18 Februari 2022

Cerebral Palsy: Definisi, Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Memengaruhi kemampuan motorik dan sensorik seseorang
Cerebral Palsy: Definisi, Gejala, Penyebab, dan Pengobatan

Semua orang tua tentu mengharapkan anaknya lahir sehat dan sempurna. Sayangnya, ada beberapa kondisi kelainan yang bisa saja terjadi, seperti cerebral palsy (CP)

Gangguan yang memengaruhi fungsi otak ini bisa berdampak pada aktivitas sehari-hari penderitanya.

Seperti apa gejala yang terlihat pada seseorang dengan gangguan ini? Yuk, simak informasi penting di bawah ini!

Definisi Cerebral Palsy (CP)

celebral-bells-palsy.jpg
Foto: celebral-bells-palsy.jpg (leighbrainandspine)

Foto: Orami Photo Stocks

Cerebral palsy adalah sekelompok gangguan yang bisa terjadi pada anak-anak ataupun orang dewasa.

Kecacatan motorik adalah yang paling umum terjadi di masa kanak-kanak.

Kondisi ini memengaruhi kemampuan seseorang untuk bergerak atau mempertahankan keseimbangan dan postur tubuh.

Umumnya, dipicu oleh perkembangan otak yang tidak normal atau mengalami kerusakan. Sehingga, sulit untuk otak mengendalikan otot-otot dan sarafnya.

Melansir Mayo Clinic, jenis penyakit ini juga bisa memengaruhi fungsi tubuh lain, seperti:

  • Kesulitan bernapas
  • Gangguan buang air kecil dan besar
  • Kesulitan makan
  • Gangguan berbicara

Seringnya, mulai terdeteksi sejak anak berusia 5 tahun. Terlepas itu, gangguan ini juga bisa dialami orang dewasa sewaktu-waktu.

Baca Juga: Jangan Anggap Sepele Sakit Telinga pada Anak, Ini Cara Mengatasinya

Tanda-Tanda Cerebral Palsy (CP)

Cerebral Palsy Gejala.jpg
Foto: Cerebral Palsy Gejala.jpg

Foto: Orami Photo Stocks

Cerebral palsy merupakan gangguan saraf yang bisa menyerang anak-anak ataupun orang dewasa, gejalanya pun sedikit berbeda.

Berikut beberapa gejala cerebral palsy yang bisa diperhatikan, antara lain:

1. Gejala pada Bayi

Gejala gangguan saraf ini pada bayi pun bisa terlihat, yakni seperti:

  • Kepala bayi terkulai ke belakang ketika digendong
  • Otot terasa kaku
  • Tubuh terlihat lemas
  • Kaki terlihat menyilang ketika diangkat
  • Sulit berguling
  • Merangkak dengan posisi miring

Disebut juga sebagai milestone, ini mempengaruhi saraf motorik anak, seperti berguling, berdiri, dan berjalan.

2. Gejala pada Anak

Sangat penting untuk selalu memantau perkembangan Si Kecil, terutama di tahun pertamanya.

Untuk anak yang berusia 1 tahun ke atas, gejala celebral palsy mungkin agak sedikit berbeda.

Dalam National Health Services, berikut tanda-tanda yang bisa diketahui:

  • Kesulitan berbicara
  • Belum bisa memegang sendok atau makan sendiri
  • Tidak bisa fokus dengan orang sekitarnya
  • Adanya gerakan yang ceroboh dan melukai diri sendiri
  • Otot tubuh lemah

Gejala fisik yang bisa terlihat adalah tangan atau kaki yang terlihat seperti diseret, Moms.

3. Gejala Orang Dewasa

Penting untuk mengetahui, kondisi ini bisa berlanjut hingga dewasa.

Untuk cerebral palsy pada orang dewasa, berikut gejala yang sering dijumpai, antara lain:

  • Tidak bisa beraktivitas normal
  • Tubuh lumpuh
  • Sulit bersosialisasi dengan orang lain
  • Gerakan tak sadar di tangan, lengan, dan kaki.
  • Kedutan pada wajah dan lidah
  • Kesulitan menelan

Karenanya, seseorang dengan kondisi ini memerlukan asisten ataupun orang lain untuk membantunya beraktivitas.

Baca Juga: Teratozoospermia, Mungkinkah Istri Bisa Hamil dengan Hasil Cacat Lahir?

Apa Penyebab Cerebral Palsy?

cerebral palsy
Foto: cerebral palsy

Foto: lvhn.org

Mayoritas penyebab cerebral palsy adalah kerusakan otak atau disebut juga sebagai lumpuh otak.

Kondisi ini bahkan bisa terjadi sejak bayi masih di dalam kandungan. Sehingga, dinamakan sebagai cerebral palsy kongenital.

Meskipun demikian, penyebab kongenital itu sendiri tidak diketahui secara pasti.

Ada beberapa kondisi yang berisiko tinggi menyebabkan cerebral palsy, antara lain:

  • Lahir dengan berat badan terlalu kecil
  • Lahir belum cukup bulan (prematur)
  • Bayi kembar
  • Program in vitro atau bayi tabung
  • Adanya infeksi kehamilan
  • Terkena kernikterus, yakni penyakit kuning yang tidak ditangani segera
  • Mengalami komplikasi saat melahirkan

Baca Juga: Penyakit Fabry, Kelainan Langka Akibat Kerusakan Enzim

Pada sebagian kecil kasus, penyebab cerebral palsy berupa kerusakan otak yang terjadi lebih dari 28 hari setelah melahirkan.

Kondisi ini disebut sebagai acquired cerebral palsy dengan faktor risiko sebagai berikut:

  • Bayi atau anak terkena infeksi, misalnya meningitis
  • Bayi atau anak mengalami cedera kepala yang serius

Karenanya, ini bisa dialami sewaktu-waktu tanpa disadari sejak di luar kandungan.

Jenis-Jenis Cerebral Palsy

cerebral palsy
Foto: cerebral palsy

Foto: performancehealth.com

Ketika bell's palsy menyerang kekakuan otot wajah, beda halnya dengan cerebral palsy.

Kelumpuhan otak pada penderita CP tersebut bisa mengakibatkan beberapa hal, yakni:

  • Kaku otot (spastis)
  • Pergerakan yang tidak bisa dikontrol (diskinesia)
  • Keseimbangan dan koordinasi yang buruk (ataxia)

Melansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kondisi tersebut menghasilkan beberapa tipe cerebral palsy, yaitu:

  • Cerebral palsy spastik

Ini adalah tipe yang paling umum terjadi, yakni hingga 80% penderita cerebral palsy adalah spastik.

Tipe ini membuat penderitanya mengalami kekakuan pada otot.

  • Cerebral palsy diskinetik

Penderitanya mengalami pergerakan otot yang tidak bisa dikontrol, sehingga menyulitkannya untuk berjalan bahkan duduk.

Kondisi ini juga sering memengaruhi otot muka sehingga mimik wajah penderitanya bisa berubah-ubah.

  • Cerebral palsy ataksik

Penderita kesulitan melakukan pergerakan yang butuh koordinasi otot tingkat tinggi, misalnya menulis atau bergerak cepat.

  • Cerebral palsy campuran

Di samping itu, seseorang bisa mengalami lebih dari satu tipe cerebral palsy, biasanya spastik-diskinektik.

Baca Juga: Skistosomiasis, Infeksi Parasit yang Bisa Sebabkan Kerusakan Organ

Perawatan Cerebral Palsy

pengobatan cerebral palsy.jpg
Foto: pengobatan cerebral palsy.jpg

Foto: Orami Photo Stocks

Lantas, bagaimana perawatan seseorang yang terkena cerebral palsy? Memang, ini tak bisa disembuhkan secara total.

Namun, ada beberapa terapi khusus untuk mendukung anak dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

1. Fisioterapi

Pernahkah mendengar istilah fisioterapi? Ini ternya dibutuhkan untuk mengatasi cerebral palsy.

Fisioterapi penting untuk mendukung dan mengelola gejala yang dirasakan. Ini berkaitan dengan gerakan, postur, dan keseimbangan.

Fisioterapi dapat membantu meningkatkan keterampilan motorik dan mencegah masalah yang memburuk dari waktu ke waktu.

Ini juga agar seseorang lebih mandiri menjalankan aktivitas sehari-hari

2. Peregangan Olahraga

Dalam Medline Plus dijelaskan kalau orang dengan CP perlu bergerak juga, lho.

Olahraga ringan dan peregangan membantu menjaga kemampuan fisik dan memperbaiki masalah gerakan.

Namun, perlu mengikuti saran medis dari pakar untuk menentukan olahraga yang tepat, ya.

3. Terapi Wicara

4 Aktivitas Pendukung Cerebral Palsy Terapi Wicara Balita yang Bisa Dilakukan di Rumah
Foto: 4 Aktivitas Pendukung Cerebral Palsy Terapi Wicara Balita yang Bisa Dilakukan di Rumah

Foto: Orami Photo Stocks

Tak kalah penting adalah mengikuti terapi wicara sebagai pengobatan cerebral palsy.

Terapi wicara untuk membantu bicara, berkomunikasi, dan kesulitan menelan.

Saat ini sudah banyak lembaga konseling yang membuka jasa ini untuk membantu para orang tua.

Jadi tak ada salahnya untuk dicoba ya, Moms!

Baca Juga: 15 Manfaat Brokoli untuk Kesehatan dan Ibu Hamil, Salah Satunya Mencegah Risiko Cacat Janin!

4. Obat-Obatan Khusus

Untuk mengobati kekauan pada otot, penderita CP perlu konsumsi obat dengan rutin.

Biasanya, dokter merekomendasikan suntikan onabotulinumtoxinA (Botox), atau zat aktif lain. Suntikan perlu diulang setiap tiga bulan.

Efek samping dapat dirasakan biasanya ringan, seperti sakit di tempat suntikan dan gejala flu.

5. Operasi

Ketika gejala yang dirasakan cukup berat, pilihan untuk operasi biasanya kerap dilakukan.

Hal ini untuk mengurangi rasa sakit pada tubuh yang cukup mengganggu.

Tujuannya agar pertumbuhan dan perkembangan dapat kembali lancar.

Perlu diingat bahwa tidak semua anak yang menunjukkan gejala gangguan motorik, otomatis menderita kelainan ini.

Untuk menegakkan diagnosis cerebral palsy, bawa anak ke dokter dan lakukan pemeriksaan menyeluruh, Moms!

  • https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cerebral-palsy/symptoms-causes/syc-20353999
  • https://www.nhs.uk/conditions/cerebral-palsy/
  • https://www.cdc.gov/ncbddd/cp/facts.html
  • https://medlineplus.gov/cerebralpalsy.html

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb