16 Agustus 2020

Berteriak saat Hamil, Benarkan Bisa Memengaruhi Pendengaran Si Kecil?

Tahukah Moms berteriak saat hamil ternyata dapat memengaruhi perkembangan pendengaran Si Kecil dalam kandungan?
Berteriak saat Hamil, Benarkan Bisa Memengaruhi Pendengaran Si Kecil?

Sekitar minggu ke-6 kehamilan, meskipun embrio bahkan masih lebih kecil dari kacang polong, sel-sel di dalam kepala Si Kecil yang berkembang sudah mulai mengatur diri mereka menjadi jaringan-jaringan unik yang pada akhirnya menjadi otak, wajah, mata, telinga, dan hidungnya.

Lalu, menurut jurnal European Journal of Obstetrics & Gynecology and Reproductive Biology, Si Kecil dapat mendengar selama trimester terakhir. Respons yang konsisten terhadap rangsangan akustik telah diamati dari 28 minggu.

Sehingga, kehamilan yang tenang dan bebas stres adalah yang terbaik untuk Moms, tetapi sekarang sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa pasangan atau Dads yang berteriak pada wanita hamil bisa Si Kecil dalam kandungan.

Baca Juga: Ibu Hamil Terpapar Suara Keras, Ketahui 5+ Efek Sampingnya untuk Ibu dan Janin!

Pengaruh Berteriak saat Hamil pada Pendengaran Si Kecil

pengaruh berteriak saat hamil pada janin
Foto: pengaruh berteriak saat hamil pada janin

Foto: Orami Photo Stock

Nah, sebuah penelitian baru telah menyoroti dampat berteriak saat hamil atau suara yang ditimbulkan di sekitar Moms maupun Si Kecil yang belum lahir.

Para ilmuwan di Kochi Medical School di Jepang menemukan bahwa bayi berisiko lebih tinggi terlahir dengan masalah pendengaran jika ada pelecehan verbal di sekitar mereka saat mereka berada di dalam rahim.

Baca Juga: 5 Efek Buruk Jika Orang Tua Sering Berteriak pada Balita

Berteriak saat Hamil Memicu Stres

Berteriak Saat Hamil
Foto: Berteriak Saat Hamil

Foto: Orami Photo Stock

Berteriak saat hamil baik Moms maupun Dads, tentu dapat menyebabkan stres. Utamanya pelecehan verbal mungkin memiliki dampak negatif pada pematangan fungsi pendengaran janin.

Meskipun pelecehan verbal atau berteriak saat hamil sering tidak dianggap separah pelecehan fisik karena tidak meninggalkan cedera yang terlihat, temuan kami menunjukkan bahwa pelecehan verbal dapat memiliki efek negatif besar pada fungsi dan perkembangan pendengaran bayi baru lahir.

Berteriak saat Hamil Memicu Perubahan Neuroendokrin

Berteriak Saat Hamil
Foto: Berteriak Saat Hamil

Foto: Orami Photo Stock

Moms, peneliti tersebut pun menemukan bahwa berteriak saat hamil bisa memicu perubahan neuroendokrin. Hal ini berarti dapat mengurangi aliran darah ke rahim yang pada gilirannya akan menunda pertumbuhan yang menghambat perkembangan sistem pendengaran Si Kecil dalam kandungan.

Baca Juga: Jangan Berteriak kepada Anak, Ini Hukumnya Menurut Islam!

Jadi, apa yang Moms harus lakukan agar pendengaran Si Kecil dalam berkembang secara normal? Haruskah memainkan music klasik melalui headphone yang didekatkan ke perut?

Dalam kebanyakan kasus, suara-suara yang normal merupakan yang terbaik. Tidak ada alasan untuk menghindari situasi yang keras, apakah itu konser yang telah Anda antisipasi selama berbulan-bulan atau baby shower

Suara keras memang memiliki kemungkinan untuk menyebabkan kerusakan perkembangan atau kehilangan pendengaran pada bayi yang sedang tumbuh ketika itu keras, berkepanjangan dan berulang.

Jadi, jika Moms bekerja di lantai pabrik yang bising selama delapan jam sehari, misalnya, ada baiknya berbicara dengan atasan tentang kemungkinan transfer sementara ke wilayah yang lebih tenang.

Terakhir, Moms mungkin pernah mendengar bahwa memainkan musik klasik untuk bayi Anda di dalam rahim dapat meningkatkan IQ-nya atau memberinya fondasi untuk pendidikan yang lebih baik - tetapi tidak ada bukti bahwa inilah masalahnya. Karena itu, tidak ada salahnya memainkan lagu favorit Moms.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb