28 Juni 2022

Gangguan Mental pada Wanita, Ini Gejala dan Jenis-jenisnya

Ketahui jenis gangguan mental yang paling sering menyerang wanita
Gangguan Mental pada Wanita, Ini Gejala dan Jenis-jenisnya

Di zaman sekarang, sudah saatnya kita untuk mengetahui dan memerhatikan lebih mendalam tentang isu kesehatan mental, ya, Moms. Termasuk adanya gangguan mental pada wanita.

Gangguan mental bisa menyerang siapa saja, dari berbagai usia, dan tidak terbatas pada jenis kelamin. Baik pria maupun wanita sama-sama berisiko alami gangguan mental.

Menurut Psychology Today, sejauh ini belum ada penelitian yang membuktikan gangguan mental lebih sering terjadi pada wanita.

Gangguan mental itu sendiri banyak jenisnya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, gangguan mental terdiri dari berbagai masalah dengan gejala yang berbeda-beda.

Namun, mereka umumnya dicirikan oleh beberapa kombinasi pemikiran abnormal, emosi, perilaku, dan hubungan dengan orang lain.

Baik pria maupun wanita sama-sama berpotensi untuk alami gangguan mental. Hanya saja, masing-masing punya kecenderungan tertentu.

Simak lebih lanjut tentang gangguan mental pada wanita berikut ini.

Baca Juga: 3 Gangguan Kesehatan Mental Pascamelahirkan, Waspada!

Gejala Gangguan Mental pada Wanita

Tanda Gangguan Mental pada Wanita-1.jpg
Foto: Tanda Gangguan Mental pada Wanita-1.jpg

Foto: wanita merasa sedih (filmymarkets.com)

1. Kesedihan Tanpa Sebab

Wanita lebih rentan mengalami penyakit mental internal, seperti depresi dan gangguan kecemasan.

Disebutkan penyakit internal karena lebih mengarah pada penarikan diri, terlalu banyak merenung, sering merasa sepi, dan sedih yang berlarut-larut.

“Seringnya wanita merasa baik-baik saja padahal mereka sudah memiliki gejala dari gangguan mental. Wanita kerap kali tidak mengedepankan hal tersebut dan memilih untuk menahannya,” ungkap Dr. Jeanne Conry dari American College of Obstetricians and Gynecologists.

Ciri utama gangguan mental pada wanita adalah terus-menerus merasa sedih tanpa sebab.

Tentu saja, wajar ketika bersedih dan itu adalah emosi yang lumrah. Rasa sedih yang wajar ketika ada pemicunya.

Selain itu, Moms mampu mengatasi rasa sedih dan dapat menyesuaikan diri, maka itu bukanlah gangguan mental.

Menurut Psychology Today, kesedihan akan jadi gejala dari gangguan mental ketika memengaruhi pikiran, emosi, persepsi, dan perilaku kita. Hal ini terjadi secara kronis sehingga Moms merasa sedih tentang segalanya.

Selain itu, Moms kerap menarik diri dan pikiran dipenuhi dengan pendapat negatif tentang diri sendiri.

Tidak membutuhkan peristiwa atau situasi pemicu, rasa sedih itu akan muncul dan mengganggu kehidupan Moms sehari-hari.

Jika gejala ini sedang Moms alami, sebaiknya segera cari pertolongan pada psikolog karena menjadi ciri gangguan mental.

2. Selalu Merasa Khawatir

Rasa khawatir bisa muncul dari waktu ke waktu. Namun, ketika rasa khawatir muncul secara konstan dan mengganggu sepanjang waktu, maka Moms harus waspada.

Gejala lainnya yang mengikuti seperti sesak napas, sakit kepala, gelisah, jantung berdebar-debar, dan alami diare.

Baca Juga: 4 Hal Penting untuk Bertahan Menghadapi Depresi Pascapersalinan

3. Perubahan Suasana Hati yang Cepat

Suasana hati seseorang memang tidak bisa melulu sama.

Namun, perubahan suasana hati yang tiba-tiba dan terjadi secara dramatis, bisa menjadi gejala dari gangguan mental pada wanita.

Misalnya adalah kemarahan yang ekstrem dan kemudian tiba-tiba merasa sedih serta tertekan.

4. Alami Masalah Tidur

Umumnya, Moms membutuhkan 7-9 jam tidur setiap malam.

Perubahan pola tidur yang berkelanjutan juga bisa menjadi tanda seseorang mengalami penyakit mental.

Begitu pula kebalikannya, kebiasaan kurang tidur berisiko sebabkan penyakit mental.

“Kualitas tidur yang buruk dalam jangka waktu lama bisa menyebabkan masalah kesehatan. Di antaranya adalah diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, obesitas hingga alami depresi,” ungkap Dr. Andrew McClintock-Greenberg, dokter spesialis paru dari Sutter East Bay Medical Foundation.

Kombinasi gejala-gejala di atas bisa jadi gejala dari gangguan mental pada wanita. Hal ini bisa diperparah dengan perubahan nafsu makan yang disertai penurunan berat badan yang cepat.

Seseorang yang alami gangguan mental juga cenderung tergantung pada zat-zat tertentu, seperti alkohol atau obat-obatan.

Jenis Gangguan Mental pada Wanita

3 Gangguan Mental yang Sering Menyerang Wanita.jpg
Foto: 3 Gangguan Mental yang Sering Menyerang Wanita.jpg

Foto: gangguan mental pada wanita (freepik.com)

Berbicara tentang gangguan mental pada pria dan wanita, masing-masing bisa mengarah pada penyakit mental tertentu.

Hal ini diungkapkan pada studi yang diterbitkan oleh American Psychological Association (APA).

Studi tersebut mengungkapkan tentang prevalensi berdasarkan jenis kelamin dari berbagai jenis penyakit mental umum.

Hasil dari studi tersebut adalah wanita memang lebih mungkin untuk didiagnosis dengan gangguan kecemasan (anxiety disorder) atau depresi.

Sementara pria cenderung melakukan penyalahgunaan zat (substance abuse) atau gangguan antisosial (antisocial disorder).

Semua kembali pada jenis gangguan mental yang dialami. Beberapa gangguan mental lebih rentan dialami wanita, beberapa lainnya lebih sering dialami oleh pria.

Namun, National Institute of Mental Health mengungkapkan gangguan mental seperti gangguan bipolar dan skizofrenia tidak dapat ditentukan paling banyak dialami pria atau wanita.

Adapun beberapa gangguan mental pada wanita, yaitu:

1. Depresi

Depresi adalah gangguan mental pada wanita yang paling umum terjadi. Harvard Health Publishing mengungkapkan, wanita memiliki risiko dua kali lebih besar untuk mengalami depresi berat dibandingkan pria.

Bukan karena anggapan bahwa wanita lebih emosional, namun ada beberapa faktor yang mendasarinya.

“Wanita yang memiliki riwayat anggota keluarga mengalami depresi akan lebih berisiko. Selain itu, ketika wanita punya riwayat pelecehan atau tekanan hidup baru-baru ini atau isolasi sosial yang ekstrem, maka berisiko lebih tinggi mengalami depresi,” ungkap Karina Davidson, profesor kedokteran dan psikiatri di Columbia University Medical Center.

Wanita juga lebih mungkin mengalami beberapa jenis stres berat, seperti pelecehan seksual anak, kekerasan seksual orang dewasa, dan kekerasan dalam rumah tangga.

Faktor lainnya yang juga turut berperan adalah perubahan hormonal terutama saat hamil dan melahirkan.

Ketika wanita hamil dan melahirkan, mereka sangat rentan mengalami stres.

Jika tidak segera ditangani, maka dapat berakhir dengan depresi. Terkait hal ini, pria tidak mengalaminya.

Hal tersebut yang sebabkan wanita lebih banyak yang mengalami depresi dibandingkan pria.

Baca Juga: Gejala Depresi dan Kelelahan Hampir Sama, Ini Cara Bedakannya

2. Gangguan Kecemasan

Melansir dari Women’s Health, anxiety disorder atau gangguan kecemasan juga sering dialami oleh wanita dan bisa menjadi gangguan mental pada wanita.

Gangguan kecemasan ini juga ada banyak jenisnya, di antaranya general anxiety disorder (GAD), gangguan panik, fobia sosial atau fobia terhadap hal-hal lainnya.

Gangguan obsesif kompulsif (OCD) dan post-traumatic stress disorder juga bisa dikatakan masuk ke dalam gangguan kecemasan.

Penyebab pastinya memang tidak bisa ditentukan, Moms, namun beberapa faktor bisa jadi pemicunya.

Di antaranya seperti peristiwa traumatis, faktor genetik, dan hormonal. Gangguan kecemasan bukan hanya ditandai dengan rasa takut saja.

“Gangguan kecemasan bukan hanya sekadar rasa khawatir sementara. Rasa cemas dan khawatir itu tidak bisa hilang dan bisa memburuk dari waktu ke waktu. Selain itu, bisa juga muncul serangan panik yang terjadi tiba-tiba dan tanpa peringatan. Hal ini turut mengganggu kehidupan pengidapnya,” ungkap Nancy DeAngelis, direktur dari Behavioral Health Service di Abington-Jefferson Health.

3. Gangguan Makan

Eating disorder atau gangguan makan seperti anoreksia nervosa, bulimia, dan binge eating nyatanya lebih sering dialami oleh wanita.

American Psychiatric Association mengungkapkan gangguan makan adalah penyakit ketika Moms mengalami gangguan parah dalam perilaku makan dan berkaitan dengan emosi seseorang.

Bisa dikatakan, orang yang depresi juga bisa mengalami gangguan makan.

Eating disorder nantinya bisa berhubungan dengan gangguan mental pada wanita lainnya, yaitu borderline personality disorder atau gangguan kepribadian ambang.

“Wanita lebih rentan mengalami gangguan makan karena mereka lebih rentan terhadap ketidakpuasan tubuh. Ketika muncul persepsi negatif tentang penampilan fisik dan ditambah dengan tekanan sosial, maka bisa meningkatkan risiko alami gangguan makan,” ungkap Dr. Catherine Preston dari Departemen Psikologi di York University, Inggris.

Baca Juga: Kenali 6 Tipe Gangguan Kecemasan pada Anak

Faktor Pemicu Gangguan Mental pada Wanita

Benarkah Wanita Lebih Mudah Terserang Gangguan Mental-2.jpg
Foto: Benarkah Wanita Lebih Mudah Terserang Gangguan Mental-2.jpg

Foto: gangguan kecemasan (personneltoday.com)

Gangguan mental pada wanita yang umum terjadi dan mudah diketahui orang adalah gangguan kecemasan dan depresi.

National Institute of Mental Health juga menyebutkan bahwa gangguan mental tersebut lebih sering dialami oleh wanita. Sayangnya, masih banyak wanita yang tidak menyadari hal tersebut.

“Seharusnya, wanita harus melakukan skrining rutin untuk mengecek kesehatan mental mereka. Hal yang sering terjadi adalah wanita memiliki masalah mental, namun tidak mengedepankan itu,” ungkap Dr. Jeanne Condy, dari American College of Obstetricians and Gynecologists.

Adapun beberapa faktor pemicu wanita lebih mudah terserang depresi dan kecemasan dibandingkan pria, yaitu:

1. Masalah Hormon

Psychology Today mengungkapkan, baik pria dan wanita memiliki masing-masing hormon dalam tubuh, namun jumlahnya saling berbeda.

Perbedaan hormon tersebut nyatanya dapat berkontribusi pada penyakit mental.

Wanita, cenderung menghasilkan jumlah serotonin lebih rendah daripada pria.

Kekurangan serotonin terlibat dalam sejumlah gangguan mental, terutama depresi dan kecemasan.

Selain itu, ketika wanita hamil dan melahirkan juga dapat menyebabkan fluktuasi hormon, sedangkan pria tidak mengalaminya.

Baca Juga: Sama-sama Gangguan Makan, Apa Bedanya Bulimia dan Anoreksia?

2. Diskriminasi dan Trauma

Berbicara tentang trauma, tidak dapat dipungkiri bahwa wanita lebih sering mengalaminya. Sehingga, trauma dapat memicu gangguan mental pada wanita.

Trauma juga merupakan faktor risiko untuk sejumlah penyakit mental, salah satunya adalah post-traumatic stress disorder (PTSD).

Begitu juga dengan diskriminasi gender, kekerasan gender, dan perlakuan buruk terhadap wanita bisa melemahkan kesehatan mental.

Jadi, Moms, sudah waktunya kita untuk peka terhadap pentingnya menjaga kesehatan mental.

Mungkin saja diri kita sendiri atau orang terdekat mengalami gangguan kesehatan mental, dan kita tidak menyadarinya.

Itulah gejala, jenis, dan pemicu gangguan mental pada wanita. Tetap perhatikan kesehatan tubuh dan jiwa Moms, ya agar terhindar dari gangguan mental tersebut.

  • https://www.psychologytoday.com/us/blog/when-your-adult-child-breaks-your-heart/201504/women-and-mental-illness
  • https://www.who.int/mental_health/management/en/
  • https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-squeaky-wheel/201510/the-important-difference-between-sadness-and-depression
  • https://www.apa.org/pubs/journals/abn
  • https://www.health.harvard.edu/womens-health/women-and-depression
  • https://www.womenshealth.gov/mental-health/mental-health-conditions/anxiety-disorders
  • https://www.psychiatry.org/patients-families/eating-disorders/what-are-eating-disorders
  • https://www.nimh.nih.gov/health/topics/women-and-mental-health/index.shtml

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb