29 September 2020

Usus Buntu Pada Anak: Makanan yang Perlu Dihindari, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Jauhkan makanan-makanan yang kurang sehat seperti ini
Usus Buntu Pada Anak: Makanan yang Perlu Dihindari, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Radang usus buntu merupakan penyakit yang terjadi akibat adanya pembengkakan pada bagian kelenjar apendiks. Penyakit ini dapat diderita Si Kecil apabila ia memiliki kebiasaan yang tidak baik dalam mengonsumsi makanan seperti misalnya terlalu kasar atau berminyak. Ini dapat menyebabkan tubuh susah mencernanya.

Dikutip dari Stanford Children's Health, gejala penyakit ini bisa dilihat saat anak mengatakan ia sakit perut. "Tentukan tingkat keparahan rasa sakit. Jika anak mengeluh tentang sakit perut, tetapi masih bermain, tertawa dan makan, kemungkinan tidak ada yang serius. Tapi, jika anak mengeluh tentang sangat rasa sakit yang hebat dan tidak dapat melakukan hal apa pun seperti yang biasa mereka lakukan, segera bawa Si Kecil untuk diperiksa," ujar dokter William J. Cochran, MD, dokter anak dari Pennsylvania. Lalu, makanan apa saja yang dapat memicu radang usus buntu pada anak?

Baca Juga: Usus Buntu pada Anak, Kapan Harus Dioperasi?

Makanan Penyebab Usus Buntu Pada Anak

usus buntu
Foto: usus buntu (Orami Photo Stock)

Foto: Orami Stock Photos

Radang usus buntu atau apendisitis paling sering terjadi pada remaja dan dewasa muda di usia awal 20-an. Namun, anak-anak di bawah 4 tahun berisiko lebih tinggi untuk pecah.

Pada 80 persen kasus radang usus buntu pada kelompok usia ini berakhir dengan ruptur, sebagian karena anak-anak muda memiliki lebih sedikit gejala klasik mual, muntah, dan nyeri yang terlokalisasi di bagian kanan bawah perut daripada mereka yang lebih dewasa.

Ini mengakibatkan diagnosis tertunda. Jadi ada baiknya Moms dan Dads mencegah penyakit usus buntu pada anak dengan menghindari konsumsi makanan berikut ini.

1. Makanan yang Digoreng

gorengans2.jpg
Foto: gorengans2.jpg (Orami Photo Stock)

Foto: Orami Stock Photos

Pada dasarnya, makanan yang digoreng mengandung lemak yang tidak baik untuk tubuh. Apalagi jika tidak diimbangi dengan sayur-sayuran dan buah sama sekali.

Lemak yang berasal dari minyak tersebut membuat usus susah mencerna makanan sehingga dapat menyebabkan iritasi pada sistem pencernaan anak.

Baca Juga: 4 Gejala Usus Buntu yang Harus Diwaspadai

2. Daging Merah

daging merah - foodmanufacture.co.uk.jpg
Foto: daging merah - foodmanufacture.co.uk.jpg (Foodmanufacture.co.uk)

Foto: Orami Stock Photos

Daging merah mengandung banyak lemak dan zat besi yang menyebabkan usus sulit mencernanya. Proses mencerna yang terhambat dapat meningkatkan risiko usus buntu. Inilah alasan mengapa daging merah merupakan makanan penyebab usus buntu pada anak.

"Masih banyak pilihan lain untuk memenuhi protein. Ganti daging merah dengan ikan atau unggas, atau bahkan sumber lain seperti tahu dan kacang-kacangan," jelas Lona Sandon, asisten profesor nutrisi klinis di University of Texas Southwestern Medical Center, Dallas.

3. Kue dan Roti yang Kaya Tepung Putih

kerusakan gigi - ilustrasi roti.jpeg
Foto: kerusakan gigi - ilustrasi roti.jpeg (pixabay.com)

Foto: Orami Stock Photos

Kue dan roti yang tinggi tepung putih mudah menyebabkan sembelit. Sembelit sendiri merupakan salah satu penyebab radang usus buntu sampai batas tertentu, sehingga Moms harus menjaga porsi saat mengonsumsinya.

Selain itu pola makan yang salah seperti penggunaan makanan dari produk tepung putih, gula tebu, dan produk gula tebu (semua gula olahan), berminyak dan digoreng, teh, kopi, cokelat, dan kombinasi makanan yang salah dapat memicu usus buntu.

4. Cabai

4-cabai.jpg
Foto: 4-cabai.jpg

Foto: Orami Stock Photos

Makanan pedas memang tidak secara langsung dapat menyebabkan usus buntu. Namun, biji cabai yang tidak hancur saat dinikmati dapat menyumbat usus dan meningkatkan risiko usus buntu.

Tapi, yang perlu Moms tahu adalah bukan makanan pedas yang menjadi penyebabnya. Dikutip dari AZ Central, makanan pedas dapat menyebabkan pencernaan mengalami gangguan dan membuat anak merasa sakit di daerah antara tulang dada dan pusar, disertai dengan mual dan sering diduga gejala awal penyakit usus buntu.

Baca Juga: Walau Tidak Suka Pedas, Bisakah Seseorang Mengalami Usus Buntu?

5. Makanan Cepat Saji

Begini Cara Pemberian Fast Food yang Tepat untuk Anak-2.jpg
Foto: Begini Cara Pemberian Fast Food yang Tepat untuk Anak-2.jpg

Foto: Orami Stock Photos

Apakah Si Kecil pecinta makanan cepat saji? Ada baiknya Moms mulai berhati-hati. Makanan cepat saji memiliki kandungan lemak yang tinggi namun memiliki sedikit serat.

Lemak ini akan menyebabkan hambatan pada proses mencerna di usus. Jika berujung pada konstipasi, tentu saja risiko anak mengalami usus buntu semakin meningkat.

Gejala Usus Buntu pada Anak

Menurut Italian Journal of Pediatrics, secara keseluruhan, 1-8% dari anak-anak yang mengalami sakit perut memiliki usus buntu akut.

“Moms harus lihat bagaimana tingkat rasa sakit anak. Jika Si Kecil mengeluh sakit perut, namun masih bermain, tertawa dan makan, kemungkinan itu bukan masalah serius,” kata William J. Cochran, dokter anak di Pennsylvania.

Radang usus buntu tidak hanya terjadi pada orang dewasa saja, namun juga bisa terjadi pada anak-anak. Gejala setiap anak bisa bervariasi, tetapi tetap harus memperhatikan dan waspadai beberapa gejala usus buntu pada anak di bawah ini, Moms.

1. Nyeri di Perut

anak sering mengeluh sakit perut hero banner magz (1510x849)
Foto: anak sering mengeluh sakit perut hero banner magz (1510x849) (Orami Photo Stock)

Foto: Orami Photo Stock

Rasa nyeri di perut menjadi gejala usus buntu pada anak yang paling umum. Dilansir dari St. Louis Children's Hospital, rasa sakit mungkin mulai pada area sekitar pusar dan pindah ke sisi kanan bawah pusar atau sebaliknya.

Seringkali, rasa sakit ini akan menjadi lebih buruk seiring berjalannya waktu. Nyeri akan lebih terasa ketika anak bergerak, menarik napas dalam-dalam, disentuh, mengejan, atau batuk dan bersin.

Apabila usus buntu sudah pecah, rasa nyeri bisa terjadi di seluruh perut anak.

2. Kehilangan Nafsu Makan

3 tips atasi anak yang melakukan gtm (gerakan tutup mulut) 3
Foto: 3 tips atasi anak yang melakukan gtm (gerakan tutup mulut) 3 (Orami Photo Stock)

Foto: Orami Photo Stock

Kehilangan nafsu makan menjadi salah satu gejala usus buntu pada anak yang patut diwaspadai.

Radang usus buntu seringkali berdampak pada saluran pencernaan sehingga nafsu makan bisa menurun.

Baca Juga: Usus Buntu pada Anak, Kapan Harus Dioperasi?

3. Mual dan Muntah

Sudah Tahu 5 Penyebab Anak Mual dan Cara Mengatasinya 02.jpg
Foto: Sudah Tahu 5 Penyebab Anak Mual dan Cara Mengatasinya 02.jpg (Firstcry.parenting.com)

Foto: Orami Photo Stock

Gejala lain yang bisa ikut menyertai adalah mual dan muntah. Selain dapat berdampak pada saluran pencernaan, radang usus buntu pun bisa berdampak ke sistem saraf yang memungkinkan Si Kecil mengalami mual dan muntah.

4. Kesulitan Buang Angin

Penyebab Bibir Kering pada Anak 1.jpg
Foto: Penyebab Bibir Kering pada Anak 1.jpg

Foto: Orami Photo Stock

Melansir The National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, jika Si Kecil mengeluh kesulitan buang angin atau kentut, Moms wajib waspada karena ini juga jadi salah satu gejala usus buntu pada anak.

Usus buntu dapat berdampak pada gangguan pencernaan seperti sembelit atau diare.

Menjadi salah satu gejala usus buntu pada anak, jika anak susah kentut, itu berarti sudah terjadi penyumbatan pada sebagian atau seluruh usus sehingga angin tidak bisa keluar.

5. Demam

Bagaimana Cara Menghadapi Anak Yang Pura-Pura Sakit Untuk Menghindari Sesuatu 2.jpg
Foto: Bagaimana Cara Menghadapi Anak Yang Pura-Pura Sakit Untuk Menghindari Sesuatu 2.jpg

Foto: Orami Photo Stock

Tubuh mempunyai sistem kekebalan tubuh yang berguna untuk melawan penyakit. Jika anak memiliki penyakit di dalam tubuhnya, sudah dipastikan ia akan mengalami demam.

Radang usus buntu dapat menyebabkan demam ringan dengan suhu berkisar 37 - 38 derajat Celcius. Jika semakin parah, demam bisa meningkat disertai denyut jantung yang kian cepat.

Baca Juga: Nyeri Perut Mendadak, Bisa Jadi Gejala Usus Buntu

Gejala Usus Buntu pada Anak yang Perlu Konsultasi ke Dokter

gejala usus buntu yang butuh penanganan dokter
Foto: gejala usus buntu yang butuh penanganan dokter (Orami Photo Stock)

Foto: Orami Photo Stock

Moms harus membawa Si Kecil berkonsultasi ke dokter, jika gejala usus buntu pada anak yang terjadi pada Si Kecil mulai mengeluhkan hal-hal berikut ini:

  • Rasa sakit yang dimulai di dekat pusar (bellybutton) dan menyebar ke bagian kanan bawah perut. Ini bisa berarti radang usus buntu, yang berarti kondisi gawat darurat.
  • Perut buncit, yang bisa berarti obstruksi atau masalah lain seperti radang usus buntu.
  • Anak mengeluh sakit perut dan berbaring miring dengan kaki diangkat ke arah perut. Ini sering terjadi ketika radang usus buntu terjadi.
  • Anak mengeluh sakit perut dan berjalan membungkuk.
  • Nyeri perut yang dikaitkan dengan darah baik itu muntah atau feses.
  • Muntah cairan berwarna hijau. Hal ini bisa disebabkan empedu, atau hal lainnya. Kondisi itu harus dirawat dengan cepat.
  • Nyeri ketika perut ditekan, terutama jika ditekan lalu dilepaskan secara tiba-tiba. Ini bisa berarti bahwa lapisan peritoneum, selaput yang melapisi rongga perut, meradang. Hal ini hanya dapat terjadi dalam kondisi seperti usus buntu.

Selain itu, American Pediatric Surgical Association menerangkan bahwa perlu diketahui bahwa ada gejala awal dan gejala lanjut dari penyakit usus buntu pada anak.

1. Tanda dan Gejala Awal

Saat radang pada usus buntu dimulai, biasanya ada rasa sakit di sekitar bagian tengah perut dekat pusar. Anak mungkin mengalami penurunan nafsu makan dan merasa ingin muntah.

Gejala usus buntu pada anak di awal terjadi rasa sakit tidak pernah sepenuhnya hilang dan menjadi lebih tajam seiring waktu. Kebanyakan anak dengan apendisitis mengalami demam 38-39 derajat Celcius.

2. Tanda dan Gejala Lanjut

Lebih dari 24 jam setelah nyeri dimulai, gejala usus buntu pada anak dengan nyeri berpindah ke sisi kanan bawah perut. Terkadang, Si Kecil mengeluh sakit perut bagian kanan bawah saat berjalan, atau menolak berdiri atau berjalan karena sakit.

Anak-anak yang lebih kecil (di bawah lima tahun) kemungkinan lebih tinggi mengalami ruptur usus buntu karena Si Kecil mungkin tidak dapat berbicara dengan jelas tentang gejalanya.

Jika usus buntu pecah, demam tinggi mungkin bisa terjadi pada anak. Mungkin ada beberapa kali diare pada anak.

Baca Juga: Perut Balita Buncit, Apakah Itu Masalah Serius?

Cara Mengatasi Usus Buntu pada Anak

operasi gejala usus buntu pada anak
Foto: operasi gejala usus buntu pada anak (Orami Photo Stock)

Foto: Orami Photo Stock

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai cara mengatasi usus buntu pada anak. Mengutip University of Rochester Medical Center Rochester, perawatan akan tergantung pada gejala, usia, dan kesehatan umum Si Kecil.

Apendisitis adalah keadaan darurat medis. Kemungkinan usus buntu akan pecah dan menyebabkan infeksi yang serius dan mematikan. Untuk alasan ini, penyedia layanan kesehatan mungkin akan menyarankan agar anak menjalani operasi untuk mengangkat usus buntu.

Sebagai cara mengatasi gejala usus buntu pada anak, ia mungkin diberi antibiotik dan cairan melalui infus sebelum operasi dimulai.

Pembedahan adalah pengobatan yang paling umum untuk apendisitis. Tetapi untuk beberapa anak, penyedia layanan kesehatan mungkin memberikan antibiotik sebagai pengganti operasi.

Dalam jurnal Canadian Family Physician, apendisitis akut adalah kegawatdaruratan bedah yang paling umum pada anak-anak. Apendisitis terjadi sepanjang masa kanak-kanak dan dewasa, tetapi kejadiannya paling tinggi di antara usia 10 dan 19 tahun.

Apendiks dapat diangkat dengan dua cara:

1. Operasi Terbuka atau Tradisional

Pada cara mengatasi gejala usus pada anak ini, Si Kecil akan diberi anestesi. Potongan atau sayatan dibuat di sisi kanan bawah perut. Dokter bedah menemukan usus buntu dan mengangkatnya.

Jika usus buntu pecah, selang kecil dapat dipasang untuk mengeluarkan nanah dan cairan lain dari perut. Pintasan akan dikeluarkan dalam beberapa hari, saat ahli bedah merasa infeksinya sudah hilang.

2. Operasi Laparoskopi

Si Kecil diberi anestesi. Metode ini menggunakan beberapa sayatan kecil dan kamera yang disebut laparoskop untuk melihat ke dalam perut.

Alat bedah ditempatkan melalui satu atau lebih sayatan kecil. Laparoskop dimasukkan melalui sayatan lain. Metode ini biasanya tidak dilakukan jika apendiks sudah pecah.

3. Penggunaan Antibiotik

Mengutip Children's National, setelah operasi, anak tidak diperbolehkan makan atau minum apapun dalam jangka waktu tertentu agar usus bisa sembuh.

Cairan diberikan ke dalam aliran darah melalui tabung plastik kecil yang disebut infus sampai anak Anda diizinkan untuk mulai minum cairan.

Seorang anak yang apendiksnya pecah harus tinggal di rumah sakit lebih lama dari pada anak yang melakukan operasi usus buntu sebelum pecah. Beberapa anak perlu minum antibiotik untuk jangka waktu tertentu setelah pulang.

Sebagai rangkaian cara mengatasi gejala usus buntu pada anak, Si Kecil juga akan menerima antibiotik dan obat-obatan untuk membantunya merasa nyaman melalui infus.

4. Pola Makan dengan Konsumsi Cairan

Pada akhirnya, anak-anak akan diizinkan untuk minum cairan bening (seperti air, minuman olahraga, atau jus apel), dan kemudian secara bertahap beralih ke makanan padat.

Pastikan anak mengonsumsi makanan kaya serat dan bernutrisi tinggi serta jauh dari makanan penyebab usus buntu pada anak. Jika ia menunjukkan gejala sakit perut yang tidak wajar, segera konsultasikan pada dokter.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb