16 Maret 2024

Serba-serbi Keputihan Hijau, Penyebab hingga Pengobatan

Keputihan hijau bukan masalah reproduksi yang bisa dianggap sepele
Serba-serbi Keputihan Hijau, Penyebab hingga Pengobatan

Ketika mendengar tentang keputihan, apa yang terlintas dalam pikiran Moms? Keputihan sendiri memiliki beberapa jenis warna, dari keputihan bening, kekuningan, sampai keputihan hijau.

Apakah masalah ini berbahaya untuk kesehatan reproduksi atau tidak?

Rasanya itu pertanyaan yang pasti diajukan oleh banyak wanita. Faktanya, keputihan adalah hal yang normal.

MSD Manual mengungkapkan, keputihan dapat terjadi akibat perubahan normal pada kadar estrogen.

Ketika kadarnya tinggi, estrogen merangsang serviks untuk menghasilkan sekresi (lendir) dan sejumlah kecil lendir dapat dikeluarkan dari vagina.

Cairan ini berfungsi sebagai pelumas alami untuk melindungi vagina dari infeksi dan iritasi.

Namun, ada beberapa kondisi yang menunjukkan keputihan tidak normal, yaitu ketika terjadi keputihan hijau. Ini ulasan selengkapnya.

Baca Juga: 10 Makanan Penyebab Keputihan, Yuk Kurangi!

Penyebab Keputihan Hijau

Ilustrasi Sakit Perut (Orami Photo Stock)
Foto: Ilustrasi Sakit Perut (Orami Photo Stock)

Normalnya, keputihan berwarna bening seperti putih telur atau putih susu jernih dan tidak memiliki bau yang kuat.

Lendir ini biasanya bertekstur lengket dan licin, kental, atau bisa juga encer.

“Keputihan adalah kombinasi dari bakteri, sel-sel kulit vagina, pinjaman dari serviks, dan vagina,” ucap Jennifer Paul, dokter kandungan di University of Chicago Medicine.

Keputihan bisa dialami oleh wanita berusia berapa pun yang sudah menstruasi.

Namun, Moms biasanya mengalami keputihan lebih banyak selama kehamilan, menjelang masa haid, seseorang yang aktif secara seksual, atau ketika sedang menggunakan alat kontrasepsi.

Lantas, mengapa bisa terjadi keputihan hijau?

Dilansir dari Health Grades, penyebab keputihan hijau di antaranya:

  • Vaginosis bakterialis: ketidakseimbangan bakteri baik dan bakteri buruk di vagina, menyebabkan keputihan mengeluarkan bau amis yang menyengat
  • Klamidia: penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis
  • Gonore: penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae
  • Trikomoniasis: penyakit menular seksual yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis

National Health Service UK mengungkapkan, keputihan yang tidak normal ketika menunjukkan beberapa gejala, di antaranya:

  • Keputihan berubah warna, bau, atau tekstur
  • Moms menghasilkan lebih banyak cairan dari biasanya
  • Muncul rasa gatal atau sakit yang membuat tidak nyaman
  • Keluarnya nanah, demam, atau tanda infeksi lainnya pada organ reproduksi
  • Pendarahan setelah berhubungan intim
  • Nyeri saat buang air kecil
  • Muncul luka di area vagina
  • Nyeri panggul, terutama jika berlangsung lebih dari 2 jam
  • Merasakan sakit di area antara perut dan paha

Keputihan yang berubah warna bisa berupa keputihan hijau, seringnya warnanya hijau kekuningan.

Besar kemungkinan, keputihan hijau disebabkan oleh infeksi bakteri atau infeksi menular seksual bernama trikomoniasis.

Keputihan hijau sering dikaitkan dengan trikomoniasis. Moms, masih asing dengan trikomoniasis?

Mengapa seorang wanita bisa terserang trikomoniasis? Berikut penjelasan selengkapnya, ya!

Baca Juga: 14 Sosok Pahlawan Nasional Wanita Indonesia dan Kisahnya

Gejala Utama dari Trikomoniasis

Ilustrasi Keputihan
Foto: Ilustrasi Keputihan (Freepik.com)

Sederhananya, trikomoniasis adalah salah satu jenis penyakit menular seksual yang umum terjadi.

Pria dan wanita bisa mengalami kondisi ini, tentunya dengan gejala yang berbeda. Meski begitu, trikomoniasis memang lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.

Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), trikomoniasis disebabkan oleh infeksi parasit protozoa yang disebut Trichomonas vaginalis.

Meskipun gejala penyakit bervariasi, kebanyakan orang yang memiliki parasit tidak dapat mengetahui bahwa mereka terinfeksi. Disebutkan, hanya sekitar 30 persen yang mengalami gejala trikomoniasis.

Beberapa orang akan mengalami gejala trikomoniasis dalam 5 hingga 28 hari setelah terinfeksi.

Namun, sebagian orang lainnya tidak mengalami gejala sampai lama kemudian.

Pada wanita, keputihan hijau bisa menjadi salah satu gejala dari trikomoniasis.

Adapun beberapa gejala lainnya yang bisa dialami, yaitu:

  • Gatal, terbakar, kemerahan atau nyeri pada alat kelamin.
  • Rasa tidak nyaman saat buang air kecil.
  • Perubahan pada keputihan yang dialami, bisa menjadi warna kekuningan atau kehijauan dengan bau amis yang tidak biasa.
  • Mengalami trikomoniasis bisa membuat hubungan seks terasa tidak enak. Tanpa pengobatan, infeksi bisa berlangsung berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

Menjadi salah satu jenis penyakit menular seksual, tentunya penularan trikomoniasis terbesar saat berhubungan intim.

Parasit berpindah dari orang yang terinfeksi ke orang yang tidak terinfeksi saat berhubungan intim.

Nah, pada wanita, bagian tubuh yang paling sering terinfeksi adalah saluran genital bawah (vulva, vagina, serviks, atau uretra).

Saat berhubungan seks, parasit biasanya menyebar dari penis ke vagina, atau dari vagina ke penis.

Bahkan, seseorang yang terinfeksi tanpa gejala masih dapat menularkan infeksi kepada orang lain.

Lantas, bagaimana dengan pengobatan dari trikomoniasis? Masih menurut CDC, trikomoniasis dapat diobati dengan pengobatan (baik metronidazole atau tinidazole).

Nah, pil ini diminum dan aman bagi ibu hamil untuk minum. Sebagai catatan, tidak disarankan untuk minum alkohol dalam waktu 24 jam setelah minum obat ini.

Ya, ternyata keputihan hijau ini juga bisa dialami oleh ibu hamil. Lantas, apakah keputihan hijau oleh ibu hamil juga disebabkan karena trikomoniasis?

Baca Juga: 17 Cara Menghilangkan Bau Vagina, Mudah dan Ampuh!

Keputihan Hijau saat Hamil

Ilustrasi Sakit Perut
Foto: Ilustrasi Sakit Perut (Medicalnewstoday.com)

Hampir semua wanita mengalami lebih banyak keputihan saat hamil.

Keputihan ini normal dan membantu mencegah infeksi yang merambat dari vagina ke rahim.

Ibu hamil ternyata dapat mengalami keputihan, bahkan dimulai sejak trimester awal.

Keputihan yang juga bisa merupakan tanda hamil umumnya memiliki volume yang lebih banyak apabila dibandingkan dengan keputihan sebelum haid.

Hal ini berfungsi untuk mencegah bakteri maupun virus penyebab infeksi masuk ke rahim dan menimbulkan gangguan pada janin.

Dilansir dari Obstetrics and Gynecology International, keputihan saat hamil muda memiliki peran penting yaitu mengeluarkan sel-sel mati dari vagina, melindungi jalan lahir dari infeksi dan menjaga keseimbangan bakteri dalam vagina.

Keputihan saat hamil juga bisa terjadi karena adanya progesteron pada vagina dan peningkatan estrogen.

Perubahan serviks yang terjadi selama kehamilan juga berhubungan peningkatan jumlah keluarnya cairan keputihan.

Baca Juga: Kandidiasis, Jamur Vagina yang Pengaruhi Kesuburan?

Namun, penting untuk dipahami beberapa penyebab keputihan saat hamil adalah hal yang normal.

Artinya, keputihan ini tidak menyebabkan rasa sakit, tidak berbau, warnanya putih, dan tidak menimbulkan gejala yang lain.

Sementara itu, keputihan hijau saat hamil termasuk ke dalam keputihan yang tidak normal.

Keputihan hijau saat hamil bisa disebabkan karena infeksi vagina. Infeksi vagina bisa disebabkan...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb