24 Februari 2020

6 Mitos Penyakit TBC yang Banyak Disalahpahami

Penyakit TBC sering dikenal sebagai penyakit orang miskin, mitos atau fakta?
6 Mitos Penyakit TBC yang Banyak Disalahpahami

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada 2018 ada 10 juta orang yang terjangkit TBC. 5,7 juta di antaranya adalah laki-laki, 3,2 juta perempuan, dan 1,1 juta anak-anak. Namun, TBC bisa disembuhkan dan dapat dicegah.

Sayangnya, TBC sering dikaitkan dengan faktor-faktor yang dapat tidak sengaja menciptakan stigma dengan sendirinya seperti HIV, kemiskinan, penyalahgunaan narkoba dan alkohol, tunawisma, riwayat penjara, dan status pengungsi.

Orang-orang yang didiskriminasi mungkin terisolasi secara sosial, terutama di komunitas kecil, bahkan terkadang dijauhi oleh keluarga.

Bruce P. Lanphear, Perwakilan Lembaga Penelitian Anak dan Keluarga, Rumah Sakit Anak British Columbia, mengatakan bahwa mitos atau salah pemahaman mengenai penyakit dan terapi, tidak hanya terbatas pada pasien. Namun hal ini juga memengaruhi orang-orang yang ada dalam lingkungan ilmu kedokteran.

Baca Juga: Tepat Mengobati TBC pada Anak dengan Mengetahui Gejalanya!

"Mitos-mitos secara khusus terbukti dalam dogma yang menyangkut diagnosis dan pengobatan penyakit TBC. Jika penyakit TBC ingin dibasmi, maka hal pertama yang harus dihilangkan adalah mitos-mitos yang menghambat pencegahan dan kontrol terkait penyakit TBC," katanya dalam jurnal ilmiah

Mitos-mitos TBC

Berikut ini adalah beberapa mitos penyakit TBC yang harus Moms ketahui agar tidak ada kesalahpahaman terkait tata laksana dan pencegahan penyakit TBC.

1. Pasti Menular

Mitos Penularan TBC
Foto: Mitos Penularan TBC (Suara.com)

Setiap pasien penyakit TBC pasti akan menyebarkan penyakit ini kepada orang-orang terdekat atau sekitarnya, hanyalah mitos. Padahal, itu tidak terjadi pada semua pasien penyakit TBC.

Namun, memang sekitar sepertiga dari pasien TBC dapat menularkan, terutama orang yang masih batuk. Jika pasien tidak batuk, artinya tidak ada risiko infeksi dapat ditularkan.

2. Hanya Terjadi di Paru-paru

TBC hanya terjadi di paru-paru
Foto: TBC hanya terjadi di paru-paru (Medium.com)

Sebagian besar atau sekitar 80% penyakit TBC terjadi di paru-paru, sisanya adalah kemungkinan penyakit TBC yang dapat terjadi di mana saja di tubuh manusia mulai dari kepala hingga kaki. Ketika terjadi di organ selain paru-paru, itu disebut TBC ekstra-paru.

3. Penyakit TBC Menyebar Melalui Ciuman

tips memberikan ciuman mesra pada suami hero
Foto: tips memberikan ciuman mesra pada suami hero (Orami Photo Stocks)

TBC adalah penyakit yang ditularkan melalui udara. Penyakit TBC kemungkinan besar menyebar ke orang-orang yang memiliki kontak dekat dan berkepanjangan dengan orang yang terinfeksi seperti anggota keluarga, teman atau kolega.

TBC bukanlah penyakit yang dapat disebarkan dengan berbagi wadah minum, peralatan makan, rokok, atau air liur dari ciuman.

Baca Juga: Beragam Gejala dan Risiko Penyakit TBC Pada Bayi yang Harus Diwaspadai

4. Penderita Harus Dirawat di RS

jangan bawa anak masuk ruang rawat inap rumah sakit hero
Foto: jangan bawa anak masuk ruang rawat inap rumah sakit hero

Pasien penyakit TBC harus segera dibawa pergi ke rumah sakit atau tempat karantina penderita penyakit TBC (sanatorium) merupakan mitos lama.

Setelah pengobatan yang efektif dimulai, pasien dengan cepat menjadi bebas kuman (tidak menularkan).

Jadi jika pasien mendapatkan perawatan yang tepat dan melakukan tata laksana tindakan pencegahan saat tinggal di rumah, maka penderita tidak menimbulkan risiko infeksi tambahan kepada anggota keluarganya lainnya. Selain itu, konsep sanatorium adalah sesuatu yang sudah lampau atau jadul.

5. Status Pendidikan dan Sosial

Status Sosial
Foto: Status Sosial (Pelajaran.co.id)

Mitos penyakit TBC lainnya adalah status sosial, di mana penyakit TBC sering dikaitkan dengan masyarakat berstatus sosial bawah atau miskin dan tidak berpendidikan.

Padahal, siapa saja bisa mendapatkan penyakit TBC baik kaya atau miskin dan berpendidikan atau tidak.

Pengetahuan tentang penyakit TBC dapat membantu mencegah infeksi dan penularannya.

Madapathage Gayan Buddhika Senanayake, PostGraduate Institute of Medicine, University of Colombo, mengatakan penyakit TBC adalah masalah kesehatan global utama yang biasa terlihat di negara-negara terbelakang.

"Masyarakat dengan ekonomi dan status sosial yang rendah, memiliki kemungkinan tertular penyakit TBC signifikan lebih tinggi. Faktor risiko yang terkait dengan penyakit TBC juga dapat berubah seiring waktu," katanya seperti dikutip dari Multidisciplinary Respiratory Medicine.

Baca Juga: Jaga Keluarga, Intip 11 Tips Mencegah Penularan Penyakit TBC Ini!

6. Penyakit TBC Tidak Bisa Disembuhkan

TBC tidak bisa disembuhkan
Foto: TBC tidak bisa disembuhkan (Alodokter.com)

Meskipun penyakit TBC memiliki angka kematian cukup tinggi, bukan berarti penyakit ini tidak dapat disembuhkan.

Obat untuk penyakit TBC yang efektif telah tersedia sejak 1950-an. Pengobatan penyakit TBC memerlukan waktu cukup lama karena obat-obatan harus diminum minimal 6 hingga 8 bulan untuk penyembuhan total.

(RIE/ERW)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb