19 Februari 2020

Atresia Bilier pada Bayi, Apa Gejalanya?

Meski jarang terjadi, tapi Atresia Bilier akan membahayakan bayi
Atresia Bilier pada Bayi, Apa Gejalanya?

Ada beberapa pernyakit yang harus Moms waspadai sejak Si Kecil mulai lahir. Salah satunya adalah Atresia Bilier.

Meski termasuk penyakit langka, Moms harus memiliki tindakan dengan melihat dari gejalanya.

Atresia Bilier adalah penyakit langka hati dan saluran empedu yang terjadi pada bayi.

University of Pittsburgh Medical Center mengatakan bahwa gejala penyakit ini akan muncul atau berkembang sekitar dua hingga delapan minggu setelah kelahiran. Awalnya, sel-sel di dalam hati menghasilkan cairan yang disebut empedu.

Empedu membantu mencerna lemak. Ini juga membawa produk limbah dari hati ke usus untuk diekskresikan. Jaringan saluran dan saluran ini disebut sistem empedu.

Ketika sistem empedu bekerja sebagaimana mestinya, itu memungkinkan empedu mengalir dari hati ke usus.

Ketika bayi mengalami Atresia Bilier, aliran empedu dari hati ke kantung empedu tersumbat.

Ini menyebabkan empedu terperangkap di dalam hati, dengan cepat menyebabkan kerusakan dan parut pada sel-sel hati (sirosis), dan akhirnya mengakibatkan gagal hati.

Baca Juga: Bayi Baru Lahir Demam, Kapan Wajib Dibawa ke Dokter?

Penyebab Atresia Bilier pada Bayi

Apa Saja Gejala Biliary Atresia Pada Bayi -1.jpg
Foto: Apa Saja Gejala Biliary Atresia Pada Bayi -1.jpg

Foto: ehealthbook.in

Penyebab Atresia Bilier tidak sepenuhnya dapat diketahui. Cincinnati Children's Hospital menjelaskan kalau bagi beberapa anak, Atresia Bilier dapat terjadi karena saluran empedu tidak terbentuk dengan baik selama kehamilan.

Sedangkan pada anak lain terjadi karena saluran empedu yang mungkin rusak oleh sistem kekebalan tubuh dalam menanggapi infeksi virus yang didapat setelah lahir.

Atresia Bilier tampaknya lebih banyak berpengaruh pada bayi perempuan daripada laki-laki. Orang Asia dan Afrika-Amerika lebih sering terkena dampak dari Atresia Bilier daripada orang Kaukasia.

Para peneliti percaya bahwa mekanisme autoimun mungkin ikut bertanggung jawab; penelitian terbaru menunjukkan bahwa atresia bilier dapat dipicu oleh infeksi virus pada bayi yang rentan.

Diperkirakan juga ada dua jenis Atresia Bilier yakni embrionik (janin) dan perinatal. Jenis perinatal sering dikaitkan dengan timbulnya penyakit kuning di kemudian hari, dan mungkin disebabkan oleh faktor lingkungan.

Yang diketahui dengan pasti adalah Atresia Bilier hanya memengaruhi bayi baru lahir.

Bukan karena keturunan, tidak menular, dan tidak bisa dicegah. Atresia bilier tidak disebabkan oleh apa pun yang dilakukan dan dimakan oleh Moms selama kehamilan.

Baca Juga: Mengenal Pigeon Feet Pada Bayi Baru Lahir

Gejala Atresia Bilier pada Bayi

Apa Saja Gejala Biliary Atresia Pada Bayi -2.jpg
Foto: Apa Saja Gejala Biliary Atresia Pada Bayi -2.jpg

Foto: istock.com

Meskipun relatif jarang karena hanya terjadi 1 dari setiap 10.000 kelahiran, Atresia Bilier adalah penyakit hati yang paling umum yang membutuhkan transplantasi. Rata-rata, ada satu kasus Atresia Bilier dari setiap 15.000 kelahiran.

Gejala Atresia Bilier biasanya mulai muncul antara dua dan enam minggu setelah kelahiran, seperti:

- Adanya Ikterus atau tampilan kuning pada kulit dan putih mata yang tidak membaik dalam satu hingga dua minggu,

- Urine berwarna kuning gelap atau coklat, karena bilirubin berlebihan dalam aliran darah yang masuk ke ginjal,

- Tinja berwarna pucat, indikasi bahwa sangat sedikit atau tidak ada empedu yang mencapai usus,

- Pembesaran hati yang terasa lebih keras dari normal,

- Pembesaran limpa, dan

- Peningkatan berat badan yang buruk

Henry Lin, MD, ahli gastroenterologi pediatrik di The Children’s Hospital of Philadelphia mengatakan, biasanya dokter akan merekomendasikan prosedur Kasai sebagai pengobatannya.

“Ini akan menciptakan jalur baru untuk mengalirkan empedu dari hati ke usus. Dalam beberapa kasus, koreksi memperbaiki masalah aliran empedu, tetapi hasil yang lebih umum adalah mengembalikan aliran yang cukup untuk menunda kebutuhan transplantasi hati,” ujarnya.

Tidak seperti organ lain, seperti jantung, di mana seluruh organ harus ditransplantasikan dan ukuran merupakan faktor penting dalam transplantasi masa kanak-kanak, sebagian dari hati dapat ditransplantasikan.

Baca Juga: Perhatikan Jika Bibir Bayi Biru, Waspadai Sianosis!

Orang dewasa yang sehat dapat menjadi donor hati untuk anak. Ketika ini dilakukan, hati orang dewasa dapat tumbuh kembali ke ukuran semula.

Perhatikan gejalanya lebih awal Moms. Jika terdapat gejala Atresia Bilier pada bayi, segera temui dokter.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb