sakit dari sekolah, menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Rumah Sakit Anak Philadelphia melaporkan bahwa kebanyakan anak akan mengalami enam hingga delapan pilek per tahun.

Menurut informasi dari St. Louis Children’s Hospital, mengalami selesma sebanyak 6-8 kali dalam setahun sebenarnya masih termasuk normal. Frekuensi selesma juga akan berkurang seiring dengan pertambahan usia anak.

Gejala selesma biasanya muncul dalam jangka waktu 1-3 hari setelah terkena virus, seperti bersin, demam ringan, keluar ingus, tenggorokan gatal, hidung tersumbat, sakit kepala, nafsu makan berkurang, dan mudah lelah.

Istirahat dan minum banyak cairan dapat membantu anak merasa lebih cepat baik. Namun hindari memberikan obat flu yang dijual bebas, terutama jika anak berusia di bawah 2 tahun.

  • Sinusitis
Sinusitis (Orami Photo Stock)
Foto: Sinusitis (Orami Photo Stock)

Juga disebut infeksi sinus, adalah peradangan atau pembengkakan jaringan yang melapisi sinus.

Cairan dapat menumpuk di kantung yang biasanya berisi udara di belakang hidung dan mata dan menyebabkan infeksi.

Kondisi ini sering disertai dengan pilek atau flu yang mungkin dipicu oleh alergi.

Menurut Columbia University Department of Otolaryngology, Head, and Neck Surgery, sinusitis adalah infeksi pada sinus yang letaknya berada di dekat hidung, dan biasanya terjadi setelah anak mengalami selesma atau reaksi alergi.

Selain disebabkan oleh virus, sinusitis juga bisa terjadi akibat struktur hidung yang abnormal, infeksi gigi, cedera hidung, GERD, atau ada objek yang masuk ke dalam hidung.

Tipe Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada anak ini biasanya ditandai dengan gejala seperti hidung tersumbat, ingus kental dan berwarna, tetesan lendir di bagian belakang tenggorokan, sakit kepala, batuk, demam, juga rasa sakit di sekitar area sinus.

Sinusitis pada anak dapat menyebabkan:

  • Rasa sakit dan seperti tekanan di bagian wajah, terutama di belakang mata dan hidung.
  • Si Kecil akan merasa sangat sesak atau sesak.
  • Batuk dan pilek.
  • Tetesan post-nasal yang dapat menyebabkan sakit tenggorokan, bau mulut dan mual atau muntah.

Pada anak-anak, gejala bisa bertahan lebih lama dibandingkan pada orang dewasa. Menggunakan dekongestan yang dijual bebas dapat membantu menurunkan peradangan dan mengurangi gejala. Jika ada infeksi bakteri, dokter anak mungkin meresepkan antibiotik.

Pada anak-anak dengan sinusitis persisten, pembedahan untuk membersihkan area yang tersumbat mungkin direkomendasikan.

Baca Juga: 7 Jenis Pengobatan Sinusitis, Operasi Jadi Jalan Terakhir

  • Faringitis atau Radang Tenggorokan
Radang Tenggorokan (Orami Photo Stock)
Foto: Radang Tenggorokan (Orami Photo Stock)

Faringitis atau radang tenggorokan juga cukup sering menyerang anak, dan biasanya terjadi bersamaan dengan tipe Infeksi Saluran Pernapasan Akut pada anak lain seperti selesma atau infeksi telinga.

Menurut jurnal Acute Respiratory Infections in Children, faringitis disebabkan oleh virus di lebih dari 70% anak yang mengalami kondisi ini.

Kemerahan ringan dan pembengkakan serta pembesaran tonsil adalah gejalanya. Infeksi streptokokus jarang terjadi pada anak balita dan lebih sering terjadi pada anak yang lebih besar.

Dalam beberapa kasus, kondisi ini juga bisa terjadi akibat tonsilitis, sariawan, demam kelenjar, atau infeksi streptococcal.

Faringitis akut dalam hubungannya dengan perkembangan selaput di tenggorokan hampir selalu disebabkan oleh Corynebacterium diphtheriae di negara berkembang.

Berkat vaksinasi bayi menggunakan vaksin DTP (difteri-tetanus-pertusis), kasus difteri telah menurun secara signifikan, menunjukkan pentingnya imunisasi.

Segera bawa Si Kecil ke dokter kalau radang tenggorokan membuat Si Kecil sulit bernapas dan menelan, hipersalivasi, leher terasa kaku atau tampak bengkak, dan kesulitan membuka mulut.

Baca Juga: Bagaimana Cara Mengurangi Sakit Punggung saat Menyusui?

  • Otitis Media atau Infeksi Telinga Bagian Tengah

Sakit Telinga (Orami Photo Stock)
Foto: Sakit Telinga (Orami Photo Stock)

Otitis media terjadi akibat virus atau bakteri masuk ke dalam bagian tengah telinga, sehingga nanah menumpuk di dalam dan menekan gendang telinga.

Meski sering terjadi bersamaan dengan ISPA, otitis media secara teknis bukan bagian dari ISPA, ya Moms.

Gejala yang ditimbulkan meliputi rasa nyeri di telinga, demam, sakit saat mengunyah dan minum, serta sakit telinga saat berbaring.

Meski berbagai tipe ISPA pada anak biasanya bisa sembuh dengan istirahat dan obat warung, penting untuk konsultasi dengan dokter terutama untuk kasus yang lebih serius atau berkepanjangan.

Infeksi saluran pernapasan akut pada anak bagian bawah yang umum terjadi adalah pneumonia dan...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb