04 Mei 2019

Apa Pertumbuhan Anak Program Bayi Tabung Berbeda dengan Anak Program Hamil Normal?

Bayi tabung harus dibesarkan sama seperti bayi program hamil normal
Apa Pertumbuhan Anak Program Bayi Tabung Berbeda dengan Anak Program Hamil Normal?

Saat sedang merencanakan bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF), ada beberapa kekhawatiran yang biasanya singgah di benak orang tua, salah satunya apakah anak bayi tabung berbeda dengan anak program hamil normal. Jadi, apakah anggapan ini benar?

Apa Anak IVF Beda dengan Anak Program Hamil Biasa?

shutterstock 303060878
Foto: shutterstock 303060878

Masih banyak yang beranggapan bahwa bayi tabung adalah proses yang tidak natural untuk hamil, sehingga akan menciptakan ‘anak buatan’, padahal anggapan ini salah.

IVF menggunakan teknologi ART, yakni Assisted Reproductive Technology yang dapat membantu infertilitas dengan cara memasukan embrio ke uterus perempuan melalui serviks. Jadi proses pembuatannya sama saja dengan memproduksi bayi lewat hubungan seksual.

Baca Juga: 5 Mitos Tentang Bayi Tabung, Ini Kata Ahli!

“Tidak ada perbedaan di antara anak IVF dan anak program normal. Yang membedakan adalah biasanya anak program bayi tabung sering terlahir prematur, yakni lahir sebelum 38 minggu. Berat badannya pun jadi lebih rendah,” jelas dr. Dimple Nagrani, Sp.A saat ditemui di acara Morula Fertility Science Week.

Anak dari program bayi tabung sama normalnya dengan anak-anak biasa, baik dari fisik maupun kapasitas mental mereka.

Baca Juga: Benarkah Makan Belimbing Saat Hamil Sangat Bermanfaat?

“Untuk memastikan perkembangan fisiknya baik, setiap bulan orang tua harus mengukur berat badan dan panjang badan bayi dan lingkar kepala untuk mengetahui perkembangan otak,” terang dr. Dimple. “Jangan sampai kita menganggap mereka berbeda dari anak normal, tetap ajak mengobrol supaya motoriknya berkembang,” lanjutnya.

Meskipun melalui program IVF, bayi tetap dilahirkan secara natural seperti bayi-bayi lainnya. Moms dan Dads tetap harus memerhatikan kesehatan dan perkembangannya, mulai dari asupan gizi sampai perkembangan tubuhnya.

“Perhatikan kualitas gerakannya, asupan nutrisi, juga caranya berinteraksi dengan anak lain. Orang tua juga harus berkomunikasi dengan anak dengan cara kontak mata dan bermain bersama,” ujar dr. Luh Karunia W., SpKFR (K).

(INT)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb