23 Mei 2023

12 Bahaya Konsumsi Gula Berlebih pada Makanan Bayi, Waspada!

Cek terlebih dahulu kandungan pada label makanan bayi
12 Bahaya Konsumsi Gula Berlebih pada Makanan Bayi, Waspada!

Waspada takaran gula berlebih pada makanan bayi yang selama ini terdapat dalam camilan hariannya, Moms.

Bagi Moms yang tengah melakukan fase MPASI pada Si Kecil, harap diperhatikan kandungan gula dan garamnya.

Hal ini karena masih banyak makanan yang mengandung gula berlebih pada makanan bayi.

Terlebih jika Moms memberikan makanan kemasan pada bayi, Moms perlu tingkatkan kewaspadaan, ya.

Sebab ternyata, masih banyak kandungan gula berlebih pada makanan bayi yang sebenarnya mengandung risiko berbahaya untuk Si Kecil.

Baca Juga: 100 Gram Gula Berapa Sendok Makan? Ini Jawabannya!

Dampak Gula Berlebih pada Makanan Bayi

World Health Organization (WHO) mengatakan, mayoritas kandungan gula pada makanan bayi mengandung 30% kalori dari gula.

Ini akan menyebabkan masalah untuk Si Kecil di kemudian hari, seperti obesitas dan diabetes.

Sebenarnya pada 2013, WHO telah mengembangkan rancangan Nutrient Profil Model (Model Profil Gizi atau NPW) untuk anak-anak usia 6 hingga 36 bulan.

Namun ternyata, WHO masih menemukan ada yang melebihi batas tersebut dan perlu menjadi perhatian utama bagi seluruh orang tua.

Berikut beragam dampak kesehatan gula berlebih pada makanan bayi yang bisa diketahui:

1. Kerusakan Gigi

Ilustrasi Anak Makan (Flo.health)
Foto: Ilustrasi Anak Makan (Flo.health)

Para ahli mengatakan, kandungan gula dalam makanan bayi menjadi perhatian.

Ini karena dapat membuat anak menjadi lebih suka makanan manis.

Dengan kata lain, makanan bayi yang lebih manis ini dapat membuat kerusakan dini pada gigi secara lebih cepat.

Pada 2010, para peneliti di University of Calgary di Kanada menemukan bahwa lebih dari setengah makanan yang dipasarkan untuk bayi dan balita memiliki 20% kalori yang berasal dari gula.

Studi lain pada 2015 oleh MDPI Nutrients menemukan, sebanyak 74% dari susu formula bayi, sereal sarapan, makanan kemasan yang dipanggang, dan yoghurt memiliki 20% atau lebih banyak kalori dari gula tambahan.

2. Lonjakan Gula Darah

American Academy of Pediatrics (AAP) juga menemukan bahwa 35 dari 79 sampel makanan bayi campuran biji-bijian dan buah-buahan mengandung 35% kalori dari gula.

Dengan banyak mengonsumsi gula berlebih pada makanan bayi dapat menyebabkan masalah pada kesehatan anak, lho Moms tanpa disadari.

Ini karena jumlah gula tambahan yang dikonsumsi anak-anak secara konsisten, menyebabkan lonjakan gula darah yang besar.

Sehingga, dengan mengonsumsi gula berlebih pada makanan bayi dapat meningkatkan risiko resistensi insulin, prediabetes, dan diabetes tipe 2 yang lebih tinggi.

3. Anak Berisiko Hiperaktif

Anak Aktif Bermain
Foto: Anak Aktif Bermain (Freepik.com/prostooleh)

Gula berlebih pada makanan bayi juga dapat mempengaruhi suasana hati, aktivitas, dan tingkat hiperaktif Si Kecil.

Salah satu contoh nyata, anak yang mengonsumsi makanan dengan gula berlebih dapat merasakan sugar rush atau anak berubah menjadi hiperaktif.

Namun perlu diingat bahwa tidak semua gula diciptakan sama.

Sehingga, jangan takut dengan buah, biji-bijian, kacang-kacangan atau produk susu meskipun mengandung gula.

Karena masih banyak produk makanan bayi yang mengandung gula alami yang sangat dibutuhkan oleh Si Kecil.

Gula alami diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, lho.

Baca Juga: 8 Penyebab Anak Bayi Mimisan dan Cara Mengatasinya!

4. Menyebabkan Kelesuan

Menurut FirstCry Parenting, kadar gula darah yang sangat tinggi akibat gula berlebih pada makanan bayi perlu diwaspadai.

Konsumsi gula pada bayi dapat menyebabkan produksi hormon insulin berlebihan.

Terlalu banyak insulin dapat menyebabkan penurunkan kadar gula darah secara tiba-tiba.

Akibatnya, inilah yang menyebabkan kelesuan, ketidakaktifan, dan kelelahan pada bayi.

5. Meningkatkan Bakteri pada Mulut

Dampak Gula Berlebih pada Makanan Bayi (Parents.com)
Foto: Dampak Gula Berlebih pada Makanan Bayi (Parents.com)

Mengutip situs The Health Site, menambahkan gula ke dalam makanan bayi, orang tua mendorong gigi pertama bayi mengalami kerusakan saat pertama mulai muncul.

Asupan gula dapat meningkatkan populasi bakteri mulut yang selanjutnya menyebabkan kerusakan pada gigi baru.

Dampak gula berlebih pada makanan bayi ini memicu berbagai infeksi bakteri pada mulut Si Kecil.

6. Berisiko Terkena Penyakit Jantung dan Diabetes

Sebuah penelitian juga menemukan bahwa konsumsi gula berlebih menyebabkan bayi lebih cenderung terkena diabetes tipe 2 di kemudian hari.

Bahkan, kadar gula darah yang terus meningkat perlahan-lahan juga akan merusak organ-organ yang ada di dalam tubuh bayi,.

Sehingga dapat menyebabkan bayi mengidap penyakit jantung di usia dewasa.

7. Memicu Obesitas

Obesitas pada Bayi (Dailymail.co.uk)
Foto: Obesitas pada Bayi (Dailymail.co.uk)

Gula berlebih pada makanan bayi, berarti lebih banyak kalori yang dikonsumsi.

“Konsumsi gula berlebih berkaitan dengan kelebihan berat badan dan obesitas,” kata Dr. Jennifer Woo Baidal, asisten profesor pediatri Fakultas Kedokteran dan Ahli Bedah di Columbia University, kepada Healthline.

Baca Juga: 7 Cara Stimulasi Merangkak untuk Si Kecil, Yuk Coba Moms!

8. Membangun Kebiasaan Makan yang Buruk

Dengan menambahkan gula ke makanan bayi, terutama ke dalam susu atau puree, akan meningkatkan hasrat manis bayi.

Diketahui, bahwa kebiasaan tersebut dapat membangun pola makan yang buruk di kemudian hari.

Ketika bayi tumbuh, ia akan cenderung lebih menyukai makanan yang dicampur dengan gula.

Kemudian, mereka akan menolak untuk mengonsumsi makanan lainnya, terutama makanan sehat.

Di usia dewasa, kemungkinan besar ia juga akan lebih memilih untuk makan makanan yang kaya gula.

9. Menghindari ASI atau Susu Formula

Proses Menyusui Bayi
Foto: Proses Menyusui Bayi (Freepik.com/freepik)

Dampak gula berlebih pada makanan bayi lainnya, ia mungkin cenderung menghindari atau menolak ASI.

Ini akan sangat merugikan bayi yang sedang dalam masa pertumbuhan.

Pasalnya, ASI mengandung berbagai nutrisi penting yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, terutama pada usia di bawah 1 tahun.

Bayi masih belum mampu benar-benar mengenali rasa dari makanan dan minuman yang dikonsumsinya.

Jadi, menambahkan perasa agar MPASI tidak hambar adalah hal yang tidak perlu dilakukan, ya.

10. Memicu Banyak Penyakit Serius

Obesitas merupakan salah satu dampak buruk dari banyaknya pemberian gula berlebih pada bayi.

Banyaknya gula yang dikonsumsi dapat menumpuk menjadi lemak.

Saat berat badan anak melebihi batas idealnya, maka anak menderita obesitas.

Dikutip dari Los Angeles Times, dijelaskan bahwa Si Kecil yang menderita obesitas memiliki banyak risiko kesehatan di kemudian hari.

Seperti asma, tekanan darah tinggi, insulin yang tidak dapat bekerja dengan baik, kolesterol tinggi, dan lain-lain.

11. Karies Gigi

Proses Tumbuh Gigi Bayi
Foto: Proses Tumbuh Gigi Bayi (Orami Photo Stocks)

Tidak dapat dipungkiri bahwa memberikan gula berlebih pada makanan bayi dapat mempengaruhi kesehatan giginya.

Moms dapat mulai mengurangi jumlah gula yang dikonsumsi bayi agar terhindar dari karies gigi.

Karbohidrat dan semua makanan manis berbahan dasar gula yang dikonsumsi akan mengalami pembusukan pada gigi.

Jika gula yang dikonsumsi bertemu dengan plak, maka kurang dari 30 menit, bakteri dalam plak akan mengubahnya menjadi asam dan membuat gigi karies.

Biasakan Si Kecil untuk menggosok gigi setelah mengonsumsi makanan manis.

Baca Juga: 15+ Makanan Bayi 1 Tahun yang Dianjurkan dan Dilarang

12. Kanker Pankreas

Terlalu banyak memberikan gula pada Si Kecil dapat menyebabkan potensi kanker pankreas.

Mengonsumsi banyak gula dapat meningkatkan kemungkinan seseorang menderita obesitas dan diabetes.

Hal inilah yang dapat memicu Si Kecil mengidap kanker pankreas.

Kontrol dan berikan gula dalam jumlah yang tepat untuk mencegah kanker pankreas di kemudian hari.

13. Masalah Mental

Ilustrasi Anak Makan (Orami Photo Stocks)
Foto: Ilustrasi Anak Makan (Orami Photo Stocks)

Selain itu, gula berlebih pada makanan bayi juga dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.

Hal ini karena gula dapat menyebabkan obesitas yang menempatkan anak pada risiko terkena peningkatan kadar kolesterol dan diabetes tipe 2.

Peningkatan dan penurunan gula darah yang cepat dapat menyebabkan perubahan suasana hati dan bahkan depresi.

Selain itu, setelah menderita kegemukan dan obesitas, bisa juga berhubungan dengan masalah tulang dan persendian.

Baca Juga: 15 Makanan agar Bayi Cerdas Sejak dalam Kandungan

Cara Mengurangi Asupan Gula Anak

Ilustrasi Menu MPASI (Orami Photo Stocks)
Foto: Ilustrasi Menu MPASI (Orami Photo Stocks)

Meski Si Kecil masih membutuhkan asupan gula untuk perkembangannya, namun jika memberikannya secara berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan di kemudian hari.

Untuk mencegah mengonsumsi gula berlebih pada makanan bayi, penting halnya bagi Moms untuk menjaga jumlah asupan gula yang dikonsumsi oleh Si Kecil.

Berikut ini beberapa cara untuk mengurangi asupan gula pada bayi yang bisa Moms lakukan.

1. Mengurangi Pemberian Minuman Manis

Salah satu langkah yang bisa Moms lakukan untuk mengurangi asupan gula adalah dengan mengurangi atau membatasi pemberian minuman manis pada Si Kecil, seperti jus buah.

Meskipun jus buah 100% tidak selalu mengandung gula, tetap saja banyak gula yang terkonsentrasi di dalamnya.

Selain itu, cobalah untuk menghindari memberikan minuman soda, limun atau teh manis dan kopi terutama saat anak-anak bertambah besar.

2. Perhatikan Label Makanan

Langkah selanjutnya yang bisa Moms lakukan untuk memperhatikan asupan gula anak adalah memperhatikan label makanan.

Label makanan perlu Moms perhatikan untuk mengetahui jumlah asupan yang berada pada makanan tersebut, khususnya asupan gula.

Ada baiknya, jika makanan mengandung 10 gram gula tambahan, Moms bisa memilih makanan jenis lainnya.

Hal ini dikarenakan, jumlah gula tambahan tersebut hampir setengah dari jumlah yang disarankan untuk anak-anak.

3. Buat Camilan Sehat untuk Anak-Anak

Makanan olahan sering kali tidak diberi gula tambahan.

Jadi semakin banyak makanan yang bisa Moms siapkan di rumah, itu akan lebih baik.

Misalnya, Moms bisa membuat muffin mini daripada membeli di toko kue yang jumlah gula atau bahan lainnya yang tidak Moms ketahui.

Meskipun camilan yang Moms buat tetap mengandung gula, dapat memilih jenis gula yang lebih alami atau mengontrol jumlahnya.

Selain itu, Moms juga bisa mencoba membuat granola bar buatan sendiri dengan campuran kurma atau kismis sebagai pemanis.

Baca Juga: 17 Resep Makanan Bayi 6 Bulan untuk Penuhi Nutrisi Si Kecil!

4. Olahraga

Dikutip dari situs Mayo Clinic, cara menurunkan gula darah yang efektif yakni melakukan olahraga.

Ajak anak melakukan aktivitas fisik paling tidak 1 jam setiap hari.

Kegiatan ini dapat dipecah menjadi beberapa sesi dengan akumulasi 1 jam per hari.

Itulah berbagai dampak gula berlebih pada makanan bayi yang bisa dihindari.

Menghindari tambahan gula dan pemanis di usia awal bayi, dapat membantu ia belajar menyukai rasa manis alami dari makanan lainnya.

Jika ingin mempermanis makanan bayi, pertimbangkan untuk menggunakan buah segar yang mengandung serat, ya Moms

Jadi, perhatikan beberapa hal untuk mencegah Si Kecil mengonsumsi gula berlebih pada makanan bayi, ya Moms.

  • https://www.henryford.com/blog/2020/04/kids-and-sugar-recipe-for-disaster
  • https://health.clevelandclinic.org/what-to-do-when-your-child-eats-too-much-sugar/
  • https://www.healthline.com/health-news/how-you-can-tell-if-your-childs-baby-food-has-too-much-sugar
  • https://www.sciencedaily.com/releases/2010/06/100628124653.htm
  • https://parenting.firstcry.com/articles/salt-and-sugar-for-babies-reasons-to-avoid-them/
  • https://www.thehealthsite.com/diseases-conditions/10-side-effects-of-diabetes-here-is-what-happens-inside-your-body-when-blood-sugar-levels-rise-975950/
  • https://www.healthline.com/health-news/toddlers-eating-more-sugar-than-recommended-for-adults
  • https://www.latimes.com/science/sciencenow/la-sci-sn-childhood-obesity-screening-20170620-htmlstory.html
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/type-2-diabetes-in-children/diagnosis-treatment/drc-20355324

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb