Tahap Perkembangan Sosial Anak Usia 1–5 Tahun, Simak Moms!
Ada beragam aspek perkembangan anak yang perlu dipantau termasuk perkembangan sosial.
Selain perkembangan fisik, bahasa, serta kecerdasan, perkembangan sosial balita juga menjadi salah satu pondasi penting agar dia kelak tumbuh menjadi pribadi yang utuh.
Dengan memerhatikan perkembangan sosial Si Kecil, setiap orang tua pun dapat memastikan apakah anak mereka telah tumbuh dan berkembang sesuai usia.
Selain itu, Moms dan Dads bisa mengidentifikasi masalah tumbuh kembang anak sejak dini.
Jadi, apabila Si Kecil memiliki masalah tumbuh kembang, mereka dapat ditangani segera.
Baca Juga: 10 Dampak Psikologis Anak Broken Home, Tak Hanya Kesepian!
Tahapan Perkembangan Sosial Anak
Secara umum, perkembangan sosial balita berkaitan dengan kemampuan anak untuk:
- Memahami, mengatur, serta mengekspresikan emosi dan perasaan pribadi.
- Memahami perasaan dan kebutuhan orang lain.
- Berinteraksi dengan orang lain secara baik dan dengan rasa menghargai.
- Membangun hubungan yang positif dan bermanfaat dengan orang lain.
Yuk Moms, kenali dulu tahapan perkembangan sosial balita berikut.
Dengan begitu Moms akan semakin mudah membentuk karakter positif dan melatihnya agar cerdas bersosialisasi.
Apa saja tahapan sesuai usia Si Kecil? Ini dia!
1. Usia 1 Tahun
Moms, ini adalah usia yang ideal untuk mulai mengajak Si Kecil ke playdate atau mengenalkannya dengan anak lain.
Menurut Maria Kalpidou, seorang profesor psikologi di Assumption College, di usia ini Moms akan melihat perkembangan sosial balita seperti:
- Senang menjadi pusat perhatian.
- Bisa mengenali orang-orang terdekat, seperti kakek nenek, dokter anak, atau asisten rumah tangga.
- Menarik perhatian Moms dan Dads dengan menirukan suara, gestur, atau tindakan.
- Meniru aktifitas orang dewasa, seperti menyetir, membaca, atau memasak.
- Bisa mengenali dirinya di cermin atau foto.
- Bermain terpisah dari Moms dalam jangka waktu singkat.
2. Usia 2 Tahun
Balita berusia 2 tahun umumnya sudah bisa menunjukkan kasih sayang pada orang maupun binatang. Di usia ini, tahapan perkembangan balita yang akan Moms lihat adalah:
- Suka bermain di dekat anak lain (bermain paralel), tapi masih kesulitan berbagi mainan.
- Bisa mengenali perbedaan antara anak laki-laki dan perempuan.
- Ingin melakukan segala sesuatu sendiri, tapi juga masih tetap ingin dibantu.
- Bisa menghubungkan bahasa dan permainan peran, seperti mengaum layaknya kucing yang sedang marah.
- Memiliki banyak perasaan dan emosi kuat yang sulit diungkapkan
- Mulai sering membantah dan mengatakan tidak
- Bisa membantu tugas rumah tangga sederhana
Baca Juga: 4 Penyebab Bau Badan pada Anak dan Cara Mengatasinya, Gunakan Deodoran Khusus!
3. Usia 3 Tahun
Dalam perkembangan sosial anak selanjutnya, buah hati lebih ekspresif dalam menunjukkan perhatiannya.
Pada usia dimana sebagian besar anak memulai preschool ini, Moms juga akan melihat perkembangan sosial balita seperti:
- Menggunakan bahasa sosial seperti “tolong,” “terima kasih,” dan “dadah.”
- Menciptakan karakter imajinasi atau bermain pura-pura.
- Merasa kesal bila rutinitasnya terganggu.
- Bisa bergantian saat bermain dengan anak lain.
- Tidak terlalu rewel saat ditinggal Moms atau Dads.
- Mulai bisa menunjukkan empati pada orang lain.
4. Usia 4 Tahun
Dengan pengalaman bersosialisasinya yang semakin banyak, di usia ini Moms akan melihat perkembangan sosial balita seperti:
- Tertarik untuk menjadi bagian dari kelompok.
- Bisa berbagi dan bekerja sama dengan orang lain.
- Lebih suka bermain dengan teman ketimbang sendirian.
- Suka melakukan hal baru dan mencari pengalaman baru.
- Senang menunjukkan perhatian dengan pelukan atau ciuman.
- Mencoba bernegosiasi untuk mendapatkan keinginannya.
5. Usia 5 Tahun
Beberapa tahapan perkembangan balita di usianya yang menjelang masuk Sekolah Dasar, adalah:
- Meniru ucapan, gaya berpakaian, atau perilaku teman.
- Senang bernyanyi, menari, dan bermain peran.
- Bisa membedakan imajinasi dan kenyataan.
- Bisa mengungkapkan hal yang disukai dan tidak disukai.
- Lebih mudah menurut dengan aturan yang Moms berikan.
- Menunjukkan perilaku mandiri tapi bisa bekerja sama.
- Semakin sering menirukan aktivitas orang dewasa.
Baca Juga: 13 Peran Orang Tua dalam Mendidik Anak, Ada Apa Saja?
Cara Mengembangkan Kemampuan Sosial
Kemampuan sosial anak tidak hanya melibatkan kemampuan bekerja sama dengan teman sebaya, tetapi juga mencakup hal-hal lainnya.
Misalnya, seperti kemampuan untuk menunjukkan empati, mengungkapkan perasaan, dan berbagi dengan murah hati.
Ada banyak hal yang dapat Moms dan Dads lakukan untuk membantu anak-anak dalam mengembangkan keterampilan sosialnya.
Berikut beberapa cara yang bisa diterapkan:
1. Mengajarkan Empati
Mengajarkan Si Kecil untuk bersikap empati merupakan salah satu cara yang bisa Moms lakukan agar kemampuan sosialnya berkembang dengan baik.
Hal ini karena empati melibatkan kecerdasan emosional anak terhadap orang lain.
Mulailah dengan bertanya tentang perasaan anak yang melibatkan tentang peristiwa dalam kehidupan anak Moms.
Misalnya, "Bagaimana perasaanmu saat kehilangan mainanmu?" "Bagaimana perasaanmu tentang cerita itu?".
Setelah anak-anak terampil dalam mengekspresikan reaksi emosional mereka sendiri, mulailah mengajukan pertanyaan tentang bagaimana perasaan orang lain.
"Menurutmu bagaimana perasaan temanmu ketika kamu mengambil mainan yang dia mainkan?"
Dengan menanggapi pertanyaan tentang emosi, anak-anak dapat mulai berpikir tentang bagaimana tindakan mereka sendiri dapat memengaruhi emosi orang-orang di sekitar mereka.
2. Melatih Kerja Sama
Agar Si Kecil memiliki keterampilan sosial yang baik, Moms juga perlu mengajarkan mereka untuk bekerja sama. Kerja sama adalah salah satu keterampilan yang bisa didapat dari pengalaman langsung.
Jadi, mulai lah dengan mengajak anak berinteraksi dan bermain dengan anak-anak lain sehingga mereka mengerti cara berhubungan dengan orang lain.
Meski mungkin cara Si Kecil bekerja sama dengan orang lain tidak langsung dilakukan dengan benar karena anak-anak sering kurang kesabaran dan kemampuan untuk berbagi, hal-hal ini bisa berkembang secara bertahap akan mulai membaik seiring bertambahnya usia dan pengalaman.
Saat anak-anak bermain dan berinteraksi, mereka juga mulai mengembangkan keterampilan pemecahan masalah sosial.
Awalnya, hal ini mungkin melibatkan banyak argumen dan konflik dengan saudara kandung dan teman sebaya.
Tetapi pada akhirnya, anak-anak akan belajar bagaimana bernegosiasi dan berkompromi dengan anak-anak lain.
Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.
Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan
Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.