07 Mei 2020

Inilah 7 Perubahan yang akan Terjadi Pada Kaki Seiring Bertambahnya Usia

Seiring bertambahnya usia, kita akan memiliki lebih sedikit hormon yang memengaruhi perubahan kaki
Inilah 7 Perubahan yang akan Terjadi Pada Kaki Seiring Bertambahnya Usia

Seiring bertambahnya usia, Moms dan Dads pasti melihat ada perubahan pada kaki. Perubahan pada kaki ini termasuk bentuk, kuku hingga masalah kaki seperti nyeri.

Pada umumnya dilansir oleh health.usnews.com, setiap kaki manusia memiliki 26 tulang, 33 persendian, tendon dan otot. Keseringan memakai sepatu yang ketat atau tidak pas bisa membahayakan kaki.

Sebuah penelitian di jurnal Maturitas tahun 2016 menemukan bahwa nyeri kaki mempengaruhi 1 dari 4 orang dewasa setelah usia 45 tahun. Parahnya lagi, dikutip dari jurnal Gerontology, nyeri kaki pada orang dewasa lebih tua berkaitan dengan 62 persen peningkatan risiko jatuh berulang.

Perubahan pada Kaki Seiring Bertambahnya Usia

Beth Gusenoff, seorang ahli bedah podiatrik dan asisten profesor klinis di departemen bedah plastik di University of Pittsburgh Medical Center, mengatakan seiring bertambahnya usia, otot dan tendon seseorang akan kehilangan elastisitasnya yang bisa menyebabkan sakit kaki.

Berikut ini 7 perubahan pada kaki manusia seiring bertambahnya usia.

Baca Juga: Almira Anak AHY-Annisa Pohan Alami Fraktur pada Kaki, Ini 4 Faktanya

1. Penipisan Bantalan Kaki

Perubahan kaki - penipisan bantalan.jpg
Foto: Perubahan kaki - penipisan bantalan.jpg (Webmd.com)

Foto: webmd.com

Seiring bertambahnya usia orang akan bertambah berat badan dan lemak. Dikutip dari jurnal Arthritis Care and Research, semua orang pasti akan kehilangan lemak di bagian kaki atau penipisan bantalan kaki.

Padahal bantalan kaki ini berfungsi untuk melindungi kaki ketika memakai alas kaki maupun berjalan. Karena itu, beberapa orang akan merasa kesakitan di bagian bola kaki dan tumit.

Solusinya, sisipkan bantalan atau busa khusus yang disebut orthotics pada sepatu. Dokter kecantikan mungkin menyarankan perawatan lain, seperti suntikan filler untuk mengganti bantalan lemak.

2. Tumit Pecah-Pecah

Perubahan kaki - tumit pecah pecah.jpg
Foto: Perubahan kaki - tumit pecah pecah.jpg (via webmd.com)

Foto: webmd.com

Setelah makin dewasa, kulit akan menghasilkan lebih sedikit minyak dan elastin yang membuatnya lebih kering dan lebih kenyal. Jika Moms tidak melakukan perawatan teratur, tumit bisa mengeras, retak atau sakit.

Kelebihan berat badan juga akan memperburuk masalah ini. Tapi, krim khusus kaki yang disebut keratolytics bisa membantu mengelupas lapisan atas yang keras.

Selain itu, Moms bisa memakai batu apung untuk menghilangkan kulit mati. Caranya, oleskan lotion pelembab setiap hari. Jika tumit membengkak dan memerah, bicarakan dengan dokter kecantikan karena Moms mungkin membutuhkan salep resep.

Baca Juga: Penyebab Kaki Bengkak Saat Hamil di Tiap Trimester, Moms Wajib Tahu

3. Kuku Kaki Tumbuh ke Dalam

Perubahan kaki - kuku tumbuh ke dalam.jpg
Foto: Perubahan kaki - kuku tumbuh ke dalam.jpg (via webmd.com)

Foto: webmd.com

Sisi kuku tumbuh ke dalam ini, yang biasanya terjadi pasca jempol kaki tumbuh ke dalam kulit. Sebenarnya, kondisi ini bisa terjadi pada usia berapa pun, tetapi lebih umum pada orang tua. Jari kaki mungkin akan bengkak, sakit, dan terinfeksi.

Kaki yang berkeringat, kelebihan berat badan dan diabetes bisa meningkatkan risiko kuku jari kaki Anda tumbuh ke dalam. Solusi pencegahannya, hindari memotong kuku kaki terlalu pendek atau mengenakan sepatu ketat. Pada kasus yang parah, dokter harus mengambil akar kuku kaki.

4. Osteoartritis

Perubahan kaki - osteoartritis.jpg
Foto: Perubahan kaki - osteoartritis.jpg (via webmd.com)

Foto: webmd.com

Pada usia 50 tahun, kaki mungkin telah berjalan sejauh 75.000 mil atau lebih. Jadi, semua peristiwa hang membuat kaki cedera, robek dan aus dapat menyebabkan osteoartritis.

Dikutip dari American Academy of Orthopaedic Surgeons, kondisi ini terjadi ketika tulang rawan, yakni jaringan fleksibel yang mencegah gesekan rusak. Sehingga kondisi ini membuat tulang menggosok tulang. Kebanyakan orang yang mengalamj kondisi ini berusia di atas 65 tahun.

Baca Juga: Gejala, Cara Mengobati, dan Pantangan Apabila Kaki atau Tangan Keseleo

5. Fraktur Stres

Perubahan kaki - fraktur stres.jpg
Foto: Perubahan kaki - fraktur stres.jpg (via webmd.com)

Foto: webmd.com

Pada wanita, perubahan hormon saat menopause dapat menurunkan kepadatan tulang (osteoporosis) dan membuatnya lebih mudah patah tulang. Tetapi, pria juga bisa memiliki tulang yang lebih rapuh seiring bertambahnya usia.

Pada kasus fraktur stres, seseorang perlu istirahat selama beberapa minggu untuk sembuh. Jika seseorang ingin memperkuat tulangnya, cobalah melakukan olahraga, diet dan konsumsi obat-obatan. Namun, Moms perlu konsultasi pada dokter tentang risiko, manfaat dan solusi yang tepat serta aman.

6. Hammertoe

Perubahan kaki - hammertoe.jpg
Foto: Perubahan kaki - hammertoe.jpg (via webmd.com)

Foto: webmd.com

Dikutip dari American College of Foot and Ankle Surgeons, hammertoe adalah lengkungan abnormal pada satu sendi jari kaki atau lebih. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh pemakaian sepatu sempit atau sepatu hak tinggi yang memaksa jari-jari kaki lebih dalam ke dalam kotak jari kaki. Selain hammertoe, kekakuan sendi, ketidaknyamanan, pembengkakan dan nyeri juga sering terjadi.

Pada umumnya hammertoe terjadi permanen, kecuali seseorang melakukan operasi (seperti arthrodesis dan arthroplasty) yang digunakan untuk meluruskan kembali sendi jari kaki. Peregangan juga bisa membantu memulihkan beberapa mobilitas, tetapi tidak selalu membalikkan kondisi.

Baca Juga: Sakit Kaki di Malam Hari, Inikah Tanda Growing Pain pada Anak?

7. Perubahan Kuku Kaki

Perubahan kaki - perubahan kuku kaki.jpg
Foto: Perubahan kaki - perubahan kuku kaki.jpg (shutterstock)

Foto: shutterstock

Kuku kaki biasanya menjadi lebih tebal dan lebih rapuh seiring bertambahnya usia. Sehingga kuku menjadi lebih sulit untuk dipotong dan dirawat. Salah satu alasannya adalah kuku cenderung tumbuh lebih lambat seiring dengan melambatnya produksi hormon. Karena, produksi hormon kita semakin lambat seiring bertambahnya usia.

Padahal hormon estrogen dan testosteron dapat merangsang produksi keratin dan berkontribusi pada penampilan kuku kita yang halus dan kencang. Ketika hormon-hormon ini menurun, pasokan akan berkurang, sehingga dapat menyebabkan kuku kita menghitam, retak, melengkung dan lapisan tidak rata. Sementara perawatan kuku yang tepat dapat meningkatkan penampilan kuku.

Itulah masalah kaki yang bisa terjadi seiring pertambahan usia. Lebih waspada menjaganya, ya, Moms.

Baca Juga: Nyeri Pergelangan Kaki, Kenali Penyebab dan Cara Menanganinya

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb