07 Juli 2019

Anak Terlalu Sensitif, Bagaimana Mengatasinya?

Apakah pergaulan anak yang sensitif bisa terhambat?
Anak Terlalu Sensitif, Bagaimana Mengatasinya?

Tanya:

Saya punya anak laki-laki masih TK A. Tapi, 2 minggu belakangan, ia selalu minta ditemani kalau di sekolah. Saya khawatir dia ada masalah dengan teman atau lainnya.

Ketika ditemani dan saya tanya, jawabannya, karena ada temannya nakal di sekolah.

Dalam arti, kalau anak saya bilang mainan A bagus, si teman tidak setuju, anak saya ingin si teman ini satu pendapat. Tapi, karena itu si teman jadi bilang 'nggak mau temenan’.

Mungkin tampak sepele tapi bagaimana ya cara memberi pengertian pada anak? Apakah ia terlalu sensitif dan bisa menghambat pergaulannya? (Ade, Tangerang)

Jawab:

Saya mau meluruskan terlebih dahulu berarti bagi anak ketika ada temannya yang tidak sependapat dengannya, maka anak beranggapan bahwa temannya nakal ya?

Mengajarkan anak tentang perbedaan memang membutuhkan waktu Moms, dan perlu contoh yang konkret agar lebih mudah untuk dipahami oleh anak.

Moms bisa mulai dari lingkungan terkecil lebih dahulu yaitu keluarga. Berikan contoh tentang perbedaan sifat, perbedaan ketertarikan atau hobi, perbedaan karakter, perbedaan fisik dan masih banyak lainnya.

Misalnya perbedaan hobi, kakak memiliki hobi bermain sepeda atau aktivitas outdoor, sementara adik lebih menyukai bermain lego, atau kakak menyukai warna biru sementara adik menyukai warna merah.

Katakan pada anak warna merah dan biru sama sama bagus dan menarik, bermain sepeda dan bermain lego juga sama-sama memiliki manfaat yang positif.

Ajak anak berdiskusi ketika mengajarkan anak tentang perbedaan. Di samping itu Moms juga bisa mengajarkan anak tentang perbedaan melalui story telling, film, dan buku cerita.

Apakah anak terlalu sensitif dan bisa menghambat pergaulannya?

Menurut saya bukan anak yang terlalu sensitif hanya saja ia belum bisa menerima perbedaan perbedaan yang terjadi di dalam lingkungannya, khususnya perbedaan pendapat.

Dan hal ini sebenarnya masih wajar karena cara berpikir anak usia ini masih egosentris, yaitu tahapan dimana seorang anak belum mampu melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain.

Seiring bertambahnya usia cara berpikir anak akan berubah, namun Moms tetap harus mengajarkannya untuk lebih fleksibel dalam berpikir, karena fleksibilitas sangat penting bagi anak dalam hidup bersosialisasi kelak.

Di dalam lingkungan sosial anak tidak bisa memaksakan pendapatnya harus sama dengan pendapat temannya.

Anak harus belajar untuk menerima perbedaan dan beradaptasi dengan perbedaan yang ada. Diajarkan secara perlahan ya, dan ingat kalau semua memang butuh proses.

Dijawab oleh: Nidya Dwika Puteri, M. Psi

Sumber: Forum Orami - Ask The Expert

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb