24 Juni 2020

5 Kasus Viral Berkerumun Saat Pandemi, Indonesia Tak Siap New Normal?

WHO dan Kemenkes sudah mengimbau masyarakat untuk jaga jarak dan tidak berada di kerumunan
5 Kasus Viral Berkerumun Saat Pandemi, Indonesia Tak Siap New Normal?

Foto: twitter.com/JennyJusuf

Pemerintah Indonesia telah memberlakukan transisi New Normal sejak 1 Juni 2020. Perubahan dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ke New Normal ini ditandai dengan dibukanya pusat perbelanjaan hingga perkantoran.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun juga mengeluarkan protokol selama masa transisi New Normal bagi pekerja dan pengusaha yakni nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi.

Dengan dibuatnya protokol baru selama New Normal tersebut diharapkan bisa meminimalisir penyebaran Covid-19 di tempat umum maupun perkantoran.

Baca Juga: Organisasi Kesehatan Dunia Sebutkan 6 Syarat New Normal, Ini Penjelasannya

Kasus Viral Berkerumun di Tengah Pandemi

Salah satu aturan protokol kesehatan yang dibuat oleh WHO dan Kemenkes ialah mengimbau masyarakat untuk jaga jarak dan tidak berada di kerumunan.

Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh Community Medicine berjudul Tracking the crowd and Covid-19 patients for the prevention and spread of disease dijelaskan bahwa menghindari kerumunan atau yang populer disebut social distancing ialah salah satu cara untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Sebab, mereka yang datang ke kerumunan beberapa di antaranya berpotensi terinfeksi Covid-19, dan apabila tidak menjaga jarak setidaknya 1 hingga 3 meter maka besar kemungkinan untuk ikut terinfeksi.

Meskipun Kemenkes telah memberlakukan protokol kesehatan selama New Normal, namun setidaknya ada lima kasus viral kerumunan masyarakat di tengah pandemi.

1. Pembukaan CFD

kasus viral berkerumun di tengah pandemi, tak siap new normal?
Foto: kasus viral berkerumun di tengah pandemi, tak siap new normal?

Foto: Twitter/@Binpotdirga

Pada Minggu, (21/6/2020) Car Free Day (CFD) Jakarta kembali dibuka. Antusias masyarakat atas pembukaan CFD ini terlihat dari banyaknya orang yang berkerumun di Jalan MH Thamrin Jakarta. Saking ramainya, protokol kesehatan untuk menjaga jarak agar terhindar dari penyebaran COvid-19 pun sulit dilakukan.

Peristiwa tersebut kemudian direkam oleh salah satu pengguna Twitter @g_hanafiah. Unggahan itu viral dan menuai banyak komentar.

Tak sedikit netizen yang mengingatkan masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan dengan jaga jarak dan memakai masker di tempat umum.

Meski begitu, banyak juga netizen yang menyayangkan pembukaan CFD karena malah mendatangkan kerumunan di tengah pandemi.

Bahkan netizen menyebut CFD kepanjangan dari Corona Free Day. Imbasnya, sebanyak 350 orang yang hadir dalam gelaran CFD harus mengikuti rapid test dan hasilnya 2 warga reaktif Covid-19. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyebut akan mengevaluasi gelaran CFD tersebut.

2. Penutupan McD Sarinah

kasus viral berkerumun di tengah pandemi, tak siap new normal?
Foto: kasus viral berkerumun di tengah pandemi, tak siap new normal?

Foto: Twitter/@jokoanwar

Setelah lebih dari 30 tahun membuka gerainya di Mall Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, McD memutuskan untuk menutup gerainya pada 10 Mei 2020.

Kabar ini lantas menjadi viral di sosial media karena banyak masyarakat yang merasa sedih dan beranggapan bahwa McD Sarinah memiliki banyak kenangan semasa kecil hingga dewasa.

Sesaat sebelum penutupan, banyak masyarakat yang berkerumun di depan McD Sarinah untuk mengabadikan momen terakhir bersama restoran asal Amerika tersebut.

Meski begitu, hal ini melanggar peraturan PSBB yang melarang masyarakat untuk mendatangi tempat umum dan berkerumun untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Di media sosial, banyak netizen yang menyayangkan sikap masyarakat yang tidak memperdulikan lonjakan kasus Covid-19. Akibatnya, pihak McD Sarinah harus membayar denda sebesar Rp10 juta karena telah melanggar protokol kesehatan.

3. Meditasi Massal di Ubud, Bali

kasus viral berkerumun di tengah pandemi, tak siap new normal?
Foto: kasus viral berkerumun di tengah pandemi, tak siap new normal?

Foto: Instagram/@houseof.Om

Pada Sabtu (20/6/2020) seorang Influencer Indonesia, Jenny Jusuf, mengunggah kegiatan meditasi dan yoga sebuah komunitas yang diikuti oleh para wisatawan dari berbagai negara di Ubud, Bali.

Dalam unggahan di akun Twitter pribadinya @JennyJusuf, Jenny menyayangkan kegiatan tersebut dilakukan tanpa menggunakan protokol kesehatan.

Terlihat dari foto-foto yang dibagikan, banyak orang duduk berdekatan, tanpa mengenakan masker, dan berjumlah lebih dari 20 orang dalam satu ruangan.

Unggahan itupun viral dan pendiri komunitas meditasi dan yoga House of Om pun akhirnya angkat bicara. Wissam Bakareh, pendiri House of Om, mengunggah permintaan maafnya kepada masyarakat dan Gubernur Bali atas ketidaknyamanan terkait kegiatan yang digelar pada Kamis (18/6/2020) melalui akun Instagram @houseofom.bali.

Akibatnya, Bupati Gianyar, I Made Mahayastra, memberikan peringatan terhadap Wissam Bakareh agar tidak lagi menggelar acara tanpa izin dan tanpa protokol kesehatan.

Baca Juga:8 Manfaat Meditasi untuk Kesehatan Otak, Moms Harus Coba!

4. Pesta Pernikahan di Semarang

kasus viral berkerumun di tengah pandemi, tak siap new normal?
Foto: kasus viral berkerumun di tengah pandemi, tak siap new normal?

Foto: Orami Photo Stocks

Pernikahan berujung maut terjadi di Semarang. Bukan kebahagiaan yang menyelimuti keluarga dan mempelai usai menikah, justru kabar duka akibat terinfeksi Covid-19.

Hal ini bermula ketika warga di Kota Semarang, Jawa Tengah, nekat menggelar pesta pernikahan namun melanggar ketentuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM).

Pernikahan yang digelar pada Selasa (16/6/2020) itu dihadiri lebih dari 30 orang yang mana telah melanggar aturan Kemenkes terkait pedoman protokol kesehatan.

Usai pesta pernikahan digelar, satu per satu keluarga yang hadir jatuh sakit, kritis bahkan meninggal dunia. Bahkan dikabarkan ibu dari pengantin meninggal dunia dan ayahnya kini sedang kritis akibat positif Covid-19. Tak beberapa lama, adik dari pengantin juga dikabarkan tewas akibat Covid-19.

Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi lantas melakukan tracking dan menemukan bahwa takmir masjid pelaksana acara pernikahan positif Covid-19.

Hingga kini pemerintah setempat masih terus menelusuri dan melakukan penanganan terhadap anggota keluarga yang terinfeksi Covid-19.

5. Kemah di Bogor

kasus viral berkerumun di tengah pandemi, tak siap new normal?
Foto: kasus viral berkerumun di tengah pandemi, tak siap new normal?

Foto: Instagram/@pendakilawas

Unggahan terkait banyaknya warga yang berkemah di Bukit Alas Bandawasa, Bogor, Jawa Barat, menyita perhatian netizen.

Sebab, foto yang diunggah oleh akun @pendakilawas itu hal menimbulkan kekhawatiran akan kasus baru Covid-19 usai kemah.

Mengingat peristiwa tersebut terjadi saat masih dalam masa PSBB yakni pada Minggu (31/5/2020) dan masa PSBB di Jawa Barat baru akan berakhir pada 4 Juni 2020.

Unggahan terkait banyaknya warga yang berkemah di Bukit Alas Bandawasa, Bogor, Jawa Barat, menyita perhatian netizen. Sebab, foto yang diunggah oleh akun @pendakilawa itu hal menimbulkan kekhawatiran akan kasus baru Covid-19 usai kemah.

Mengingat peristiwa tersebut terjadi saat masih dalam masa PSBB yakni pada Minggu (31/5/2020) dan masa PSBB di Jawa Barat baru akan berakhir pada 4 Juni 2020.

Terkait viralnya kabar tersebut, Pemkab Bogor menyatakan bahwa tempat wisata Bukit Alas Bandawasa adalah kawasan wisata baru yang tidak berizin.

Selanjutnya, Pemkab Bogor melakukan pemantauan dan memblokir pintu masuk wisatawan agar tidak ada lagi pengunjung yang datang dan berkerumun di lokasi wisata tersebut.

Baca Juga: 5 Alasan Mama Harus Membawa si Kecil Berkemah

Indonesia Belum Siap New Normal?

Ironisnya, selama transisi dari PSBB ke New Normal, kasus Covid-19 di Indonesia malah terus melonjak hingga 70% dalam waktu 19 hari. Hingga Rabu (24/6/2020) total jumlah kasus di Indonesia mencapai 47.896 kasus. Tercatat sebanyak 10.250 kasus baru terjadi selama masa transisi dari PSBB ke New Normal.

Juru Bicara Pemerintah Khusus untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, menyebut bahwa penambahan jumlah kasus adalah bukti masyarakat belum sepenuhnya mematuhi protokol kesehatan dengan mencuci tangan, menjaga jarak hingga memakai masker. Sebab, protokol kesehatan adalah kunci untuk terhindar dari Covid-19.

Berkaca dari kelima kasus di atas, tentu masyarakat dan pemerintah masih harus terus berbenah untuk menekan angka penyebaran Covid-19 dan mempersiapkan diri untuk menyambut New Normal.

Masyarakat juga perlu sadar bahwa bukan protokol kesehatan tak hanya untuk melindungi diri sendiri, namun juga keluarga dan orang lain.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb