17 Mei 2019

Seorang Ibu Bunuh Diri Akibat Postpartum Psychosis, Apa Bedanya Dengan Postpartum Depression?

Sama-sama berbahaya, ketahui perbedaannya
Seorang Ibu Bunuh Diri Akibat Postpartum Psychosis, Apa Bedanya Dengan Postpartum Depression?

Foto: Womensmentalhealth.org

Seorang ayah bernama Steven d'Achille menceritakan pengalaman pahitnya pasca kelahiran anak pertamanya.

Steven mengungkapkan bila sang istri, Alexis D'Achille mengalami gangguan mental usai melahirkan yang kemudian berujung pada bunuh diri.

Mengutip dari Today.com, setelah Alexis mengalami persalinan traumatis karena putrinya, Adriana, pada awalnya tidak bisa bernapas, setelah kejadian tersebut, Alexis tampak berubah.

Istrinya yang bersemangat dan bahagia tiba-tiba tampak sangat sedih. Alexis masih tampak berjuang dengan tuntutan baru menjadi seorang ibu. Anaknya terus-menerus menangis dan ia tidak pernah mau menyusui.

"Alexis hanya akan menangis dan berkata, 'Aku tidak bisa melakukan ini,' Aku menemukan istriku di lantai lemari, di tanah, menangis ke luar," ujar Steven.

Saat mengunjungi dokter untuk konsultasi, dokter meyakinkan pasangan itu bahwa Alexis memiliki baby blues dan dia akan merasa lebih baik. Tapi Alexis tidak pernah membaik.

Baca Juga: Hindari Baby Blues, Orang Tua Baru Dianjurkan Memiliki Support Group

postpartum psychosis-1.jpg
Foto: postpartum psychosis-1.jpg (parade.com)

Foto: parade.com

Bahkan setelah menggandakan obat antidepresannya, Alexis justru merasa keadaannya semakin memburuk dan muncul pikiran-pikiran buruk yang ada di kepalanya.

Terakhir kali Alexis meminta bantuan adalah saat ulang tahun pernikahan mereka pada Oktober 2013. Alexis memohon kepada Steven untuk pergi ke rumah sakit.

Alexis memberi tahu dokter bahwa dia memiliki pikiran untuk bunuh diri dan punya rencana. Tetapi dokter memberi tahu Alexis bahwa dia akan merasa lebih baik di rumah.

“Dokter menarik saya ke samping dan berkata, 'Dia akan baik-baik saja'. Aku tidak percaya aku cukup bodoh untuk mendengarkannya," kenang Steven.

Steven lalu mengetahui istrinya menderita postpartum psychosis, ini merupakan kondisi mental pascapersalinan yang jarang namun sangat serius.

Baca Juga: Suami Mengalami Depresi? Kenali Tanda-tandanya!

Gejala Postpartum Depression

postpartum psychosis-2.jpg
Foto: postpartum psychosis-2.jpg (gentlenursery.com)

Akan ada beberapa ibu yang bisa mengalami gangguan melahirkan usai melahirkan. Moms mungkin lebih familiar dengan depresi pascapersalinan, atau gangguan lain seperti baby blues.

Namun, ada beberapa gangguan kesehatan mental lain yang dapat menyerang, salah satunya adalah postpartum psychosis, atau psikosis pascapersalinan.

WebMD menuliskan, depresi pascapersalinan (PPD) dapat terjadi beberapa hari atau bahkan beberapa bulan setelah melahirkan.

PPD dapat terjadi kapan saja usai melahirkan anak, bukan hanya saat anak pertama. Seorang wanita dapat memiliki perasaan yang mirip dengan baby blues . Dikutip dari TIME, Beberapa gejalanya seperti:

  • Sering menangis
  • Marah
  • Cemas
  • Menarik diri dari orang yang dicintai
  • Adanya perasaan mati rasa atau terputus dari bayi
  • Kadang-kadang ada pikiran melukai diri sendiri atau bayi

PPD sering membuat wanita tidak melakukan hal-hal yang perlu dilakukan setiap hari. Ketika wanita tak lagi bisa melakukan rutinitasnya, perlu mengunjungi penyedia layanan kesehatannya, seperti dokter kandungan.

Bila seorang wanita tidak mendapatkan perawatan untuk PPD, gejalanya dapat menjadi lebih buruk. Walaupun PPD adalah kondisi serius, namun dapat diobati dengan pengobatan dan konseling.

Baca Juga: 5 Pengaruh Depresi Postpartum Ibu Terhadap Bayi yang Baru Lahir

Gejala Postpartum Psychosis

postpartum psychosis-3.jpg
Foto: postpartum psychosis-3.jpg (Verywellmind.com)

Sementara, postpartum psychosis atau psikosis pascapersalinan adalah penyakit mental yang sangat serius yang dapat memengaruhi ibu baru.

Psikosis pascapartum lebih jarang daripada depresi pascapersalinan. Kondisi ini terjdi pada 1-2 dari 1.000 wanita.

Penyakit ini dapat terjadi dengan cepat, seringkali dalam tiga bulan pertama setelah melahirkan. Beberapa hal yang bisa dialami oleh seorang ibu dengan kondisi ini, dikutip dari WebMD:

  • Kehilangan kontak dengan kenyataan
  • Mengalami halusinasi pendengaran (seperti orang berbicara namun tidak benar-benar terjadi)
  • Delusi (sangat percaya hal-hal yang jelas-jelas tidak rasional)
  • Halusinasi visual juga bisa terjadim tetapi kurang umum

Gejala postpartum psychosis termasuk:

  • Insomnia
  • Merasa gelisah dan marah
  • Mondar-mandir
  • Punya perasaan dan berperilaku aneh

Wanita yang memiliki postpartum psychosis membutuhkan perawatan segera dan hampir selalu membutuhkan obat. Kadang-kadang wanita dimasukkan ke rumah sakit karena mereka berisiko menyakiti diri sendiri atau orang lain.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb