02 September 2022

Teether untuk Bayi, Amankah Digunakan?

Perhatikan label sebelum membeli teether untuk bayi
Teether untuk Bayi, Amankah Digunakan?

Memasuki usia 6 bulan, Moms harus bersiap karena Si Kecil sudah mulai tumbuh gigi. Moms mungkin ingin memberikan teether untuk bayi.

Menurut American Academy of Pediatrics, periode tumbuh gigi ini akan terus berlangsung hingga 3 tahun. Beberapa anak mungkin sudah akan memiliki gigi lengkap pada usia 2 tahun.

Tantangan yang dialami Moms saat Si Kecil mulai tumbuh gigi adalah menjadi sasaran untuk digigit. Untuk meminimalisirnya, Moms biasanya memberikan teether untuk bayi.

Banyak Moms yang memutuskan untuk membeli teether aman untuk bayi dengan label ‘tidak beracun’ atau ‘bebas BPA’ untuk menjaga keamanan Si Kecil.

Tetapi sebuah studi baru menunjukkan teether mereka mungkin tidak 100 persen bebas dari bahan kimia berbahaya.

Padahal, regulator AS telah melarang atau membatasi penggunaan bahan kimia plastik Bisphenol-A (BPA), paraben dan antimikroba pada beberapa produk yang digunakan bayi dan anak-anak.

Karena pada tingkat tertentu dianggap menyebabkan perubahan hormon yang dapat menyebabkan masalah kesehatan.

Baca Juga: 4 Fakta Tentang Tumbuh Gigi Pada Bayi, Moms Sudah Tahu?

Fokus pada Pengganggu Endokrin

Apakah Teether Benar-Benar Aman untuk Bayi -1.jpg
Foto: Apakah Teether Benar-Benar Aman untuk Bayi -1.jpg

Foto: teether untuk bayi (overstock.com)

Dilansir CBS News, penulis studi Kurunthachalam Kannan mengatakan bahwa dia dan rekannya ingin mempelajari lebih lanjut tentang teether karena banyak orang tua yang bergantung pada teether.

“Kami menguji 59 teether bayi, termasuk model padat, model gel dan diisi air, untuk mencari 26 bahan kimia yang berpotensi mengganggu endokrin,” kata dia.

Pengganggu endokrin adalah bahan kimia yang dapat mengganggu keseimbangan hormon tubuh dan berpotensi menyebabkan perkembangan, reproduksi, neurologis dan sistem kekebalan tubuh serta masalah kesehatan lainnya.

“Kami ingin melihat bahan kimia di gigi bayi sebagai salah satu sumber paparan, karena sekarang teether miliki berbagai bentuk. Teether gel dan teether berisi air memiliki pengawet di dalamnya seperti paraben, yang dapat mempengaruhi sistem endokrin,” jelas Kurunthachalam yang juga seorang ilmuwan peneliti di Departemen Kesehatan Negara Bagian New York dan Sekolah Kesehatan Masyarakat di Universitas Negeri New York di Albany.

Baca Juga: Mengatasi Bayi Rewel di Malam Hari Akibat Tumbuh Gigi

Hasil dari Penelitian Tentang Teether untuk Bayi

Apakah Teether Benar-Benar Aman untuk Bayi -2.jpg
Foto: Apakah Teether Benar-Benar Aman untuk Bayi -2.jpg

Foto: penggunaan teether untuk bayi (iplaybaby.com)

Untuk mensimulasikan mainan di mulut bayi, para ilmuwan menempatkan teether untuk bayi di dalam air selama satu jam.

Ditemukan bahwa BPA, paraben dan antimikroba yang berbeda termasuk triclosan dan triclocarban, tercuci ke dalam air dari sebagian besar teether.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal American Chemical Society's Environmental Science and Technology tersebut, menemukan bahwa BPA dan bahan kimia lainnya bahkan terlepas dari merek yang berlabel ‘Bebas BPA’ atau ‘Tidak Beracun’.

“Hampir 90 persen teether yang kami beli dilabeli sebagai bebas BPA, tetapi kami menemukan BPA di hampir setiap produk dan sebagian besar diberi label sebagai tidak beracun. Kami menemukan lebih dari 15 hingga 20 bahan kimia beracun di semua teether,” tambahnya.

Tingkat yang diukur lebih rendah dari batas peraturan saat ini untuk produk lain.

Tetapi batas-batas itu tidak ditetapkan secara khusus untuk bayi dan tidak memperhitungkan akumulasi bahan kimia yang mungkin dialami bayi dari waktu ke waktu dan dari berbagai produk.

Sebagai seorang ilmuwan dan orang tua, Kurunthachalam mengatakan temuan itu mengganggu.

“Tidak seperti mainan yang hanya mengekspos kulit bayi, produk ini masuk ke mulut bayi dan itulah sebabnya paparan kimia ini adalah masalah yang serius,” jelasnya.

Tahukah Moms bahwa Si Kecil lahir dengan set gigi lengkap yang terletak di bawah gusinya? Pada tahun pertama mereka, gigi bayi ini perlahan keluar, biasanya antara 6 dan 12 bulan.

Bayi Moms merasa sangat tidak nyaman selama proses ini dan teether tumbuh gigi dapat memberikan kelegaan yang sangat dibutuhkan.

Baca Juga: 5 Alasan Perlunya Merawat Gigi Susu Bayi

Pertimbangan untuk Membeli Teether untuk Bayi yang Aman

Apakah Teether Benar-Benar Aman untuk Bayi -3.jpg
Foto: Apakah Teether Benar-Benar Aman untuk Bayi -3.jpg

Foto: menggunakan teether bayi yang aman (amazon.com)

Karena bayi akan terus-menerus mengunyah teether untuk bayi dan menelan air liur yang telah bersentuhan dengannya, Moms harus membeli teether yang jauh dari bahan kimia yang berpotensi berbahaya.

Baca dengan cermat label kemasan untuk melihat bahan apa yang digunakan dalam pembuatannya.

Beberapa teether untuk bayi berbahan plastik memiliki tekstur lembut karena penggunaan ftalat.

Lainnya mengandung wewangian yang dapat menyebabkan iritasi. Untuk opsi hypoallergenic, cincin silikon bisa menjadi pilihan bijak.

Namun, pilih teether untuk bayi yang tidak berisi air, karena akan menimbulkan bahaya keracunan jika tidak sengaja tertelan bayi.

Selain itu, jangan memilih teether yang memiliki hiasan kecil.

Karena seiring waktu dan seringnya digunakan, ditakutkan hiasan tersebut akan terlepas dan membuat bayi tersedak.

Baca Juga: Manfaat Teether untuk Pertumbuhan Gigi Bayi

AAP Tidak Merekomendasikan Pemberian Gel

Apakah Teether Benar-Benar Aman untuk Bayi -4.jpg
Foto: Apakah Teether Benar-Benar Aman untuk Bayi -4.jpg

Foto: teething gel untuk bayi (nourishedlife.com)

Food and Drug Administration (FDA) melarang Moms untuk memberikan obat berbentuk gel untuk mengobati rasa sakit gigi bayi yang sedang tumbuh gigi.

Ini karena bahan lidocaine yang digunakan dalam beberapa produk dapat berbahaya.

Jika tidak sengaja tertelan apalagi dalam jumlah yang banyak, bahan tersebut akan mengakibatkan bayi kejang, cedera otak, masalah jantung, hingga kematian.

FDA meninjau 22 laporan reaksi serius, termasuk kematian pada bayi dan anak-anak berusia 5 bulan hingga 3,5 tahun yang diberi larutan lidocaine 2 persen oral untuk pengobatan nyeri mulut, termasuk tumbuh gigi, atau yang secara tidak sengaja menelan larutan tersebut.

Jurnal American Academy of Pediatrics tidak merekomendasikan pemberian resep obat penghilang rasa sakit yang mengandung lidocaine atau benzocaine pada gusi bayi.

Produk-produk ini sebenarnya tidak akan berdampak pada bayi karena mereka keluar dari mulut bayi dalam beberapa menit.

Baca Juga: Apakah Teether Gel Aman untuk Bayi?

Tips Memilih Teether untuk Bayi yang Aman

teether bayi
Foto: teether bayi

Foto: memilih teether bayi yang aman (Orami Photo Stock)

Ketika bayi mulai tumbuh gigi, tidak mudah bagi mereka atau orang tua mereka yang sering merasa kewalahan.

Nah, itulah gunanya teether untuk bayi.

Untuk membantu Si Kecil meredakan sakit saat tumbuh gigi. Bingung memilih teether yang aman? Yuk simak tips memilih teether untuk bayi di bawah ini.

1. Tekstur

Tips memilih teether untuk bayi yang pertama adalah perhatikan teksturnya. Mungkin perlu beberapa hari atau bahkan beberapa minggu untuk gigi tumbuh.

Teether bertekstur untuk dikunyah akan memijat gusi Si Kecil dan bahkan dapat membantu gigi keluar lebih cepat.

2. Pegangan Mudah untuk Jari-jari Kecil Bayi

Tips memilih teether untuk bayi selanjutnya adalah pilih yang mudah dipegang.

Beberapa bayi menderita sakit tumbuh gigi saat mereka masih sangat kecil. Penting bagi mereka untuk dapat mengambil tangan mereka sendiri.

Moms harus memilih teether dengan pegangan tipis sehingga tangan kecil mereka dapat dengan mudah digenggam. Kalau tidak, mereka malah akan kesal dengan teether yang sulit dipegang.

3. Pilih Ukuran yang Tepat

Tips memilih teether untuk bayi selanjutnya adalah pilih ukuran yang tepat.

Pastikan bagian kunyah dari teether cukup kecil untuk masuk ke mulut bayi atau ia mungkin tidak mendapatkan tindakan menenangkan yang mereka butuhkan.

Baca Juga: Manfaat Teether untuk Pertumbuhan Gigi Bayi

4. Pilih yang Bisa Didinginkan

Tips memilih teether untuk bayi selanjutnya adalah pilih yang bisa didinginkan.

Beberapa teether gigi dapat dimasukkan ke dalam lemari es untuk menenangkan gusi yang bengkak ketika bayi meletakkan mainan di mulut mereka.

Ini bisa menjadi cara untuk memberikan kelegaan tambahan dengan 'membekukan' gusi untuk memberi bayi sedikit istirahat dari rasa sakit pada bayi.

Hal tersebut dikarenakan, teether yang dingin terbilang efekif untuk mengurangi rasa gatal atau ngilu pada gusi Si Kecil.

5. Pilih yang Empuk

Tips memilih teether untuk bayi yang terakhir adalah pilih yang empuk.

Ketika bayi mulai tumbuh gigi, mereka belum gesit secara fisik.

Inilah sebabnya mengapa teether untuk bayi yang lunak sangat ideal untuk mencegah cedera saat bayi memegang dan bermain dengan mainan.

Memberikan teether untuk bayi memang akan mengurangi gatal saat tumbuh gigi.

Jadi, tetap pantau Si Kecil saat menggunakannya. Pilih juga teether yang aman untuk Si Kecil ya Moms.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Sikat Gigi Anak yang Aman untuk Si Kecil

6. Jangan Lupa Bersihkan Teether untuk Bayi Secara Rutin

Seperti yang Moms sudah ketahui, daya tahan tubuh bayi belum sekuat manusia dewasa.

Karena alasan tersebut, sangatlah penting bagi para orang tua untuk menjaga kesehatan Si Kecil dengan semaksimal mungkin.

Salah satunya adalah menyediakan berbagai perlengkapan termasuk teether untuk bayi dengan lebih higienis.

Agar tidak salah dalam membersihkan teether untuk bayi, sebaiknya Moms memeriksa terlebih dahulu aturan pencucian teether dalam kemasan.

Hal tersebut dikarenakan teether untuk bayi memiliki cara pembersihan yang berbeda-beda tergantung jenis dan juga bahan yang digunakan.

Beberapa produk teether untuk bayi biasanya dapat dibersihkan dengan cara direbus.

Namun, ada juga produk yang tidak boleh direbus sama sekali. Produk teether yang menggunakan cairan pembersih khusus untuk bayi, misalnya.

Juga, jangan sampai lupa untuk membersihkan teether untuk bayi sebelum digunakan pertama kali, ya!

Penggunaan berikutnya pun harus dibersihkan secara rutin. Karena teether sering menjadi mainan Si Kecil, jadi memastikan kebersihannya adalah hal wajib.

Terlebih, kemungkinan di teether menempel sisa makanan pun sangat besar. Jadi, pastikan untuk memastikan sisa makanan tersebut sudah hilang sepenuhnya adalah hal wajib.

Teether untuk bayi ini pun sebaiknya tidak dicuci dengan menggunakan sabun.

Hal itu dikarenakan bahan kimia dari sabun bisa menyebabkan tertinggalnya aroma pada teether.

Aroma sabun yang tertinggal bisa berbahaya karena dapat membuat keracunan ketika zat yang tersisa dari sabun masuk ke tubuh Si Kecil.

Baca Juga: Jangan Salah Pilih, Ini Tips Memilih Teether yang Aman untuk Bayi

7. Penggunaan Teether yang Baik

Pada masa pertumbuan gigi, Si Kecil biasanya akan menjadi lebih rewel dari biasanya.

Teether untuk bayi sendiri bisa membuat Si Kecil menjadi lebih nyaman dan membuat rewelnya jadi berkurang.

Meski demikian, penggunaan teether untuk bayi secara berlebihan bukanlah hal yang baik loh, Moms! Hal tersebut dikarenakan teether bisa menimbulkan efek samping buruk bagi Si Kecil.

Seperti ketergantungan, misalnya.

Tak hanya itu, penggunaan teether secara berlebihan dan dalam waktu yang Panjang bisa membuat gigitan menjadi basah sehingga teether lebih mudah menyerap kotoran atau bakteri.

Hal ini tentunya bisa membahayakan kesehatan Si Kecil.

Jadi, cobalah untuk memberikan batasan waktu bagi Si Kecil untuk menggunaan teether dalam setiap penggunaannya.

Memakai teether 10-15 menit sudah cukup untuk mencegah pemakaian yang berlebihan.

8. Penggunaan Teether Harus Dalam Pengawasan

Ketika Si Kecil menggunakan teether untuk bayi, jangan lupa untuk selalu mengawasinya.

Hal tersebut bertujuan agar Si Kecil bisa menggunakan teether sesuai dengan fungsinya dan tentunya tidak berlebihan.

Apalagi Si Kecil bisa saja melempar teether ke lantai.

Jika hal ini terjadi, jangan sampai Moms langsung memberikan teether tersebut kembali ke Si Kecil tanpa membersihkannya ya!

Nah! Bagaimana penjelasan dari Orami, Moms?

Jadi, jangan lupa untuk memilih teether terbaik untuk Si Kecil ya! Jika ada pertanyaan lain, yuk ajukan di kolom komentar!

  • https://www.aap.org/en-us/advocacy-and-policy/aap-health-initiatives/Oral-Health/_layouts/15/WopiFrame.aspx?sourcedoc=/en-us/advocacy-and-policy/aap-health-initiatives/Oral-Health/Documents/OHFlipChartPPFinal.ppt&action=default&DefaultItemOpen=1
  • https://www.aappublications.org/content/35/8/32.1

Konten di bawah ini disajikan oleh advertiser.
Tim Redaksi Orami tidak terlibat dalam materi konten ini.


FOLLOW US

facebook
twitter
instagram
spotify
tiktok

Orami Articles — Artikel Seputar Parenting, Kesehatan,
Gaya Hidup dan Hiburan

Copyright © 2024 Orami. All rights reserved.

rbb