05 April 2019

Hati-hati! Anak yang Suka Pilih-pilih Makanan Berisiko Kurang Gizi

Kebiasaan anak yang suka pilih makanan ternyata berdampak pada kesehatannya
Hati-hati! Anak yang Suka Pilih-pilih Makanan Berisiko Kurang Gizi

Mengasuh anak adalah fase yang menyenangkan dan juga banyak tantangan. Memastikan anak bertumbuh dan berkembang dengan sehat tidak lepas dari makanan yang ia konsumsi sehari-hari.

Bukan saja menu makanannya, tapi juga pola makan atau kebiasaan makan yang dilakukan oleh anak.

Jika anak tak sulit untuk dikenalkan jenis makanan baru dan tidak rewel saat diminta konsumsi makanan sehat, maka Moms beruntung.

Namun, banyak pula anak yang hanya ingin jenis makan tertentu dan menolak makanan yang lain.

Kebiasaan pilih-pilih makanan ini disebut juga picky eater dan biasanya dialami oleh anak-anak yang usianya beranjak satu tahun sampai dengan lima tahun. Ada beberapa gejala dan penyebab anak memilih-milih makanan yang harus diperhatikan oleh orang tua.

Dr. dr. Francisca A Tjakradidjaja, seorang dokter spesialis gizi klinik di RS Rumah Sehat Terpadu Dompet Dhuafa mengungkapkan kalau anak picky eater bisa menolak sama sekali makanan yang tidak diinginkannya, melepeh, atau mengunyah dengan sangat lama.

“Ada beberapa penyebab anak picky eater, seperti tidak menyukai tekstur makanan, tidak lapar, bosan, terdapat masalah psikologis anak, terlambat memperkenalkan pada anak,” ucap dokter yang akrab disapa dr. Chika ini pada Kulwap Orami Community pada Kamis (26/2) lalu.

Kebiasaan anak pilih-pilih makanan yang terus berlanjut faktanya berdampak pada kesehatan anak dan memengaruhi perkembangan dan pertumbuhannya. Lengkapnya, simak ulasan berikut ini.

Baca Juga: 4 Kesalahan Orang Tua yang Membuat Anak jadi Picky Eater

Risiko Anak Kekurangan Gizi

Kebiasaan picky eater pada anak dapat berdampak besar di kemudian hari. Menurut dr. Chika, perkembangan dan pertumbuhan anak sangat pesat ketika berusia di bawah 1 tahun, dan selanjutnya akan melambat dan sering kali, nafsu makan mulai menurun.

“Jika ditambah lagi dengan kebiasaan picky eater yang berlanjut berisiko sebabkan anak kekurangan gizi, sehingga pertumbuhan dan perkembangannya dapat terganggu,” ujar dr. Chika.

Selain itu, dalam jangka panjang kekurangan gizi bisa berdampak pada kesehatan otak, jantung, dan tulang anak. Risiko anak menjadi stunting juga bisa terjadi karena kekurangan gizi.

Penting untuk diketahui, stunting dapat menyebabkan perawakan pendek pada anak dan juga menurunnya kemampuan kognitif anak.

Dampaknya bisa terjadi saat anak masuk sekolah dan mengalami kesulitan dalam belajar, atau lemah dalam menangkap sebuah informasi atau pelajaran.

Melihat dampak panjang karena kekurangan gizi, orang tua harus mengatasi kebiasaan picky eater sejak anak menunjukkan gejala dini. Hal ini untuk mencegah terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak.

Baca Juga: Anak Picky Eater, Ini Dampaknya Pada Mental Si Kecil dan Orang Tua

Cara Mengatasi Anak Picky Eater

Buang jauh-jauh pemikiran bahwa anak yang pilih makanan harus dipaksa untuk mengonsumsi makanan yang ditentukan orangtuanya. Hal tersebut malah membuat anak semakin trauma dengan pengalaman makan.

Menurut dr. Chika, mengatasi anak yang picky eater harus ekstra sabar dan kreatif. Membiasakan anak merasakan berbagai tekstur makanan itu penting.

Jadi, jangan biasakan anak hanya mengonsumsi makanan dengan tekstur lembut saja. Selain itu, menu harian makanan harus bervariasi dan dengan gizi yang seimbang.

Zat gizi yang dibutuhkan adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral dalam porsi seimbang.

Sederhana dalam sehari, pembagian makan adalah tiga kali makanan utama, dua kali selingan, dua kali susu. Camilan diberikan di antara waktu makan selang 2-3 jam.

Hindari juga untuk menyimpan makanan cepat saji di rumah dan selalu pantau perkembangan menu makanan dengan menghitung asupan makanannya selama satu minggu sebelumnya.

Namun, jika anak terlihat kesulitan dalam mengunyah atau menelan, berat dan tinggi badan tidak kunjung naik, segera konsultasikan pada dokter untuk penanganan lebih lanjut.

(DG/INT)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb