02 Juli 2021

Amankah Melahirkan Normal Meski Darah Tinggi?

Tekanan darah yang tidak stabil dan terus naik saat kehamilan perlu kita waspadai
Amankah Melahirkan Normal Meski Darah Tinggi?

Umumnya, banyak Moms yang menginginkan untuk melakukan proses persalinan dengan normal. Tapi, apakah melahirkan normal meski darah tinggi tetap aman?

Menyepelekan tekanan darah saat hamil merupakan hal yang fatal. Apalagi jika tekanan darah tinggi sebelum kehamilan atau saat memulai kehamilan hingga mendekati masa persalinan.

Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), jika Moms mengalami ini bisa dikatakan Moms terkena preeklamsia. Tapi jika tekanan darah tinggi setelah Moms memasuki usia kehamilan di atas 20 minggu dan setelah pemeriksaan urin tidak mengalami peningkatan protein juga tidak menunjukan gejala preeklamsi, maka Moms terkena hipertensi gestasional.

Pada umumnya tekanan darah normal berada pada angka 120/80 mmHg, seperti yang ditegaskan oleh Jian-Min Niu dari Guangdong Woman and Children Hospital, Guangzhou, bahwa tekanan darah tinggi atau hipertensi memiliki ambang batas di angka 140/90, sedangkan tekanan darah normal berada pada angka 120/80 mmHg.

Meski begitu, tak sedikit ibu hamil tetap memilih melahirkan normal meski darah tinggi. Tapi dalam kondisi seperti ini biasanya dokter lebih menyarankan Moms untuk melahirkan secara c-section atau caesar.

Baca Juga: Hati-hati, Darah Tinggi Bisa Sebabkan Komplikasi Kehamilan!

Melahirkan Normal Meski Darah Tinggi

ibu hamil darah tinggi melahirkan normal.jpg
Foto: ibu hamil darah tinggi melahirkan normal.jpg (https://mommyasia.id/)

Foto: Orami Photo Stock

Tekanan darah tinggi semasa kehamilan harus ditangani serius, Moms. Bahkan, jika angka tekanan darah di atas 160/110 mmHg, ibu hamil positif mengidap hipertensi kronis. Lalu, apakah bisamelahirkan normal meski darah tinggi?

Sebenarnya, bisa saja ibu hamil melahirkan normal meski darah tinggi, jika serviks Moms sudah melebar, kondisi bayi sehat dan kuat untuk menjalani persalinan normal.

Namun, ada beberapa prosedur yang perlu dijalani oleh Moms. Berikut daftarnya, semoga dapat membantu ya Moms!

1. Pemantauan Kondisi Ibu

Sebelum memastikan apakah Moms bisa melahirkan normal meski darah tinggi, maka Moms harus rutin melakukan pemeriksaan untuk Moms, kandungan, dan kondisi janin.

Selama kehamilan kondisi Moms akan terus dipantau, terutama tekanan darah selama proses persalinan dan melahirkan.

Biasanya dalam beberapa kasus pemberian magnesium melalui intravena akan dilakukan tentunya untuk mengontrol tekanan darah.

2. Pemantauan Kondisi Bayi

Melalui USG dokter akan memantau kondisi janin dan mendeteksi tanda-tanda gawat janin. Selain itu, denyut jantung bayi akan dipantau untuk memastikan apakah kondisinya siap untuk menjalani proses melahirkan normal meski darah tinggi

3. Induksi

Moms yang ingin tetap berusaha melahirkan normal dan bayi sehat untuk menjalani persalinan normal, tetapi tekanan darah Moms terus naik.

Maka, biasanya dokter akan melakukan tindakan induksi sebelum hari perkiraan lahir (hpl), hal ini dilakukan untuk menghindari komplikasi serius.

4. Epidural

Rasa nyeri saat persalinan dan melahirkan justru akan meningkatkan tekanan darah.

Maka biasanya dokter akan memberi masukan untuk melakukan tindakan epidural pada proses melahirkan normal meski darah tinggi. Tindakan ini juga akan membantu menurunkan tensi Moms saat menjalani proses persalinan.

Baca Juga: Hindari 9 Makanan yang Memicu Asam Lambung Ini

Risiko Melahirkan Normal Meski Darah Tinggi

ibu hamil darah tinggi melahirkan normal 2.jpg
Foto: ibu hamil darah tinggi melahirkan normal 2.jpg (Orami Photo Stock)

Foto: Orami Photo Stock

Tapi, jika ternyata kondisi Moms dan Si Kecil tidak memungkinkan untuk memenuhi prosedur di atas maka Moms harus mengikuti saran dokter untuk melakukan operasi caesar.

Akan sangat membahayakan Moms dan bayi, bahkan salah satunya saat Moms memaksakan untuk melahirkan normal meski darah tinggi.

Adapun risiko jika Moms memaksakan melahirkan secara normal, dari mulai perkembangan bayi yang lebih lambat hingga kematian bayi.

Berikut ini adalah beberapa resiko jika Moms memaksakan melahirkan secara normal meski darah tinggi.

1. Intrauterine Growth Restriction (IUGR)

Seperti yang dilansir dari babycenter.com tekanan darah tinggi membuat bayi berkembang lebih lambat dan jauh lebih kecil dari biasanya.

Tekanan darah tinggi dapat mempersempit pembuluh darah di tali pusat yang menghubungkan bayi ke plasenta.

Tali ini membawa makanan dan oksigen dari plasenta ke janin dan sangat mempengaruhi perkembangan janin.

Kondisi serius ini disebut intrauterine growth restriction (IUGR) dan membuat bayi berisiko memiliki banyak masalah kesehatan, termasuk kematian bayi sesaat setelah dilahirkan.

2. Kelahiran Prematur

Kondisi ini adalah kelahiran yang terjadi terlalu dini, umumnya terjadi sebelum 37 minggu kehamilan.

Bahkan dengan pengobatan, seorang wanita hamil dengan tekanan darah tinggi yang parah atau preeklamsia mungkin perlu melahirkan lebih awal untuk menghindari masalah kesehatan yang serius bagi dirinya dan bayinya.

Selain itu bisa menyebabkan autisme pada anak, pendarahan hebat, kerusakan organ tubuh pada ibu, hingga kematian pada ibu.

Maka, konsultasikan dengan dokter untuk terus memantau kondisi ibu dan bayi jika memang Moms merencanakan persalinan normal dalam kondisi hipertensi.

Baca Juga: Kelahiran Prematur, Apakah Penyebabnya?

Tips untuk Moms dengan Darah Tinggi Sebelum, Saat, dan Sesudah Kehamilan

time-health-stock-pregnancy-4.jpg
Foto: time-health-stock-pregnancy-4.jpg

Foto: Orami Photo Stock

Jika Moms tetap ingin melahirkan normal meski darah tinggi, sebelumnya Moms sudah harus tahu dahulu apa yang baik dilakukan oleh wanita hamil dengan darah tinggi.

Tindakan ini disesuaikan dengan kondisi Moms, yaitu seelum, saat, dan sesudah kehamilan. Yuk Moms simak informasi di bawah ini, dilansir dari CDC.

1. Sebelum Kehamilan

Buatlah rencana untuk kehamilan dan bicarakan dengan dokter atau tim perawatan kesehatan Moms tentang hal-hal berikut:

  • Masalah kesehatan apa pun yang Moms miliki atau pernah alami, serta obat apa pun yang Moms pernah atau sedang pakai.
  • Jika Moms berencana untuk hamil, bicarakan dengan dokter. Ini agar dokter atau tim perawatan kesehatan dapat membantu menemukan obat-obatan yang aman untuk dikonsumsi selama kehamilan.
  • Cara menjaga berat badan yang sehat melalui makan sehat dan aktivitas fisik secara teratur

Baca Juga: Hati-Hati dengan Tekanan Darah Rendah Saat Hamil!

2. Selama masa kehamilan

Selama masa kehamilan, pastikan untuk tidak melewatkan jadwal check up mingguan atau bulanan ya, Moms. Ada baiknya, Moms harus memastikan hal-hal berikut:

  • Tanyakan pada dokter tentang obat apa pun yang Moms minum dan apakah aman untuk dikonsumsi dalam jangka waktu terntetu.
  • Jangan berhenti atau mulai minum obat jenis apa pun, termasuk obat bebas, tanpa terlebih dahulu berbicara dengan dokter.
  • Pantau tekanan darah di rumah dengan ikon eksternal monitor tekanan darah. Hubungi dokter jika tekanan darah lebih tinggi dari biasanya atau jika Moms memiliki gejala preeklamsia.
  • Terus memilih makanan sehat dan menjaga berat badan yang sehat.

3. Setelah Kehamilan

Setelah proses persalinan, perhatikan terus bagaimana perubahan kondisi Moms setelah melahirkan.

Jika Moms memiliki tekanan darah tinggi selama kehamilan, maka Moms memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke dan masalah lain setelah melahirkan. Beri tahu dokter segera jika memiliki gejala preeklamsia setelah melahirkan.

Baca Juga: Ini 4 Manfaat Cokelat Untuk Ibu Hamil, Bisa Cegah Preeklamsia Juga Lho!

Itulah beberapa hal yang perlu Moms ketahui tentang melahirkan normal meski darah tinggi. Ingat, selalu konsultasikan dengan dokter kandungan ya Moms.

Sumber

  • https://www.cdc.gov/bloodpressure/pregnancy.htm
  • https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/pregnancy-week-by-week/in-depth/pregnancy/art-20046098
  • https://www.healthline.com/health/high-blood-pressure-hypertension/during-pregnancy
    https://www.acog.org/womens-health/faqs/preeclampsia-and-high-blood-pressure-during-pregnancy

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb