28 Januari 2022

Pahami Kostokondritis, Kondisi Nyeri di Dada yang Harus Diwaspadai

Pahami kondisi Kostokondritis yang menyebabkan nyeri di dada
Pahami Kostokondritis, Kondisi Nyeri di Dada yang Harus Diwaspadai

Adakalanya Moms mengeluh sakit di dada dan merasa khawatir. Padahal, penyebab nyeri dada tak selalu adanya masalah di jantung, bisa juga karena kostokondritis.

Dilansir dari National Health Service, kostokondritis adalah sebuah istilah medis untuk peradangan yang terjadi pada tulang rawan.

Tulang rawan ini menjadi penghubung antara tulang dada dan tulang rusuk.

Kostokondritis umumnya terjadi karena peradangan yang pada satu atau lebih sendi kostosternal, sehingga menyebabkan nyeri di bagian dada.

Baca Juga: Benarkah Kopi Memicu Maag? Ini 7 Cara Minum Kopi Agar Tidak Sakit Perut

Sehingga masalah kostokondritis kadang disebut nyeri dinding dada atau sindrom kostosternal.

Perlu diketahui bahwa nyeri dada yang disebabkan oleh kondisi ini sendiri bisa terasa ringan atau berat.

Kostokondritis adalah sebuah gangguan yang dapat membaik dengan sendirinya setelah beberapa minggu, meskipun dapat berlangsung selama beberapa bulan atau lebih.

Kondisi kostokondritis ini tidak menyebabkan masalah permanen, tetapi terkadang bisa kambuh.

Baca Juga: Sering Mengalami Nyeri Otot? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya!

Gejala Kostokondritis

nyeri-dada-tengah.jpg
Foto: nyeri-dada-tengah.jpg

Foto: Orami Photo Stock

Sesuai dengan penjelasan istilah medis dari kostokondritis, salah satu gejala utama dari kostokondritis adalah rasa sakit dan nyeri di dada.

Rasa sakit biasanya terasa di sisi kiri tulang dada, tetapi bisa juga di kedua sisi jika ditekan.

Sebagai tanda awal untuk mengetahui apakah Moms mengalami kostokondritis, Moms bisa melihat beberapa gejala yang muncul.

Umumnya, beberapa gejala ini akan hadir ketika Moms melakukan kegiatan yang berpusat di area dada, seperti bernapas atau batuk.

Melansir dari KidsHealth, berikut ini beberapa gejala dari kondisi kostokondritis

  • Merasa sakit di dada ketika mengambil napas dalam-dalam
  • Merasa sakit di dada ketika batuk
  • Merasa sakit di dada ketika menggerakkan tubuh bagian atas
  • Merasa sakit di dada ketika menekan pada daerah yang meradang

Baca Juga: Selain Nyeri Dada, Ini 5 Gejala Lain Serangan Jantung

Penyebab Kostokondritis

Penyebab Nyeri Dada pada Balita.jpg
Foto: Penyebab Nyeri Dada pada Balita.jpg

Foto: Orabay from Pixabay

Dokter seringkali tidak dapat memastikan penyebab pasti dari hadirnya kondisi kostokondritis.

Namun, terkadang kondisi adalah respon alami tubuh terhadap infeksi, iritasi, atau cedera yang umumnya berhubungan dengan:

  • Cedera pada tulang rusuk atau tulang dada
  • Ketegangan fisik karena angkat berat atau olahraga berat
  • Batuk berulang (seperti yang dapat terjadi pada beberapa infeksi)
  • Luka di dadamu
  • Infeksi, termasuk infeksi saluran pernapasan dan infeksi luka

Perlu diketahui, Moms, penyebab nyeri dada bukan hanya kostokonditis saja. Ada beberapa kondisi lain yang menjadi penyebab nyeri dada. Berikut ulasannya!

1. Asam Lambung

Asam lambung juga bisa menjadi salah satu penyebab sakit dada. Biasanya, asam lambung sendiri bisa sampai naik ke kerongkongan.

Ketika hal itu terjadi, biasanya ulu hatu terasa seperti terbakar dan mungkin merasakan nyeri di dada.

Jika Moms mengalami sakit dada usai makan atau ngemil, kemungkinan GERD atau asam lambung bisa menjadi penyebabnya.

2. Asma

Asma pun bisa menjadi salah satu penyebab sakit dada. Nyeri dada tersebut biasanya hadir dan dirasakan pada sebelum dan selama serangan asma.

Nah, orang dewasa pun bisa merasakan nyeri setelah serangan asma ketika ia terlalu sering batuk atau menarik napas terlalu dalam.

Baca Juga: Mengenal Fibromyalgia, Kondisi Nyeri yang Menyebar ke Seluruh Tubuh

Diagnosis Kostokondritis

pemeriksaan perut - www.hellosehat.com.jpeg
Foto: pemeriksaan perut - www.hellosehat.com.jpeg (www.hellosehat.com)

Foto: Orami Photo Stock

Seperti yang sudah disebutkan tadi, nyeri dada sendiri bisa disebabkan oleh berbagai macam kondisi.

Sebagian kondisi tidak akan menjadi masalah, namun sebagian lagi memiliki potensi membuat keadaan menjadi memburuk atau fatal.

Segera periksakan diri ke dokter jika mengalami sakit dada disertai dengan ciri lain, seperti:

Nah, sebelum melakukan pemeriksaan lebih lanjut, dokter sendiri biasanya akan menanyakan gejala yang dialami.

Umumnya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan meraba tulang rusuk dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Sebelum diagnosis dapat dikonfirmasi, beberapa tes mungkin perlu dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab lain dari nyeri dada, seperti:

  • Elektrokardiogram (EKG), yang merekam ritme dan aktivitas listrik jantung
  • Tes darah untuk memeriksa tanda-tanda peradangan yang mendasarinya
  • Rontgen dada

Jika tidak ada kondisi lain yang dicurigai atau ditemukan, diagnosis kostokondritis dapat dibuat.

Jangan lupa untuk melakukan konsultasi lebih mendalam jika Moms menderita kostokondritis, namun masih merasakan nyeri di dada walau sudah mengonsumsi obat dokter.

Moms juga perlu kembali memeriksakan diri ke dokter ketika ditemukan gejala infeksi, meliputi pembengakakan dan keluar nanah di area rusuk.

Cara Menangani Kostokondritis

Berobat ke dokter
Foto: Berobat ke dokter (www.myjewishlearning.com)

Foto: Orami Photo Stock

Kostokondritis biasanya hilang sendiri tanpa perawatan dalam 2-3 hari. Terkadang bisa berlangsung lebih lama, berminggu-minggu atau berbulan-bulan.

Jika Moms khawatir karena nyerinya tidak kunjung hilang, hubungi dokter. Untuk sementara, dokter akan merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:

  • Obat yang dijual bebas seperti ibuprofen atau naproxen untuk membantu meredakan gejala
  • Menempelkan kompres hangat atau bantalan pemanas yang disetel rendah ke area yang sakit
  • Beristirahat yang cukup
  • Menghindari kegiatan yang memperparah rasa sakit

Baca Juga: 5 Gejala Tak Biasa Migrain pada Anak, Bukan Cuma Sakit Kepala!

Ketika nyeri dada sudah cukup mengganggu, biasanya dokter akan meresepkan beberapa obat, seperti;

  • Ibuprofen dan diclofenac sebagai obat antiiflamasi nonsteroid
  • Antidepresan trisiklik seperti amitriptyline
  • Obat anti kejang
  • Suntik korikosteroid di area yang terasa nyeri
  • Serta tramadol sebagai obat pereda nyeri

Selain obat-obatan, dokter pun bisa menyarankan untuk menjalani terapi pada pasien yang disebut dengan transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS).

TENS sendiri memiliki tujuuan untuk menghalangi sintal rasa sakit sehingga tak sampai otak.

Namun, ketika metode yang sudah disebutkan di atas tak lagi mampu untuk meredakan nyeri, biasanya dokter akan menyarankan untuk melakukan bedah.

Bedah ini dilakukan untuk melakukan pengangkatan tulang rusuk yang mengalami peradangan tersebut.

Perlu diketahui bahwa operasi adalah pilihan terakhir dalam pengobatan konstokondirtis, Moms.

Menghindari Kostokondritis

Menghindari Kostokondritis.jpg
Foto: Menghindari Kostokondritis.jpg

Foto: Austin Nicomedez on Unsplash

Menurut situs web Johns Hopkins All Children’s Hospital, Moms bisa membantu menghindarinya dengan beberapa cara.

Banyak kasus penyebab nyeri dada karena mengangkat barang berat. Misalnya, membawa ransel yang terlalu penuh, terutama dengan satu bahu.

Jadi, jika Moms harus membawa banyak barang, disarankan untuk menggunakan ransel yang bisa membagi beban dengan rata di kedua pundak.

Pastikan ransel dipakai di kedua bahu, ya, Moms!

Baca Juga: Mengalami Nyeri Tulang Belikat? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Nah, kira-kira itulah informasi yang perlu Moms ketahui mengenai kostokondritis yang dapat menyerang siapa saja.

Jika muncul gejala seperti yang disebutkan di atas, alangkah baiknya langsung berkunjung ke dokter ya Moms!

  • https://www.nhs.uk/conditions/costochondritis/
  • https://www.hopkinsallchildrens.org/Patients-Families/Health-Library/HealthDocNew/Costochondritis
  • https://kidshealth.org/en/parents/costochondritis.html
  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/costochondritis/symptoms-causes/syc-20371175
  • https://www.fairview.org/patient-education/511857EN

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb