09 Februari 2023

Bahaya Berhubungan saat Hamil, Bagaimana Cara Amannya?

Berhubungan badan saat hamil muda dapat dilakukan dengan gaya-gaya aman seks seperti ini, lho.
Bahaya Berhubungan saat Hamil, Bagaimana Cara Amannya?

Foto: Orami Photo Stocks

Hubungan seksual menunjukkan perilaku kasih sayang, rasa aman, tenang, kebersamaan dan kedekatan antara suami istri. Namun, apakah ada bahaya berhubungan saat hamil?

Ketika di masa kehamilan, berhubungan badan mampu meningkatkan ikatan serta keromantisan antara suami dan istri.

Hal ini juga menjadi peranan penting untuk saling menumbuhkan rasa kasih sayang dan dasar saling mengasihi.

Bagaimana dengan berhubungan badan saat hamil? Apakah ada bahaya berhubungan saat hamil? Yuk, simak penjelasannya!

Baca Juga: 5 Tips Seks Saat Hamil yang Aman dan Nyaman, Catat!

Berhubungan Badan saat Hamil Muda Berbahaya, Benarkah?

Berhubungan Seks di Trimester Pertama
Foto: Berhubungan Seks di Trimester Pertama (Freepik.com/freepik)

Bahaya berhubungan saat hamil memang menjadi concern terbesar bagi Moms dan Dads.

Dikutip dari American Pregnancy Association, ada beberapa faktor risiko yang menyebabkan berhubungan badan saat hamil sebaiknya ditunda, yaitu:

  1. wanita dengan riwayat keguguran berulang;
  2. wanita dengan plasenta pravia;
  3. mengalami perdarahan;
  4. mengalami pecah ketuban dini;
  5. mengandung anak kembar;
  6. memiliki riwayat penyakit pada serviks;
  7. kehamilan sebelumnya mengalami persalinan dini.

Jika di luar beberapa faktor risiko di atas, maka berhubungan badan saat hamil relatif aman untuk dilakukan.

Meskipun demikian, Moms dan Dads pasti masih bertanya-tanya apakah berhubungan badan saat hamil muda bisa menimbulkan masalah pada kehamilan?

Nah, bahaya berhubungan saat hamil muda memang pada umumnya menyebabkan kekhawatiran yang lebih bagi Moms ataupun Dads.

Namun, menurut Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 70-80 persen ancaman keguguran biasanya disebabkan oleh kelainan janin, kelainan kromosom dan kelainan genetik.

Perlu Moms dan Dads ketahui juga, tidak sedikit wanita saat hamil justru merasakan kenikmatan dan kepuasan luar biasa dibandingkan semasa tidak hamil.

Bahkan, sebagian wanita mengaku dapat mencapai orgasme sedikit lebih tinggi dibandingkan saat tidak hamil.

Hal ini terjadi karena perubahan hormon wanita saat kehamilan mengalami peningkatan dan lebih sensitif.

Sehingga menyebabkan perubahan pada sejumlah organ tubuh seperti payudara dan organ kandungan.

Untuk menghindari bahaya berhubungan saat hamil, tetaplah menggunakan pengaman atau kondom.

Hal ini dikarenakan, pada air mani terdapat zat prostaglandin yang dapat memicu kontraksi pada janin sehingga dapat menjadi salah satu ancaman keguguran jika usia kehamilan masih muda.

Namun, tak perlu khawatir hal ini terjadi ya. Perhatikan juga gerakan dan guncangan yang terlalu kuat harus diwaspadai juga ya, Moms.

Gerakan yang terlalu kuat dapat mengganggu keselamatan janin dan ibu hamil.

Lebih lengkap dr. Merwin Tjahjadi, Sp.OG, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, RS Pondok Indah, Bintaro Jaya, menjelaskan berhubungan badan saat hamil bisa dilakukan dalam beberapa syarat, yakni:

  • Melakukan pemeriksaan USG sebelumnya untuk mengetahui kondisi kehamilan, terutama mengetahui usia kehamilan, letak plasenta, dan risiko lahir prematur.
  • Pada trimester 1 disarankan tidak melakukan hubungan intim suami dan istri dahulu, karena risiko perdarahan/flek masih sangat tinggi dan kehamilan masih berusaha untuk menempel pada dinding rahim.
  • Pada trimester 2, apabila hasil USG menyatakan kondisi janin baik dan normal, maka dapat melakukan aktivitas seksual dengan syarat tidak ejakulasi di dalam, penetrasi secukupnya, tidak ada perdarahan dan nyeri perut setelah berhubungan. Untuk posisi berhubungan, carilah posisi yang nyaman dan tidak menekan daerah perut hamil.
  • Pada trimester 3 akhir, terutama usia janin di atas 37 minggu, maka disarankan berhubungan intim secara rutin untuk merangsang timbulnya mulas dan kontraksi.
  • Hubungan intim suami dan istri yang tidak mengikuti saran dari dokter spesialis kebidanan dan kandungan dapat memicu flek/perdarahan, mulas sebelum waktunya, sampai proses melahirkan sebelum waktunya. Sebaiknya sebelum berhubungan, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan.

Untuk mengetahui lebih dalam, berikut Orami uraikan apa saja yang perlu diketahui mengenai bahaya berhubungan saat hamil.

Baca Juga: 9+ Gerakan Pemanasan Sebelum Berhubungan Seks, Bikin Tahan Lama!

Berhubungan Badan saat Hamil Trimester Kedua

Berhubungan Badan saat Hamil
Foto: Berhubungan Badan saat Hamil (Freepik.com/racool_studio)

Trimester kedua saat kehamilan yaitu pada rentang usia kehamilan 13-27 minggu. Pada usia kehamilan ini, biasanya beberapa perubahan fisik dan non fisik mulai dirasakan bagi para ibu.

Seperti gejala mual dan muntah mulai berkurang, nafsu makan ibu meningkat, berat badan bertambah serta gairah seksual kembali normal.

Selain itu, ibu hamil juga mulai merasakan kram daerah kaki.

Menurut Jurnal Ilmiah Kebidanan, memasuki trimester kedua saat kehamilan, gairah seksual akan meningkat dan terjadinya perubahan di tubuh Moms.

Misalnya, daerah vagina menjadi lebih lembap dari biasanya.

Peningkatan gairah seksual ibu hamil saat trimester kedua juga dipengaruhi oleh peningkatan hormon estrogen.

Tubuh Moms akan menghasilkan lebih banyak hormon estrogren. Hormon estrogen adalah senyawa yang berfungsi sebagai hormon seks yang dimiliki wanita.

Nah, pada trimester kedua ini, cairan vagina juga meningkat dan membuat vagina lebih siap menerima penetrasi.

Perubahan payudara juga mengalami perubahan dan lebih sensitif sehingga ini yang meningkatnya keinginan seksual ibu hamil meningkat.

Berhubungan badan saat hamil berperan untuk menjaga mental dan emosional ibu tetap stabil.

Bahaya berhubungan saat hamil sudah berkurang di trimester kedua.

Pada masa ini, Moms dan Dads dapat melakukan hubungan seksual dengan aman dan nyaman. Posisi hubungan seksual yang cukup aman adalah doggy style, spooning, dan woman on top.

Melakukan hubungan badan saat berbaring sebaiknya dihindari untuk menyebabkan kontraksi dan gangguan berlebihan pada tubuh ibu.

Sebab, posisi ini menjadi salah satu meningkatkan tekanan pada rahim dan mempengaruhi aliran darah ke plasenta, sehingga bayi akan mengalami kekurangan oksigen.

Baca Juga: Bolehkah Berhubungan Intim Saat Hamil? Ketahui Aturannya!

Cara Berhubungan Badan saat Hamil

Kemesraan Suami Istri
Foto: Kemesraan Suami Istri (Freepik.com/gpointstudio)

Dalam melakukan hubungan badan saat hamil, ada berbagai posisi untuk membuat Moms dan Dads tetap nyaman dan aman saat melakukan hubungan seksual.

Melakukan hubungan badan saat trimester awal dan trimester kedua adalah kondisi kehamilan yang menyenangkan. Pada masa ini, bahaya berhubungan saat hamil bisa dibilang kecil.

Para ibu biasanya sudah tak lagi merasakan mual, morning sickness, walaupun perut mulai membesar.

Berikut ini beberapa gaya untuk melakukan hubungan badan saat kehamilan dengan cara aman,

  • Posisi duduk sambil bertatapan atau woman on top. Ini dilakukan ketika Dads berada pada posisi duduk di kursi. Kemudian Moms duduk di pangkuan Dads dengan menatap mata masing-masing.
  • Posisi merangkak atau doggy style. Posisi ini memungkinkan penetrasi yang dalam, yang mungkin sudah tidak akan nyaman jika dilakukan di trimester ketiga.
  • Posisi tidur menyamping. Berbaringlah sehingga Moms dan Dads saling berhadapan. Nikmatilah pose saling bertatapan ini selama Moms dan Dads masih dapat melakukannya.

Jika di luar beberapa gaya berhubungan badan di atas, maka aktivitas seks saat hamil relatif aman untuk dilakukan.

Baca Juga: 15 Manfaat Berhubungan saat Hamil Tua, Salah Satunya Memperlancar Persalinan!

Bahaya Berhubungan saat Hamil

Dalam jurnal Canadian Medical Association, disebutkan bahwa beberapa risiko atau bahaya berhubungan saat hamil tergolong rendah, selama tidak ada masalah kesehatan yang dimiliki.

Lalu, apakah yang harus dilakukan? Apakah bahaya berhubungan saat hamil yang bisa terjadi pada ibu dan sang janin?

Berikut ini beberapa bahaya berhubungan saat hamil yang patut diketahui oleh Moms and Dads. Disimak, yuk!

1. Berisiko Menyebabkan Keguguran

Keguguran Janin
Foto: Keguguran Janin (Freepik.com/freepik)

Menurut dr. Ricky Susanto, dokter kandungan RS Mitra Keluarga Kalideres, berhubungan badan saat hamil harus disesuaikan dengan kondisi ibu hamilnya sendiri, seperti tidak ada flek atau nyeri di bagian perut bawah.

Selain itu, terpenting adalah sperma tidak boleh dikeluarkan di dalam area kelamin.

Hal ini dikarenakan sperma mengandung zat yang menimbulkan kontraksi. Jika kontraksi terjadi di awal kehamilan, maka besar kemungkinan bisa menyebabkan terjadinya keguguran.

Nah, jadi ini salah satu bahaya berhubungan saat hamil!

2. Berisiko Menimbulkan Infeksi Saluran Kencing

Ilustrasi Gangguan Saluran Kemih
Foto: Ilustrasi Gangguan Saluran Kemih (Istockphoto.com)

Bahaya berhubungan saat hamil lain yang mungkin muncul adalah bisa meningkatkan risiko Moms terkena infeksi saluran kencing (ISK).

Namun hal ini baru akan terjadi jika terlalu sering berhubungan intim saat hamil.

ISK saat hamil tentu akan sangat mengganggu dan bisa menyebabkan komplikasi kehamilan jika tidak secara cepat diatasi.

Pipis sebelum seks serta membasuh vagina sebelum dan setelah seks bisa mengurangi risiko infeksi.

Namun menurut jurnal Urinary Tract Infections During Pregnancy, ISK saat hamil merupakan hal yang normal terjadi. Hal ini bisa diatasi dengan melakukan skrining dan selanjutnya diobati dengan antibiotik.

3. Menimpa Perut Ibu Hamil

Ibu Hamil
Foto: Ibu Hamil (Healthline.com)

Saat sedang hamil, perut seorang wanita akan semakin membesar sesuai dengan usia kehamilannya.

Hal ini yang terkadang harus diperhatikan jika Moms dan Dads melakukan hubungan badan saat hamil.

Akan sangat bahaya berhubungan saat hamil ketika posisi Dads yang menimpa area perut.

Hindari posisi seks misionaris yang dapat menimpa perut ibu yang sedang hamil. Sebaiknya pilih posisi miring atau duduk yang tidak memberatkan posisi perut sang ibu.

Atau bisa juga memilih posisi Moms di atas. Menurut Journal of Sex & Marital Therapy, kepuasan seksual bagi wanita hamil yang mengontrol penetrasi akan meningkat jika melakukan posisi woman on top.

4. Kontraksi Rahim Dini

Kontraksi
Foto: Kontraksi (romper.com)

Bahaya berhubungan saat hamil, juga berisiko menimbulkan kontraksi rahim dini.

Sebenarnya kontraksi ini baru akan terjadi jika sperma yang masuk ke dalam rahim saat hamil, seperti yang sudah dijelaskan di atas.

Zat prostaglandin pada sperma bisa menyebabkan reaksi sensitif pada mulut rahim ibu, yang bisa menimbulkan kontraksi rahim dini.

Prostaglandin adalah sejenis bahan kimia yang terjadi secara alami dalam tubuh yang mengatur ketegangan otot, termasuk kontraksi dan relaksasi otot.

Baca Juga: 12 Alasan Kenapa pada saat Hamil Berhubungan Terasa Sakit, Moms Perlu Tahu!

5. Kelahiran Prematur

Ibu Melahirkan
Foto: Ibu Melahirkan (Freepik.com/pch-vector)

Prostaglandin pada sperma inilah yang kemudian memicu kontraksi rahim di kehamilan tua.

Pada ibu yang usia kehamilannya sudah lebih besar, bahaya berhubungan saat hamil bisa menyebabkan kelahiran prematur.

Kelahiran prematur sendiri cukup berisiko bagi Moms dan Si Kecil.

6. Perdarahan Vagina

Perdarahan Setelah Seks Saat Hamil
Foto: Perdarahan Setelah Seks Saat Hamil (Medicalnewstoday.com)

Bahaya berhubungan saat hamil yang selanjutnya adalah perdarahan vagina.

Selama kehamilan, ada banyak perubahan yang pastinya terjadi pada tubuh ibu. Salah satunya adalah leher rahim yang menjadi semakin sensitif.

Jika Dads dan Moms memaksakan berhubungan intim saat hamil muda, apalagi tanpa foreplay atau pemanasan yang cukup, bisa mengakibatkan terjadinya perdarahan.

Pendarahan ini melalui vagina akibat kondisi leher rahim yang sensitif dan permukaan organ intim yang belum cukup terlumasi oleh cairan vagina.

Menurut Journal of Family & Reproductive Health, perdarahan vagina saat hamil muda dikaitkan dengan abortus spontan/keguguran.

Lalu, implantasi ektopik, mola hidatidosa, kelahiran prematur, dan berat lahir rendah.

7. Infeksi Menular Seksual

Penggunaan Kondom saat Berhubungan
Foto: Penggunaan Kondom saat Berhubungan (Pixabay.com/sasint)

Moms yang sedang hamil berisiko menderita infeksi menular seksual (IMS) saat melakukan hubungan badan ketika hamil.

Beberapa faktor penyebab terjadinya IMS sebagai bahaya berhubungan saat hamil meliputi ditularkan melalui hubungan seksual secara vaginal, anal/lewat anus dan oral/dengan mulut.

Penyakit ini juga disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, atau jamur yang ditularkan satu orang ke orang lain melalui kontak atau hubungan seksual.

Mengapa ibu hamil yang awalnya sehat bisa tertular hal ini?

Mengutip Jurnal Keperawatan, hal ini disebabkan karena suami melakukan hubungan seks di luar nikah sebelumnya.

Untuk menghindari IMS terjadi pada ibu hamil, diharapkan suami dan istri menjaga perilaku seks dengan setia pada pasangan masing-masing sehingga bisa melahirkan bayi yang sehat.

8. Pelvic Inflammatory Disease

Pelvic Inflammatory Disease
Foto: Pelvic Inflammatory Disease (institutobernabeu.com)

Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa kehamilan terlindungi dari Infeksi Menular Seksual (IMS) dan penyakit radang panggul atau pelvic inflammatory disease.

Anggapan ini tidak hanya salah, tetapi juga berkontribusi pada keterlambatan perawatan dengan konsekuensi maternal dan janin yang substansial.

Menurut jurnal Sex in Pregnancy, secara teoritis, ibu hamil mengalami penurunan risiko untuk mengembangkan penyakit radang panggul.

Ini karena hambatan alami untuk infeksi meninggi yang diciptakan oleh sumbat mukosa dan penghancuran rongga rahim pada usia kehamilan 12 minggu.

Namun, saluran genital atas masih beresiko untuk terinfeksi pada trimester pertama, dan infeksi saluran genital atas kronis dapat kambuh selama kehamilan.

9. Antepartum Hemorrhage pada Kondisi Plasenta Previa

Ibu Hamil
Foto: Ibu Hamil (Freepik.com/valeria-aksakova)

Dalam kondisi plasenta previa, pemeriksaan serviks dapat menyebabkan perdarahan yang hebat.

Dikatakan juga bahwa kontak penis dengan leher rahim selama hubungan intim dapat mengakibatkan risiko perdarahan yang serupa.

Jadi, bahaya berhubungan saat hamil untuk Moms yang menderita plasenta previa sangat tinggi.

Disarankan untuk tidak melakukan aktivitas seksual selama kehamilan.

Sebuah penelitian dalam U.S. National Library of Medicine menunjukkan aman melakukan pemeriksaan USG transvaginal dalam kondisi plasenta previa.

Baca Juga: Serba-serbi Keputihan Setelah Berhubungan Seks, Pahami Moms!

10. Venous Air Embolism

Hubungan Suami Istri saat Hamil
Foto: Hubungan Suami Istri saat Hamil (Freepik.com)

Bahaya berhubungan saat hamil yang terakhir adalah Venous Air Embolism atau Emboli Udara Vena.

Peristiwa ini jarang terjadi, namun berpotensi mengancam jiwa, pada ibu hamil dan peripartum yang melakukan hubungan seks orogenital dan penis-vaginal.

Dalam Canadian Medical Association Journal yang mengidentifikasi 22 contoh emboli udara vena yang terkait dengan aktivitas seksual.

Dari 22 kasus terjadi selama kehamilan atau masa nifas, delapan dari 22 wanita meninggal karenanya.

Selama kehamilan dan masa nifas, ada kontak langsung dari vagina ke pembuluh darah uteroplasenta yang buncit.

Lalu, udara dapat dipaksa masuk ke saluran serviks dengan insuflasi oral atau efek piston seperti penis atau jari pada vagina.

Udara yang dimasukkan ke dalam sirkulasi vena dan pembuluh darah paru dapat menyebabkan morbiditas yang serius, selain henti jantung paru dan kematian.

Itu dia Moms penjelasan dan cara aman untuk melakukan hubungan badan saat masa kehamilan.

Jadi, Moms dan Dads kini suda bisa menghindari bahaya berubungan saat hamil, ya!

Selain itu Moms dan Dads juga perlu mengetahui risiko bahaya berhubungan saat hamil yang bisa menimpa kapan saja.

Untuk mencegahnya, sebaiknya hindari berhubungan intim saat hamil ya, Moms.

Moms juga perlu mendiskusikannya dengan dokter kandungan untuk mengetahui apakah Moms memiliki faktor risiko atau tidak.

  • https://americanpregnancy.org/is-it-safe/sex-and-pregnancy/
  • https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/download/3382/3296
  • https://journal.stikespemkabjombang.ac.id/index.php/jikeb/article/view/94
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3080531/
  • https://www.aafp.org/afp/2000/0201/p713.html
  • https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/0092623X.2010.510776?src=recsys&journalCode=usmt20&
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4064773/
  • https://www.e-journal.poltekkesjogja.ac.id/index.php/caring/article/download/523/352
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3080531/

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb