09 Mei 2019

3 Dampak Buruk Malnutrisi Pada Balita yang Harus Kita Tahu

Stunting adalah salah satu dampak buruk malnutrisi
3 Dampak Buruk Malnutrisi Pada Balita yang Harus Kita Tahu

Malnutrisi tidak hanya datang dari kurangnya asupan makanan bergizi dalam tubuh, tapi juga bisa disebabkan karena kondisi kesehatan seperti gangguan makan atau penyakit keras yang mencegah tubuh untuk menyerap nutrisi.

Menurut World Health Organization (WHO), malnutrisi adalah salah satu penyakit paling berbahaya di dunia. Malnutrisi merupakan penyebab utama 45 persen kematian pada anak di bawah 5 tahun.

“Jika balita mengalami nutrisi, kondisi kesehatannya sampai ia dewasa nanti bisa terganggu. Ibu yang malnutrisi juga kemungkinan memiliki anak yang kurang gizi,” ujar dokter gizi Dr. Juwalita Surapsari, Sp.GK dari RS Pondok Indah kepada Orami.

Dr. Juwalita juga memaparkan dampak-dampak buruk malnutrisi pada balita yang harus diketahui oleh orang tua. Mari disimak!

1. Dampak Pada Kecerdasan

Malnutrisi dapat menyebabkan gangguan pada perkembangan otak anak. Mereka pun jadi lebih lambat dalam menerima dan mencerna informasi. Saat teman-temannya cepat dalam belajar, balita malnutrisi akan mengalami kesulitan.

“Jika anak malnutrisi, pertumbuhan otak pun jadi nggak optimal dan mengganggu kecerdasan anak,” jelas Dr. Juwalita.

Baca Juga: Yuk, Berikan Gizi Anak Sesuai Usianya

2. Stunting

Stunting adalah dampak jangka panjang yang disebabkan oleh malnutrisi saat masa kanak-kanak.

Malnutrisi menyebabkan anak tidak bisa tumbuh secara normal, yakni tinggi badan dan berat badannya berada di bawah rata-rata dibanding teman-teman seusianya.

“Anak yang dilahirkan dari ibu stunting kemungkinan juga akan jadi anak kurang gizi,” ujarnya.

Baca Juga: Zat Gizi yang Diperlukan untuk Perkembangan Otak Anak

3. Kesehatan Terganggu

Malnutrisi menyebabkan balita kekurangan protein, lemak, karbohidrat, vitamin, dan mineral. Oleh sebab itu, mereka jadi lebih cepat sakit. Contohnya, kekurangan zat besi akan menyebabkan anemia atau kekurangan vitamin C berdampak pada warna kulit yang tidak sama rata.

“Bukan cuma fisik yang pendek, tapi ada risiko hipertensi, stroke, dan kankernya yang lebih besar dibanding anak-anak yang kebutuhan gizinya terpenuhi,” tutur Dr. Juwalita.

Baca Juga: 3 Bahan Makanan Simpel Ini Ternyata Sehat dan Bergizi

Oleh sebab itu 1000 hari pertama anak adalah masa yang sangat penting karena bisa berpengaruh pada kesehatan dan kondisinya ketika dewasa nanti. Pastikan beri ASI pada Si Kecil saat berusia 0-6 bulan, lalu lanjutkan dengan MPASI yang bergizi.

(INT)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb