25 September 2019

Moms, Lakukan Ini Saat Bayi Alami Hipoksia

Selalu perhatikan Si Kecil ya, Moms!
Moms, Lakukan Ini Saat Bayi Alami Hipoksia

Hipoksia bayi adalah suatu kondisi ketika oksigen tidak dapat mencapai jaringan tubuh (kekurangan oksigen) yang terjadi segera setelah proses kelahiran.

Dalam beberapa kasus, bayi dapat mengalami hipoksia akibat komplikasi kelahiran. Dalam keadaan seperti itu, kekurangan oksigen di otak dapat menyebabkan beberapa sel otak mati yang pada gilirannya dapat menyebabkan cerebral palsy.

Bagaimana Hipoksia Dapat Terjadi pada Bayi?

Moms, Lakukan Ini Saat Bayi Alami Hipoksia 1.jpg
Foto: Moms, Lakukan Ini Saat Bayi Alami Hipoksia 1.jpg

Foto: babycenter.com

Beberapa penyebab hipoksia bayi yang dipaparkan dalam laman Cerebral Palsy Symptoms, yaitu:

  1. Anemia selama masa kehamilan
  2. Asfiksia kelahiran
  3. Kurangnya pemantauan janin yang memadai
  4. Merokok selama masa kehamilan
  5. Kerusakan otak traumatis
  6. Abrupsi mental

Kondisi di atas dapat didiagnosis oleh profesional medis untuk mengurangi faktor risiko yang terkait dengan hipoksia bayi.

Kurangnya pemantauan yang tepat dapat menyebabkan komplikasi kelahiran dan kondisi darurat lainnya dalam proses kelahiran caesar.

Baca Juga : Ternyata Bayi Bisa Stres Juga Lho

Apa Dampak Hipoksia pada Bayi?

Moms, Lakukan Ini Saat Bayi Alami Hipoksia 2.jpg
Foto: Moms, Lakukan Ini Saat Bayi Alami Hipoksia 2.jpg

Foto: hiehelpcenter.org

Dikutip dari situs Birth Injury Guide, hipoksia pada bayi dapat menyebabkan sejumlah kondisi serius, seperti Hypoxic Ischemic Encephalopathy (HIE) dan cedera otak yang terkait dengan asfiksia.

Ketiga cedera ini adalah cedera otak serius yang dapat menyebabkan kelumpuhan dan kerusakan otak parah.

Secara umum, ketiganya berkembang dalam waktu 48 jam setelah hipoksia. Jadi, jika bayi segera ditangani, beberapa efek yang lebih parah setelahnya dapat dikurangi secara substansial.

Namun, menurut National Institute of Health (NIH) AS, hipoksia bayi menjadi penyebab hampir 1/3 kasus kematian bayi baru lahir, khususnya di Amerika.

Kondisi medis lain yang terkait dengan hipoksia pada bayi meliputi:

  1. Cerebral palsy (CP)
  2. Seizure akut
  3. Cacat kognitif
  4. Gangguan perilaku

Baca Juga : Ini Masalah Kesehatan yang Sering Dialami Bayi Prematur

Apa yang Harus Dilakukan Jika Bayi Mengalami Hipoksia?

Moms, Lakukan Ini Saat Bayi Alami Hipoksia 3.jpg
Foto: Moms, Lakukan Ini Saat Bayi Alami Hipoksia 3.jpg

Foto: foxnews.com

Injury Find Law menjelaskan bahwa bayi yang mengalami hipoksia harus diresustensi secepat mungkin. Jadi, jika bayi mengalaminya saat berada di rumah (bukan saat persalinan), segera hubungi dokter atau tim medis darurat.

Langkah pertama yang dilakukan untuk perawatan adalah menyadarkan bayi dan menstabilkan aliran oksigen.

Setelah itu dilakukan, tergantung pada kondisi bayi, perawatan mungkin termasuk manajemen hipo atau hipertermia, manajemen cairan, dan memastikan pasokan oksigen yang memadai.

Dalam beberapa tahun terakhir, terapi pendinginan telah menjadi pengobatan yang populer untuk hipoksia. Terapi pendinginan melibatkan wadah khusus yang berisi air dingin.

Baca Juga : Hati-Hati, Balita Menangis Terlalu Lama Bisa Merusak Otak!

Terapi ini biasanya bertahan selama kurang dari tiga hari, dan selama waktu ini dapat memperlembat pembengkakan otak dan kematian sel - yang jika tidak ditangani dapat menyebabkan kerusakan otak permanen.

Moms juga dapat menerapkan terapi di atas sembari menunggu bantuan datang. Caranya cukup dengan mengompres Si Kecil menggunakan air yang dicampur es batu, khususnya di bagian wajah dan mata.

Jika hipoksia telah berkembang menjadi cedera otak permanen, dengan defisit kognitif, cerebral palsy, atau kondisi serius lainnya, maka pengobatan akan terfokus pada kombinasi obat-obatan dan terapi jangka panjang.

Hipoksia bayi merupakan kondisi gawat darurat medis yang harus ditangani dalam waktu secepat mungkin. Jadi, pastikan Moms mengenali gejala-gejalanya agar dapat melakukan pertolongan pertama pada Si Kecil.

(RGW/CAR)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb