01 Mei 2024

Ejakulasi Dini pada Pria: Penyebab, Ciri, dan Cara Mengatasi

Ejakulasi dini bisa membuat seks jadi kurang memuaskan
Ejakulasi Dini pada Pria: Penyebab, Ciri, dan Cara Mengatasi

Ejakulasi dini (ED) atau premature ejaculation merupakan salah satu gangguan reproduksi yang kerap terjadi pada pria.

Ejakulasi dini diartikan sebagai situasi di mana pria mengeluarkan spermanya lebih cepat saat berhubungan intim.

Menurut Urology Care Foundation, 1 di antara 3 pria dalam rentang usia 18 hingga 59 tahun di Amerika Serikat memiliki masalah tersebut.

Meski tidak mengkhawatirkan, ejakulasi dini dapat meresahkan karena membuat aktivitas seksual menjadi kurang menyenangkan.

Lalu, bagaimana cara mengatasi ejakulasi dini? Yuk, simak serba-serbi mengenai kondisi tersebut pada artikel ini!

Baca Juga: 10 Alat Pembesar Penis Terbaik, Tertarik Coba Dads?

Bagaimana Proses Ejakulasi?

Ilustrasi Pasangan Berhubungan
Foto: Ilustrasi Pasangan Berhubungan (Freepik.com/jcomp)

Sebelum terjadinya ejakulasi, tubuh akan menerima rangsangan seksual yang memicu terjadinya ereksi.

Ereksi merupakan peningkatan aliran darah ke penis.

Adanya proses ereksi diperlukan untuk memandu ejakulasi atau keluarnya sperma dari tubuh pria.

Ejakulasi adalah puncak dari hubungan seksual, dimana terjadi aktivasi persarafan simpatis.

Pada fase ejakulasi akan terjadi pengeluaran cairan semen yang mengandung sperma.

Cairan semen akan dikeluarkan secara ritmis. Kontraksi ritmis terjadi akibat penis memiliki bagian otot yang bernama bulbospongiosus

Kontraksi ritmis ini merupakan bagian dari orgasme pria. Orgasme pada pria umumnya berlangsung selama beberapa detik.

Sekali orgasme dapat terjadi sebanyak 10–15 kontraksi, namun pria umumnya tidak menyadari banyaknya kontraksi yang terjadi.

Pada saat terjadi kontraksi, akan terjadi penyemprotan cairan semen yang mengandung sel sperma.

Umumnya carian semen keluar paling banyak pada saat kontraksi pertama dan kedua.

Volume semen yang keluar dari penis cukup bervariasi, antara 1 mililiter sampai 10 mililiter.

Baca Juga: Oral Seks adalah Variasi Foreplay yang Bisa Dicoba, Amankah?

Gejala Ejakulasi Dini

Ilustrasi Ejakulasi Dini pada Pria
Foto: Ilustrasi Ejakulasi Dini pada Pria (Freepik.com/graystudiopro1)

Ejakulasi dini merupakan suatu kondisi pada pria, di mana ketika berhubungan intim mengalami orgasme dalam waktu singkat.

Setiap pria memang memiliki waktu orgasme yang bervariasi, tergantung situasi dan kondisinya saat itu.

Namun, melansir Institute for Quality and Efficiency in Health Care, waktu rata-rata pria untuk mencapai orgasme dan ejakulasi adalah 5 hingga 7 menit.

Pada beberapa orang bisa lebih cepat atau lebih lama dari waktu tersebut.

Jadi, umumnya dikatakan ejakulasi dini pada pria ketika waktu orgasme terjadi jauh lebih cepat dari waktu rata-rata tersebut.

Melansir laman National Health Service, definisi ejakulasi dini adalah ejakulasi yang teratur dan terus menerus terjadi dalam waktu hanya 1 menit saat berhubungan dengan pasangan.

Tanda ejakulasi dini juga terlihat dari orgasme yang terjadi saat dalam kondisi minimal rangsangan.

Ketidakmampuan seorang pria untuk menunda keluarnya sperma di saat berhubungan seksual juga bisa jadi tanda ejakulasi dini.

Tidak hanya ketika berhubungan seksual, kondisi ini juga bisa terjadi pada pria yang melakukan masturbasi.

Baca Juga: 12 Posisi Seks Terbaik Menurut Kamasutra, Penasaran?

Penyebab Ejakulasi Dini

Ilustrasi Konsultasi Penderita Ejakulasi Dini
Foto: Ilustrasi Konsultasi Penderita Ejakulasi Dini (Freepik.com/freepik)

Pada dasarnya, mengutip dari Family Doctor, ejakulasi dini diakibatkan oleh faktor emosional dan fisik.

Artinya, di mana pria umumnya terlalu bersemangat, terstimulasi atau penisnya sangat sensitif.

Namun, beberapa penyebab lain bisa juga karena depresi, stres, rasa bersalah, hingga cemas saat berhubungan intim.

Beberapa masalah fisik dan kimia di bawah ini juga bisa menyebabkan ejakulasi eksternal dini:

  • Diagnosis disfungsi ereksi yang mendasarinya.
  • Masalah hormonal dengan kadar oksitosin, yang berperan dalam fungsi seksual pada pria.
  • Tingkat hormon lain yang berperan dalam fungsi seksual termasuk hormon luteinizing (LH), prolaktin, dan hormon perangsang tiroid (TSH)
  • Tingkat serotonin atau dopamin rendah, bahan kimia di otak yang terlibat dalam hasrat dan kegembiraan seksual.
  • Penis yang ekstra sensitif terhadap rangsangan.

Dalam banyak kasus, ejakulasi dini sebetulnya bisa sembuh dengan seiring berjalannya waktu.

Namun biasanya, obat ejakulasi dini permanen akan tergantung dari penyebabnya.

Jika ejakulasi dini dialami sebagai dampak dari suatu penyakit, pengobatan ejakulasi terbaiknya adalah dengan mengobati penyakitnya terlebih dahulu.

Baca Juga: 19 Tips Foreplay agar Bercinta Lebih Tahan Lama, Sudah Coba?

Dampak Ejakulasi Dini

Ilustrasi Pria Penderita Ejakulasi Dini
Foto: Ilustrasi Pria Penderita Ejakulasi Dini (Freepik.com/freepik)

Ejakulasi dini akan berdampak pada kehidupan pria, khususnya dalam hubungan intim dengan pasangan.

Melansir National Center for Biotechnology Information, ejakulasi dini berdampak besar pada harga diri pria, sering kali menyebabkan masalah perkawinan yang serius, perceraian, dan depresi.

Karena bisa jadi akibat pria mengalami ejakulasi dini, kepuasan seksual pasangan wanita tidak terpenuhi.

Alhasil, kondisi tersebut dapat menurunkan kualitas kehidupan seksual dan keharmonisan dalam berumah tangga.

Karenanya, ejakulasi dini mesti segera diatasi. Obat ejakulasi dini permanen dapat dengan melakukan tindakan medis atau operasi.

Namun, tak semua orang dengan ejakulasi mandiri bisa melakukan tindakan tersebut.

Diperlukan diagnosis lebih lanjut untuk memilih pilihan pengobatan yang paling tepat.

Baca Juga: 5 Kreasi Resep Poffertjes, Camilan Enak Asal Belanda

Diagnosis Ejakulasi Dini

Ilustrasi Diagnosis Penyakit
Foto: Ilustrasi Diagnosis Penyakit (Freepik.com/yanalya)

Ejakulasi dini bisa saja sulit untuk didiagnosis karena sifat subjektif dari waktu yang dibutuhkan untuk mencapai ejakulasi selama aktivitas seksual.

Kebanyakan orang mencari pengobatan karena stigma dan rasa malu atas masalah ini.

Berbicara dengan seorang profesional dalam dunia medis adalah cara terbaik untuk mendiagnosis ejakulasi dini.

Penyedia layanan kesehatan biasanya akan mengambil riwayat medis dan seksual serta melakukan tes prostat hingga neurologis sebelum melakukan diagnosis.

Jika Dads mengunjungi dokter untuk memeriksa apakah memiliki masalah ejakulasi, Dads mungkin akan ditanyai pertanyaan-pertanyaan berikut:

  • Sudah berapa lama mengalami masalah ejakulasi?
  • Dalam keadaan apa ejakulasi dini terjadi?
  • Seberapa sering ejakulasi dini terjadi pada?
  • Apakah Dads ada masalah hubungan dengan pasangan?
  • Apakah ejakulasi dini juga terjadi saat masturbasi (ejakulasi mandiri)?
  • Apakah ada kesulitan untuk ereksi dan mengalami masalah dalam mempertahankan ereksi?

Meskipun pertanyaannya bersifat pribadi, penting bagi Dads untuk menjawabnya dengan jujur kepada ahli urologi sehingga mereka dapat mendiagnosis sumber masalah dengan baik.

Selain itu, pada dasarnya untuk mendiagnosis ejakulasi dini tidak diperlukan tes laboratorium.

Kecuali jika pasien yang mengidap ejakulasi dini dicurigai memiliki penyakit lain yang berhubungan dengan ejakulasi dini.

Ejakulasi dini adalah ketidakmampuan untuk menunda ejakulasi lebih dari satu menit setelah...

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb