24 Januari 2022

6 Jenis Hipertermia, Mulai dari yang Ringan hingga Paling Berat

Heat exhaustion adalah kondisi hipertermia yang paling parah
6 Jenis Hipertermia, Mulai dari yang Ringan hingga Paling Berat

Selain cuaca dingin, cuaca yang terlalu panas pun bisa berakibat buruk bagi tubuh. Gejala-gejala yang timbul akibat cuaca sangat panas ini disebut hipertermia.

Melansir Cleveland Clinic, hipertermia adalah suhu tubuh tinggi yang tidak normal.

Kondisi ini disebabkan kegagalan mekanisme pengatur panas tubuh untuk menangani panas yang berasal dari lingkungan.

Pada manusia, suhu tubuh inti berkisar antara 95,9-99,5 derajat Fahrenheit di siang hari, atau 35,5-37,5 derajat Celsius.

Sebaliknya, orang dengan beberapa tingkat hipertermia memiliki suhu tubuh lebih dari 100,4 derajat Fahrenheit (38 derajat Celcius).

Gejala hipertermia tergantung pada tahap yang telah dicapai atau seberapa banyak tubuh terpapar cuaca yang terlalu panas.

“Gejala hipertermia dapat berkembang selama berjam-jam bahkan berhari-hari,” kata dr Stacy Sampson, DO dari Des Moines University College of Osteopathic Medicine kepada Healthline.

Ada beberapa kondisi yang tergolong hipertermia, Moms, antara lain:

  • Heat exhaustion atau kepanasan parah
  • Sinkop panas atau pusing mendadak setelah paparan panas yang berkepanjangan
  • Kram panas atau heat cramps
  • Stroke panas atau heat stroke

Berikut ini Orami sudah merangkum informasi seputar hipertermia. Disimak yuk, Moms!

Baca Juga: Bayi Baru Lahir Terkena Hipotermia, Bagaimana Cara Mengatasinya?

Gejala dan Penyebab Hipertermia

Hipertermia.jpg
Foto: Hipertermia.jpg

Foto: istock.com

Umumnya, hipertermia terjadi ketika seseorang melakukan olahraga di lingkungan yang hangat dan lembap.

Melansir Healthline, ini dia gejala kondisi hipertermia yang harus Moms ketahui:

  • Suhu tubuh lebih dari 38,5 C
  • Rasa gerah, haus, dan lelah
  • Pusing
  • Lemah
  • Mual
  • Sakit kepala

Gejala hipertermia berbeda-beda, tergantung pada kondisi dan jenis hipertermia yang dialami.

Adapun beberapa kondisi yang bisa menyebabkan hipertemia adalah:

  • Peningkatan suhu yang ada di lingkungan
  • Peningkatan produksi panas dari dalam tubuh, misalnya akibat aktivitas berlebihan, krisis tiroid, atau keracunan obat
  • Ketidakmampuan tubuh untuk membuang panas

Kemudian, ada juga sejumlah faktor yang berhubungan dengan kesehatan, di antaranya:

  • Sedang menderita dehidrasi
  • Adanya perubahan pada kulit terkait usia
  • Gangguan sirkulasi darah
  • Kelenjar keringat yang tidak efisien

Secara substansial kelebihan berat badan atau kekurangan berat badan dan juga gemar mengonsumsi alkohol juga membuat kita rentan terkena hipertermia.

Baca Juga: 5 Minuman untuk Dehidrasi, Bantu Gantikan Cairan Tubuh dengan Cepat

Jenis Hipertemia

Ada beberapa jenis hipertermia. Berikut ulasannya.

1. Stres Panas atau Heat Stress

Cuaca panas (1).jpg
Foto: Cuaca panas (1).jpg

Foto: Orami Photo Stock

Jika suhu tubuh mulai naik dan Moms tidak dapat mendinginkan diri melalui keringat, bisa jadi Moms mengalami stres akibat panas.

Stres panas ini dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti kelelahan panas dan stroke panas.

Selain merasa panas yang tidak nyaman, Moms juga mungkin mengalami beberapa gejala seperti pusing, lemah, mual dan haus.

Jika merasakan tanda-tanda stres akibat panas, segeralah berlindung di tempat yang lebih dingin dan istirahatlah.

Moms bisa juga mulai minum air atau minuman elektrolit, yang akan membantu mengembalikan hidrasi.

Elektrolit adalah zat di dalam tubuh, seperti kalsium, natrium, dan kalium yang membuat kita tetap terhidrasi.

Elektrolit membantu mengatur detak jantung, fungsi saraf, dan kesehatan otot. Tapi jika gejala-gejalanya makin memburuk, segera cari bantuan medis.

2. Sinkop Panas atau Heat Syncope

Cuaca panas.jpg
Foto: Cuaca panas.jpg

Foto: Orami Photo Stock

Sinkop, juga dikenal sebagai pingsan, terjadi ketika tekanan darah turun dan aliran darah ke otak berkurang sementara.

Hal ini cenderung terjadi jika kita terlalu memforsir diri dalam cuaca yang panas.

Selain itu, jika Moms kerap mengonsumsi obat beta-blocker atau obat jantung untuk menurunkan tekanan darah, Moms berisiko lebih tinggi terkena sinkop panas.

Biasanya sinkop panas atau pingsan sering didahului oleh gejala pusing atau kepala terasa ringan.

Moms mungkin merasa hampir pingsan, tetapi jika Moms rileks dan mampu mendinginkan tubuh dengan cepat, Moms dapat mencegah kehilangan kesadaran.

Selain itu, mengangkat kaki juga bisa membantu. Seperti halnya penyakit terkait akibat cuaca panas lainnya, rehidrasi adalah kuncinya.

Cairan apa pun bisa digunakan, tetapi minuman olahraga yang mengandung banyak air atau elektrolit adalah yang terbaik.

3. Kram Panas atau Heat Cramps

Cuaca sangat panas.jpg
Foto: Cuaca sangat panas.jpg

Foto: Orami Photo Stock

Kram panas biasanya terjadi karena aktivitas yang keras atau berolahraga dalam cuaca yang panas.

Ini terjadi akibat ketidakseimbangan elektrolit dan biasanya dirasakan di perut, kaki, atau otot-otot lengan.

Untuk membantu meredakan kram panas, istirahatlah di tempat yang dingin dan pastikan untuk mengisi kembali cairan dan elektrolit yang hilang.

Baca Juga: Cegah Lemas Akibat Dehidrasi, Ikuti 4 Kiat Ampuh Agar Anak Moms Suka Minum Air Putih

4. Edema Panas atau Heat Edema

Redakan hipertermia.jpg
Foto: Redakan hipertermia.jpg

Foto: Orami Photo Stock

Edema panas dapat terjadi jika kita berdiri atau duduk dalam waktu lama di tempat panas dan tidak terbiasa berada dalam suhu yang lebih hangat.

Ini bisa menyebabkan tangan, kaki bagian bawah, atau pergelangan kaki membengkak.

Pembengkakan ini berasal dari penumpukan cairan di ekstremitas atau anggota gerak tubuh kita.

Ini mungkin terkait dengan respon yang melibatkan reabsorpsi natrium yang distimulasi aldosteron ke dalam darah melalui ginjal.

Biasanya edema panas secara spontan mereda seiring waktu setelah kita terbiasa dengan lingkungan yang hangat.

Mendinginkan dan mengangkat kaki juga akan membantu, karena akan tetap terhidrasi dengan cukup air dan asupan elektrolit.

5. Ruam Panas atau Heat Rash

Hipertermia 1.jpg
Foto: Hipertermia 1.jpg

Foto: Orami Photo Stock

Terkadang, aktif dalam suhu yang panas untuk waktu lama dapat menyebabkan benjolan seperti jerawat muncul di kulit.

Ini biasanya berkembang di bawah pakaian yang telah menjadi basah karena keringat.

Ruam panas biasanya hilang dengan sendirinya setelah suhu tubuh mendingin atau kita mengganti pakaian.

Namun, infeksi mungkin terjadi jika kulit tidak didinginkan segera setelah ruam muncul.

6. Heat Exhaustion

Redakan hipertermia 2.jpg
Foto: Redakan hipertermia 2.jpg

Foto: Orami Photo Stock

Kondisi ini adalah salah satu tahap paling serius dari hipertermia. Kelelahan panas atau heat exhaustion terjadi ketika tubuh kita tidak bisa mendingin lagi.

Selain banyak berkeringat, Moms mungkin mengalami beberapa gejala seperti:

  • Pusing
  • Merasa lemah
  • Haus
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Kulit menjadi dingin dan lembap

Kelelahan karena panas ini adalah tahap terakhir sebelum serangan panas atau heat stroke terjadi.

Jika heat stroke dibiarkan tanpa penanganan serius, kondisi ini dapat mengancam nyawa dengan menyebabkan kerusakan otak dan organ vital lainnya.

Karena itu, penting bagi Moms untuk beristirahat dan rehidrasi segera setelah merasakan gejala-gejala heat exhaustion terus berkembang.

Jika gejala tidak membaik, segera dapatkan bantuan medis.

Baca Juga: Waspadai 4 Pertanda Dehidrasi

Cara Mengatasi Hipertermia

air minum yang sehat
Foto: air minum yang sehat (freepik.com)

Foto: Orami Photo Stock

Penanganan utama pada hipertermia adalah dengan mendinginkan suhu tubuh saat muncul gejala.

Jika Moms mengalami hipertermia, langkah pendinginan tubuh yang dapat dilakukan antara lain:

  1. Beristirahat dari aktivitas yang sedang dilakukan, bila perlu Moms dapat beristirahat sambil berbaring.
  2. Berteduh agar terhindar dari sengatan panas, bila perlu berteduh di ruangan yang sejuk dan memiliki aliran udara yang baik.
  3. Minum air putih atau minuman elektrolit, namun hindari mengonsumsi minuman terlalu dingin karena dapat menimbulkan kram perut.
  4. Mengompres kepala, leher, muka, dan bagian tubuh yang mengalami kram menggunakan air dingin.
  5. Melonggarkan pakaian yang ketat, termasuk kaus kaki dan sepatu.

Baca Juga: Ini Tanda Anak Dehidrasi dan Cara Mengatasinya, Catat!

Itu dia Moms informasi seputar hipotermia.

Nah, udara panas ternyata tidak bisa disepelekan ya Moms. Jika Moms mengalami gejala-gejala tersebut, jangan anggap sepele, ya.

  • https://www.nih.gov/news-events/news-releases/hyperthermia-too-hot-your-health-1#:~:text=Hyperthermia%20is%20an%20abnormally%20high,heat%20coming%20from%20the%20environment.
  • https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/22111-hyperthermia
  • https://www.healthline.com/health/hyperthermia
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/320226
  • https://www.cancer.gov/about-cancer/treatment/types/hyperthermia
  • https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/hyperthermia

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb