27 Juni 2020

5 Mitos Prakonsepsi Untuk Menentukan Jenis Kelamin Bayi

Apa saja sih, Moms?
5 Mitos Prakonsepsi Untuk Menentukan Jenis Kelamin Bayi

Bagi Moms dan Dads yang menginginkan anak dengan jenis kelamin tertentu mungkin memutuskan untuk mencoba berbagai metode yang ada di internet.

Sayangnya, kebanyakan metode menentukan jenis kelamin bayi tersebut hanyalah sebatas mitos prakonsepsi.

Mitos Prakonsepsi Soal Jenis Kelamin Bayi

Yuk, simak mitos soal menentukan jenis kelamin bayi.

Beberapa di antaranya seperti yang ada di bawah ini.

Baca Juga: Benarkah Faktor Genetik Menentukan Jenis Kelamin Bayi?

1. Mengkonsumsi Makanan Tertentu

5 Mitos Prakonsepsi Untuk Menentukan Jenis Kelamin Bayi 1
Foto: 5 Mitos Prakonsepsi Untuk Menentukan Jenis Kelamin Bayi 1

Foto: pexels.com

Beberapa orang percaya bahwa mengkonsumsi makanan tertentu dapat membantu mereka hamil anak berjenis kelamin seperti yang diinginkan.

Misalnya, lebih banyak makan daging merah jika ingin hamil anak laki-laki dan cokelat untuk hamil anak perempuan.

Namun, Virginia Center for Reproductive Medicine menyebut bahwa metode ini dapat dikatakan mitos.

Sebab, meskipun mungkin beberapa orang secara kebetulan berhasil, sebenarnya tidak ada bukti imiah yang cukup mendukung mengenai keefektifan metode ini.

2. Berhubungan Seksual dengan Posisi Tertentu

5 Mitos Prakonsepsi Untuk Menentukan Jenis Kelamin Bayi 2
Foto: 5 Mitos Prakonsepsi Untuk Menentukan Jenis Kelamin Bayi 2

Foto: pexels.com

“Orang-orang telah berusaha mencari tahu ini selama berabad-abad, tetapi faktanya tidak ada posisi bercinta yang dapat mempengaruhi jenis kelamin bayi Anda,” kata Jeffrey Steinberg, MD, direktur program seleksi gender di Fertility Institutes di Los Angeles, seperti dikutip dari Parents.

Baca Juga: Benarkah Jenis Kelamin Bayi Bisa Diketahui Dari Detak Jantung Dalam Kandungan?

3. Berhubungan Seksual Pada Waktu-waktu Tertentu

5 Mitos Prakonsepsi Untuk Menentukan Jenis Kelamin Bayi 3
Foto: 5 Mitos Prakonsepsi Untuk Menentukan Jenis Kelamin Bayi 3

Foto: pexels.com

Salah satu mitos prakonsepsi dalam menentukan jenis kelamin bayi menyebutkan bahwa sperma Y (laki-laki) lebih ringan dan bisa berenang lebih cepat.

Sementara sperma X lebih berat dan berenang lebih lambat. Maka dari itu berhubungan seksual mendekati ovulasi akan membantu hamil anak laki-laki, demikian sebaliknya.

Namun, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine melaporkan bahwa waktu berhubungan seksual tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin bayi.

4. Menyesuaikan pH Vagina

5 Mitos Prakonsepsi Untuk Menentukan Jenis Kelamin Bayi 4
Foto: 5 Mitos Prakonsepsi Untuk Menentukan Jenis Kelamin Bayi 4

Foto: pexels.com

Dikutip dari VeryWell Family, teori di balik douching untuk menentukan jenis kelamin bayi didasarkan pada bukti laboratorium bahwa sel sperma pembawa kromosom X lebih kuat daripada pembawa kromosom Y.

Dengan demikian sperma X dipercaya dapat menolerir lingkungan lebih asam dan sperma Y lebih kuat saat berada di lingkungan yang lebih basa.

Hal tersebut kemudian memunculkan keyakinan bahwa melakukan douching dengan larutan cuka bisa membantu hamil bayi perempuan, sedangkan douching menggunakan larutan berbasis baking soda akan membuat Moms hamil bayi laki-laki.

Sayangnya, tidak ada bukti bahwa douching dapat membantu menentukan jenis kelamin bayi. Bahkan cara ini juga memiliki efek negatif terhadap lingkungan vagina dan berisiko menyebabkan terjadinya infeksi.

Baca Juga: Selain untuk Lihat Jenis Kelamin, Apa Manfaat USG 4 Dimensi?

5. Mengenakan Celana Boxer vs Celana Dalam (Brief)

5 Mitos Prakonsepsi Untuk Menentukan Jenis Kelamin Bayi 5
Foto: 5 Mitos Prakonsepsi Untuk Menentukan Jenis Kelamin Bayi 5

Foto: pexels.com

Teori ini didasarkan pada hasil laboratorium yang menemukan bahwa sperma X dapat bertahan pada suhu yang lebih hangat dibandingkan dengan sperma Y.

Berdasarkan hal ini, banyak orang mempercayai bahwa jika menginginkan anak laki-laki, pria harus mengenakan celana dalam (brief) karena dapat membuat testis lebih dekat dengan tubuh yang kemudian akan meningkatkan suhu skrotum.

Namun, apakah ada bukti ilmiah bahwa teori ini terbukti efektif? Sayangnya, tidak.

Selain itu, ketika suhu skrotum dengan sengaja ditingkatkan, maka ini berisiko menurunkan jumlah total sperma, bukan hanya sperma Y.

Jadi, itulah berbagai mitos prakonsepsi untuk menentukan jenis kelamin bayi. Apakah Moms dan Dads masih mempercayainya atau pernah menerapkannya?

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb