29 Juli 2020

Pengentalan Darah saat Hamil, Simak Penjelasannya di Sini!

Tahukah Moms saat hamil, risiko pengentalan darah pun bisa mengintai dan dapat berakibat fatal?
Pengentalan Darah saat Hamil, Simak Penjelasannya di Sini!

Pengentalan darah disebut sebagai thrombophilia atau hiperkoagulasi merupakan masalah serius bahkan lebih saat Moms hamil. Memiliki keadaan tersebut saat hamil dapat menambah risiko karena Si Kecil dalam kandungan tengah berkembang.

Menurut American Pregnancy Association, pengentalan darah terjadi ketika tubuh mengirim sel-sel, yang disebut trombosit, untuk menghalangi aliran darah.

Biasanya terjadi ketika Moms memiliki luka, untuk menjaga agar luka tidak terus berdarah. Selama kehamilan, darah Moms cenderung membeku sebagai pengaman terhadap kehilangan terlalu banyak darah selama persalinan.

Namun, suatu kondisi yang dikenal sebagai deep-vein thrombosis (DVT), yang terjadi ketika gumpalan darah terbentuk di kaki dan daerah panggul, dapat terjadi dan dikaitkan dengan sejumlah masalah kesehatan yang serius. Berita baiknya adalah ada cara untuk mencegah DVT dan mengobatinya setelah terjadi.

Juga, pengentalan darah atau hiperkoagulasi hanya mempengaruhi 1 atau 2 wanita hamil dari setiap 1.000, jadi tidak perlu khawatir kecuali Moms merasa memiliki risikonya. Meskipun tentunya Moms harus tetap waspada.

Baca Juga: Ibu Hamil dengan Darah Tinggi, Mungkinkah Melahirkan Normal?

Gejala Pengentalan Darah saat Hamil

Pengentalan darah Saat Hamil
Foto: Pengentalan darah Saat Hamil (cnn.com)

Foto: Orami Photo Stock

Penting bagi Moms untuk mengetahui gejala pengentalan darah karena bisa jadi, Moms adalah salah satu yang berisiko mengalami kondisi ini.

Menurut Kementerian Kesehatan RI, secara umum, gejala atau tanda dari seseorang mengalami hiperkoagulasi adalah lebih mudah capai, terjadi gangguan keseimbangan, gangguan pendengaran, penglihatan, dan sakit kepala kronis. Gangguan-gangguan itu dikenal dengan istilah gangguanmikrosirkulasi.

Dikutip dari hematology.org, gejala hiperkoagulasi bervariasi tergantung pada di mana bekuan itu berada. Berikut penjelasannya.

1. Jantung

Ketika pengentalan darah saat hamil terjadi di jantung, dada berat atau sakit, ketidaknyamanan di bagian lain tubuh bagian atas, sesak napas, berkeringat, mual, dan pusing

2. Otak

Ketika pengentalan darah saat hamil terjadi di otak, kelemahan wajah, lengan atau kaki, kesulitan berbicara, masalah penglihatan, sakit kepala mendadak dan berat, dan pusing merupakan gejalanya.

3. Lengan atau Kaki

Ketika pengentalan darah saat hamil terjadi di lengan dan kaki, gejalanya adalah sakit tiba-tiba atau bertahap, bengkak, nyeri tekan dan kehangatan.

Moms juga bisa merasakan nyeri dada yang tajam, jantung berdetak kencang, napas pendek, berkeringat, demam, bahkan batuk darah.

4. Perut

Ketika pengentalan darah saat hamil terjadi di perut, Moms mungkin akan merasa sakit perut yang parah, muntah, dan diare.

Baca Juga: Apa Dampak Darah Tinggi Pada Ibu Hamil dan Janin?

Penyebab Pengentalan Darah saat Hamil

penyebab pengentalan darah saat hamil
Foto: penyebab pengentalan darah saat hamil (healthline.com)

Foto: Orami Photo Stock

Moms berisiko mengalami pengentalan darah selama kehamilan, persalinan dan periode tiga bulan setelah melahirkan. Berikut ini penyebabnya dilansir dari Center for Disease Control and Prevention:

1. Antisipasi Pendarahan

Moms, selama kehamilan, pengentalan darah atau hiperkoagulasi lebih mudah untuk mengurangi kehilangan darah atau pendarahan selama persalinan.

Baca Juga:Pendarahan setelah Berhubungan Seks saat Hamil, Normalkah?

2. Ditekan Janin

Ibu hamil juga mengalami sedikit aliran darah ke kaki. Kemudian, dalam kehamilan dalam pembuluh darah di sekitar panggul ditekan oleh Si Kecil yang sedang tumbuh dalam kandungan.

Baca Juga: 6 Pengobatan Rumahan Muntah Darah Saat Hamil

3. Genetik

Keluarga atau riwayat pribadi gumpalan darah atau kelainan pembekuan darah jadi penyebab lain terjadinya pengentalan darah saat hamil.

4. Persalinan Caesar

Moms yang melahirkan lewat operasi caesar juga berisiko untuk mengalami pengentalan darah. Untuk kasus ini, umumnya dokter sudah melakukan antisipasi.

5. Imobilitas

Imobilitas yang berkepanjangan (tidak banyak bergerak), seperti saat istirahat atau pemulihan setelah melahirkan bisa menjadi penyebab pengentalan darah.

6. Komplikasi

Moms dengan komplikasi kehamilan dan persalinan juga berisiko untuk mengalami pengentalan darah saat hamil.

7. Kondisi Medis Jangka Panjang

Kondisi medis jangka panjang tertentu, seperti kondisi jantung atau paru-paru, atau diabetes juga jadi penyebab terjadinya pengentalan darah saat hamil.

Baca Juga: Hindari Anemia, Ini 3 Makanan Penambah Darah untuk Ibu Hamil

Faktor Risiko Pengentalan Darah saat Hamil

penyebab pengentalan darah saat hamil
Foto: penyebab pengentalan darah saat hamil

Foto: Orami Photo Stock

Ada beberapa faktor risiko yang perlu Moms waspadai terkait pengentalan darah saat hamil. Berikut ulasannya.

1. Pernah Mengalami Pengentalan Darah Sebelumnya

Moms yang punya riwayat pengentalan darah saat hamil sebelumnya punya risiko yang besar untuk mengalami hal serupa pada kehamilan selanjutnya.

2. Punya Riwayat Keluarga dengan Pengentalan Darah

Jika Moms punya riwayat keluarga mengalami pengentalan darah, Moms juga punya risiko untuk mengalaminya saat hamil. Orang dengan kondisi bawaan cenderung mengalami pembekuan darah sebelum usia 45 tahun.

Untuk orang-orang ini, gumpalan darah mereka dapat terjadi tanpa sebab, dan mereka cenderung memiliki lebih dari satu kasus di masa hidup mereka.

3. Kegemukan

Obesitas adalah faktor risiko yang terkenal untuk pengentalan darah pada vena dalam (biasanya di kaki) dan untuk emboli paru. Bekuan dalam pembuluh darah paru-paru yang dapat mengakibatkan kematian mendadak atau ketegangan pada jantung.

Baca Juga: Kenali 4 Penyebab Muntah Darah Saat Hamil

4. Imobilitas

Faktor risiko pembekuan darah saat hamil lainnya adalah imobilitas. Kondisi yang membuat Moms tidak bisa bergerak bisa meningkatkan risiko Moms mengalami pengentalan darah. Misalnya seperti bedrest atau perjalanan jarak jauh lebih dari 4 jam.

Untuk mencegah risiko ini, Moms bisa bangun dari tempat tidur/tempat duduk dan mulai berjalan santai jika lokasi memungkinkan. Jika tidak memungkinkan, Moms juga bisa melakukan stretching kaki.

Putar-putar pergelangan dan jari kaki. Moms juga perlu menarik paha ke arah dada lalu tahan selama 15 detik. Lakukan hingga 10 kali.

5. Hamil Kembar

Moms dengan kehamilan kembar juga perlu waspada mengalami pengentalan darah saat hamil. Jika sudah mengetahui hamil kembar sejak awal, tidak ada salahnya diskusikan faktor risiko ini dengan dokter ya Moms!

6. Ibu Berusia 35+

Moms yang hamil di usia yang sudah tidak muda juga berikiso mengalami pengentalan darah saat hamil. Selalu waspada ya Moms!

Masalah pembekuan darah secara umum dapat terjadi pada orang dewasa atau usia produktif, walaupun risiko terjadi sumbatan/ trombosis akanmakin meningkat dengan meningkatnya usia.

7. Penyakit Medis Lainnya

Moms dengan penyakit medis lain seperti kanker dan infeksi harus ekstra gati-hati dengan pengentalan darah saat hamil. Setelah mengetahui hamil, Moms wajib mendiskusikan kondisi ini dengan dokter ya.

Baca Juga: Kencing Berdarah Saat Hamil, Bahaya atau Tidak?

Cara Mencegah Pengentalan Darah saat Hamil

penyebab pengentalan darah saat hamil
Foto: penyebab pengentalan darah saat hamil

Foto: Orami Photo Stock

  • Waspadai faktor-faktor risiko
  • Ketahui riwayat keluarga
  • Pastikan dokter tahu tentang riwayat pengentalan darah atau gangguan pembekuan darah di keluarga
  • Tetap aktif, dengan persetujuan dokter
  • Waspadai tanda dan gejala bekuan darah
  • Jalani gaya hidup sehat, sayuran hijau dikatakan bisa membantu mengatasi kekentalan darah
  • Heparin biasanya diresepkan dokter untuk mencegah terjadinya pengentalan darah

Dampak Pengentalan Darah pada Bayi

dampak pengentalan darah pada bayi
Foto: dampak pengentalan darah pada bayi (Foto: Shutterstock)

Foto: Orami Photo Stock

Pengentalan darah selama kehamilan tidak mempengaruhi bayi kecuali ada komplikasi serius. Heparin aman digunakan selama kehamilan karena tidak melewati plasenta, sehingga tidak ada risiko bagi bayi Anda. Kehamilan Anda harus berlanjut seperti biasa.

Suntikan akan dihentikan segera setelah Anda memulai persalinan normal, atau setidaknya 12 hingga 24 jam sebelum persalinan diinduksi atau persalinan caesar yang direncanakan terjadi, tergantung pada rejimen antikoagulasi Moms.

Saat menyusui bayi, Moms harus menghentikan suntikan setelah lahir dan minum tablet yang disebut warfarin (Coumadin) untuk memastikan darah bayi tidak menipis.

Baca Juga: Perjuangan ketika Hamil Muda dengan Rahim Retro dan Mengalami Pendarahan

Jika Anda hamil dan memiliki kekhawatiran tentang pembekuan darah, bicarakan dengan dokter tentang risiko Moms dan pencegahannya. Tergantung pada kondisi Moms, dokter mungkin merujuk Moms ke ahli hematologi, seorang dokter yang berspesialisasi dalam mengobati kondisi darah.

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb