22 September 2019

Secondary Infertility: Kenapa Kehamilan Kedua Lebih Susah?

Cari tahu penyebab hamil anak kedua lebih susah daripada hamil anak pertama
Secondary Infertility: Kenapa Kehamilan Kedua Lebih Susah?

Kehamilan pertama berjalan lancar dan si sulung pun lahir dengan selamat. Tetapi, saat ingin memiliki anak kedua, prosesnya tidak semudah kehamilan pertama. Kenapa begitu?

Moms yang susah hamil anak kedua disebut mengalami secondary infertility atau infertilitas sekunder. Menurut National Center for Health Statistics, secondary infertility dialami oleh jutaan perempuan.

“Dalam hal kesuburan, kesuksesan kehamilan sebelumnya bukanlah jaminan bahwa kehamilan selanjutnya pun akan berhasil,” ujar Michael DiMattina, M.D., direktur Dominion Fertility and Endocrinology di Arlington, Virginia.

Baca Juga: Kenapa Susah Hamil Anak Kedua?

Penyebab Secondary Infertility

Secondary infertility-kenapa kehamilan kedua lebih susah (1).jpg
Foto: Secondary infertility-kenapa kehamilan kedua lebih susah (1).jpg

Foto: netdna-ssl.com

Dikutip dari situs web Mayo Clinic, berikut beberapa penyebab secondary infertility:

  • Terdapat gangguan pada produksi, fungsi, atau pelepasan sperma
  • Terdapat kerusakan pada tuba falopi, gangguan ovulasi, endometriosis, dan masalah pada rahim
  • Terdapat komplikasi yang diakibatkan oleh kehamilan sebelumnya atau operasi
  • Faktor risiko pada Moms atau Dads berubah, seperti usia, berat badan, serta penggunaan obat-obatan tertentu

Jamie Grifo, M.D., Ph.D., direktur program dari New York University Fertility Center di New York City mengatakan, penyebab sebagian besar kasus secondary infertility tidak diketahui.

“Pada sebagian besar kasus, usia si perempuan sudah bertambah cukup banyak (dibandingkan saat ia hamil pertama kali), sehingga ia memang lebih sulit untuk hamil,” kata Grifo.

Kesuburan perempuan mencapai puncaknya pada saat ia berusia 25 tahun dan menurun hingga setengahnya pada rentang usia 30 dan 40 tahun.

Seiring dengan pertambahan usia tersebut, kualitas sel telur menurun dan risiko munculnya fibroid dan endometriosis, yang dapat mengganggu kesuburan, meningkat.

Baca Juga: Ini Perbedaan Kehamilan Pertama dan Kedua yang Akan Moms Rasakan

Pria Bisa jadi Faktor Penyebab Secondary Infertility

Secondary infertility-kenapa kehamilan kedua lebih susah (2).jpg
Foto: Secondary infertility-kenapa kehamilan kedua lebih susah (2).jpg

Foto: motherhow.com

Selain itu, Dads juga bisa menjadi faktor yang menyebabkan secondary infertility. Dikutip dari situs web Parents, jumlah dan motilitas sperma yang rendah menjadi penyebab dari 40 persen kasus infertilitas.

Menurut Esther Eisenberg, M.D., direktur Reproductive Endocrinology and Infertility Center di Vanderbilt University Medical Center di Nashville, muara dari masalah pada sperma itu umumnya karena pria mengalami penyakit kronis seperti hipertensi atau diabetes.

Hanya Sedikit yang Menjalani Perawatan Kesuburan

Secondary infertility-kenapa kehamilan kedua lebih susah (3).jpg
Foto: Secondary infertility-kenapa kehamilan kedua lebih susah (3).jpg

Foto: todaysparent.com

Fakta lainnya, menurut Dr. DiMattina, hanya sedikit dari mereka yang mengalami secondary infertility kemudian menjalani perawatan kesuburan. Ini berbeda dari pasangan yang mengalami infertilitas primer, yang umumnya lebih aktif dalam menjalani perawatan kesuburan agar dapat hamil.

Julie Tan, M.D., dokter spesialis ginekologi dari Cleveland Clinic Center for Reproductive Medicine di Ohio menyarankan Moms yang sedang berusaha hamil anak kedua agar tidak menunggu terlalu lama untuk memeriksakan diri ke dokter bila usahanya tidak lekas membuahkan hasil.

Baca Juga: Tentang Kehamilan Anak Kedua

Itulah beberapa fakta tentang secondary infertility. Umumnya, dokter menyarankan Moms dan Dads untuk memeriksakan diri ke dokter bila telah mencoba hamil selama 12 bulan.

“Jika Moms sudah berusaha selama tiga bulan dan khawatir, langsung saja periksakan diri ke dokter, jangan menunggu terlalu lama,” kata Dr. Grifo.

(AN)

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb